Dark/Light Mode

Bamsoet Diangkat Jadi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi BP PTSI

Kamis, 18 Mei 2023 21:13 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (tengah) menerima Ketua Umum Asosiasi BP PTSI Thomas Suyatno dan Sekretaris Dewan Penasihat Sulastiana, di Jakarta, Kamis (18/5). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (tengah) menerima Ketua Umum Asosiasi BP PTSI Thomas Suyatno dan Sekretaris Dewan Penasihat Sulastiana, di Jakarta, Kamis (18/5). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) diangkat menjadi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Asosiasi BP PTSI). Asosiasi BP PTSI yang terbentuk pada 10 Desember 2003 bertujuan untuk menghimpun Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia dalam satu wadah organisasi, dan bersama-sama mempersiapkan civitas akademika yang mampu berperan aktif dalam era globalisasi serta membangun dunia pendidikan tinggi di Indonesia.

"Asosiasi BP PTSI mempunyai peran strategis membangun sinergi dan kolaborasi, serta mendorong peningkatan kapasitas dan kapabilitas perguruan tinggi swasta. Mengingat semangat pembaharuan dunia pendidikan merupakan keniscayaan. Terlebih akibat pandemi Covid-19, sistem pembelajaran pun harus disesuaikan dengan memanfaatkan teknologi informasi yang kini menjadi keharusan," ujar Bamsoet, saat menerima Ketua Umum Asosiasi BP PTSI Thomas Suyatno dan Sekretaris Dewan Penasihat Sulastiana, di Jakarta, Kamis (18/5).

Baca juga : Bamsoet Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Kongres Dunia WFSDA

Ketua DPR ke-20 ini mengingatkan, dunia pendidikan di Indonesia masih menyisakan banyak persoalan. Hal ini tercermin dari peringkat pendidikan negara-negara di dunia yang dipublikasikan World Population Review pada tahun 2021. Dalam daftar tersebut, Indonesia menempati peringkat ke-54 dari 78 negara di dunia. Bahkan, di kawasan Asia Tenggara saja, peringkat Indonesia masih berada di bawah Singapura (peringkat 21), Malaysia (peringkat 38), dan Thailand (peringkat 46).

"Salah satu persoalan besar yang dihadapi bangsa Indonesia adalah terkait ketimpangan dan keterbatasan akses pendidikan. Hal tersebut tergambar dari kesenjangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM di DKI mencapai 81,11, sementara IPM di Papua 'hanya' 60,62. Ketimpangan tersebut juga terlihat dari rendahnya Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi yang pada tahun 2021 tercatat sebesar 31,18 persen," kata Bamsoet. 

Baca juga : Bamsoet Dorong Legalitas Kendaraan Konversi Dan Kustom Di Indonesia

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini memaparkan, jumlah mahasiswa di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun. Sementara daya tampung perguruan tinggi negeri cenderung stagnan. Sebagai gambaran, pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri 2022, dari 800.852 pendaftar hanya 192.810 peserta yang diterima, atau sekitar 24,07 persen.  

"Karena itu, kehadiran perguruan tinggi swasta harus menjadi solusi mengatasi ketimpangan dan keterbatasan akses terhadap pendidikan tinggi. Tidak hanya dari aspek kuantitas, tetapi juga kualitas," pungkas Bamsoet.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.