Dark/Light Mode

Dosen Esa Unggul Jelaskan Inovasi Baru Deteksi Cepat Endoksin Bakteri Gram Negatif

Minggu, 24 September 2023 06:13 WIB
Bakteri Gram negatif/Ilustrasi. (Foto: Istimewa)
Bakteri Gram negatif/Ilustrasi. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Baru-baru ini telah dikembangkan metode inovatif yang dinyatakan sangat cepat untuk mendeteksi endotoksin berbahaya yang dihasilkan bakteri Gram negatif. Metode ini dapat meningkatkan keamanan bagi pasien dan juga dapat mencegah kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial, yaitu infeksi yang diperoleh di rumah sakit.

Mengapa endotoksin perlu dideteksi dengan cepat, dan bagaimanakah upaya pengembangan metode inovatif yang baru tersebut? Prof Maksum Radji, dosen Prodi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Esa Unggul, menjelaskan bahwa deteksi endodoksin secara akurat dan cepat, sangat dibutuhkan karena endotoksin merupakan pemicu kuat terjadinya sepsis.

“Sepsis adalah kondisi klinis berat yang dapat mengancam jiwa seseorang akibat terinfeksi oleh mikroorganisme, termasuk oleh bakteri Gram negatif. Pada patogenesisnya, mikroorganisme patogen yang masuk ke dalam tubuh seseorang dapat melepaskan endotoksin secara sistemik, sehingga masuk ke dalam berbagai organ tubuh penderita melalui peredaran darah,” ungkapnya.

Prof Maksum menjelaskan, endotoksin berasal dari senyawa Lipopolisakarida (LPS), yaitu komponen dinding sel bakteri Gram negatif yang menjadi salah satu pemicu utama terjadinya sepsis dan sindrom syok septik, serta dapat menyebabkan kegagalan multi organ tubuh.

“Lipopolisakarida merupakan molekul yang terdapat pada membran luar dinding sel bakteri Gram negatif. Senyawa ini dapat memicu respons imun yang tidak terkontrol dan berlebihan, sehingga dapat menyebabkan demam dan peradangan," ucapnya.

Baca juga : Setelah Tinggalkan Anies, Demokrat Pedekate Ke Mega

Masuknya, endotoksin ke dalam aliran darah akan merangsang sel-sel kekebalan tubuh, antara lain monosit/makrofag yang kemudian memproduksi dan melepaskan senyawa sitokin seperti TNF dan IL-6, dan mediator inflamasi lainnya, yang dapat menyebabkan terjadinya peradangan sistemik, kerusakan endotel. "Bahkan dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan hipotensi (syok), dan disfungsi multi organ, toxic shock syndrome dan kematian,” lanjutnya.

Karena itu, lanjut dia, deteksi dini penyebab sepsis sangat penting. Jika sepsis ini tidak dikenali sejak dini dan tidak segera diobati, akan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kegagalan multi organ tubuh, syok, dan kematian.

Selama ini sindrom sepsis ini sulit untuk didiagnosis. Saat ini diagnosis sepsis berdasarkan gejala klinik berupa peradangan yang berkaitan dengan infeksi. Namun, tanda-tanda klinik ini umumnya dapat terjadi pada pasien yang kritis karena berbagai penyebab lainnya.

"Oleh karena itu, terdapat kebutuhan yang mendesak akan adanya biomarker atau penanda spesifik yang berkaitan dengan penyebab sepsis yang disebabkan oleh endotoksin,” jelasnya.

Pengembangan Metode Deteksi Endotoksin

Prof Maksum menjelaskan, pengembangan metode deteksi inovatif terbaru didasarkan pada cara deteksi cepat dan spesifik terhadap keberadaan LPS, yaitu komponen penting pada dinding sel bakteri Gram negatif yang bersifat endotoksin. Inovasi temuan ini telah dipublikasi pada The Journal Analytical Chemistry, pada 31 Juli 2023.

Baca juga : Hensat: AHY Ditinggal Anies, Demokrat Dapat Ujian Berat

“Selama ini diagnosis sepsis umumnya berdasarkan gejala klinik berupa peradangan yang berkaitan dengan terjadinya infeksi, atau masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh seseorang secara sistemik. Padahal, yang lebih penting untuk dideteksi adalah keberadaan endotoksin di dalam darah atau spesimen klinik,” terangnya.

Prof Maksum menambahkan, metode deteksi yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan endotoksin ini masih memerlukan waktu lama dan tidak praktis. Untuk mengatasi masalah ini, tim peneliti dari Universitas Sophia, Jepang, telah mengembangkan suatu metode inovatif, yang dapat mendeteksi endotoksin dalam hitungan menit, sehingga dapat diaplikasikan dalam pengujian di rumah sakit ataupun pada fasilitas industri sediaan farmasi.

Cara Mendeteksi

Menurut Prof Maksum, masih sangat terbatas cara untuk mendeteksi keberadaan endotoksin secara efektif. Selama ini, metode yang digunakan masih memerlukan waktu yang lama dan mahal. Sehingga seringkali dapat menyebabkan penundaan yang signifikan dalam diagnosis pasien dan pengambilan keputusan di rumah sakit.

Dia menerangkan, temuan metode terbaru ini telah dilaporkan peneliti utama Hiroshi Kimoto, seorang mahasiswa kandidat doktor di Sophia University, Jepang, menggunakan suatu platform baru untuk mendeteksi endotoksin dengan cepat dan efisien. Komponen utama dari sistem deteksi endotoksin yang dikembangkan adalah ratiometric fluorescent chemosensor yang disebut dengan Zn-dpa-C2OPy.

"Senyawa ini dirancang untuk dapat mengikat secara selektif endotoksin (LPS) yang terdapat pada spesimen. Jika terdapat endotoksin dalam sampel atau spesimen klinik maka akan menghasilkan pendaran yang unik yang dapat terdeteksi secara spektrometri,” jelasnya.

Baca juga : PAN Usulkan Nama Baru Koalisi: Indonesia Maju Berdaulat

Prof Maksum menambahkan, keunggulan metode baru ini adalah kecepatannya. Menurut tim peneliti yang mengembang metode ini, hanya diperlukan waktu sekitar 1 menit mulai dari pengumpulan sampel hingga hasil analisisnya, dan dapat mendeteksi sebanyak 36 sampel tiap jam.

Saat ini, lanjutnya, para peneliti telah berancang-ancang untuk mengembangkan suatu sistem deteksi endotoksin secara online yang dapat dipasang di lokasi-lokasi tertentu. Misalnya di ruang produksi sediaan farmasi, di samping tempat tidur pasien rumah sakit, dan di unit perawatan intensif guna memantau konsentrasi endotoksin baik pada darah pasien yang terinfeksi, ataupun pada ruang produksi sediaan farmasi.

"Dengan demikian, melalui metode deteksi cepat ini, ancaman endotoksin yang dapat menyebabkan pasien dalam kondisi kritis dapat diminimalkan dan menjadikan rumah sakit lebih aman dari terjadinya infeksi nosokomial, yang umumnya disebabkan bakteri Gram negatif, serta dapat meningkatkan kecepatan diagnostik penyakit infeksi bakteri,” pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.