Dark/Light Mode

Setelah Tinggalkan Anies, Demokrat Pedekate Ke Mega

Rabu, 6 September 2023 08:17 WIB
Wakil Ketua Umum Demokrat, Benny K Harman. (Foto: Ist)
Wakil Ketua Umum Demokrat, Benny K Harman. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah tinggalkan Anies Baswedan dan menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Partai Demokrat kini sedang mencari kawan baru. Salah satu poros yang akan dijajaki partai berlambang Mercy itu adalah koalisi pendukung Ganjar Pranowo. Untuk masuk ke poros Ganjar, Demokrat mulai pedekate alias pendekatan kepada Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Untuk berkoalisi, Partai Demokrat hanya memiliki 2 pilihan. Gabung ke poros Prabowo dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Pilihan lain, yakni gabung ke koalisi PDIP Cs yang telah mengusung Ganjar Pranowo sebagai Capres. Lantas ke mana Demokrat akan berlabuh?

Menurut Wakil Ketua Umum Demokrat, Benny K Harman, partainya lebih condong bergabung dengan PDIP. Namun, kata Benny, Demokrat juga akan tetap membangun komunikasi dengan poros Prabowo.

"Saya rasa paling mungkin itu adalah ke PDIP dengan Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai epicentrumnya atau Prabowo Subianto (di gerbong Gerindra)," kata Benny di Kompleks DPR/MPR, Senayan, Jakarta, kemarin. 

Kata Benny, selama ini hubungan Mega dengan Ketua Majlis Tinggi Partai (MTP) Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono baik. Untuk itu, dia berharap keduanya bisa segera bertemu untuk membahas koalisi. 

"Ibu Megawati tidak pernah jahat dengan Demokrat, tidak pernah jahat dengan Pak SBY, ya kan? Saya rasa kami pun, Pak SBY pun menghormati Ibu Mega," sambungnya. 

Baca juga : AHY Sudah Dingin, Elite Demokrat Masih Panas

Benny lantas teringat dengan peristiwa saat SBY meminta agar suami Mega, almarhum Taufik Kiemas untuk menjadi Ketua MPR pada periode kedua kepemimpinan SBY. "Saya menyaksikan pada saat itu. Jadi kita nggak ada masalah," ungkap anggota Komisi III DPR tersebut. 

Kendati demikian, bagaimana putusan akhirnya ke mana Demokrat menetapkan pilihannya, ia menegaskan kewenangan ada di tingkat DPP dan Majelis Tinggi Partai (MTP). "Yang jelas kami menyambut gembira rencana pertemuan Pak SBY dengan Ibu Megawati," aku dia. 

Sebelumnya, Ketua DPP Demokrat Herman Khaeron berharap adanya doa terbaik dari masyarakat ke mana partainya berlabuh. Termasuk jika Mercy mengambil sikap merapat ke PDIP. 

"Yah mohon doa restunya lah. kita tunggu saja lah ya. Begitu nanti ketika Majelis Tinggi Partai Demokrat," sebut politisi yang akrab disapa Kang Hero, Senin (4/9). 

Herman mengaku SBY intens melakukan komunikasi dengan Mega. Apalagi dalam pidato saat rapat MTP, SBY juga sempat menyinggung tawaran dari pihak Ganjar. "Komunikasi itu beberapa level dan itu masih terus berkomunikasi, dan mudah-mudahan pada akhirnya bukan karena keinginan Demokrat," ucap dia. 

Herman kembali menegaskan, Mercy ingin mengarah pada koalisi yang memiliki visi dan misi serta menjunjung tinggi etika. Namun di koalisi pengusung Anies Baswedan, mereka justru dikhianati.

Baca juga : Setelah Deklarasi Cawapres, Imin Dibayangi Pemeriksaan KPK

Mendengar hal ini, PDIP menyambut positif. Banteng akan kembali mendekati Demokrat. Dalam waktu dekat PDIP akan komunikasi lebih intensif dengan Demokrat. "Saya kira komunikasi politik itu terus berlanjut sampai dengan sekarang," tandas Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar, Jakarta, kemarin. 

Namun, Basarah belum bisa memastikan apakah komunikasi tersebut akan berujung pada kerjasama politik. "Intinya kedua belah pihak akan berusaha menemukan kesamaan persepsi dan frekuensi," sambungnya. 

Wakil Ketua MPR itu mengungkapkan, komunikasi antara Banteng dengan Mercy telah terjalin sejak pertemuan antara AHY dengan Ketua DPP PDIP yang juga putri Mega, Puan Maharani beberapa waktu lalu. "Saya kira komunikasi politik itu terus berlanjut," jelas dia. 

Pengamat Politik dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai politik masih cair. Bisa berubah-berubah hingga jadwal pendaftaran Capres-Cawapres mulai dibuka oleh KPK.

"Demokrat bisa ke poros Gerindra atau poros PDIP. Tapi bisa juga bentuk poros baru," ujar Basarah.

Untuk membentuk poros baru, salah satu jalan yang bisa ditempuh Demokrat yakni berkoalisi dengan Golkar. Kedua partai ini sudah cukup memenuhi ambang batas treshold untuk mengusung pasangan Capres-Cawapres.

Baca juga : Ditinggal Anies Deklarasi, AHY Chill Out, Pilih Malming Bareng Keluarga

"Demokrat-Golkar sudah cukup untuk mengusung paslon, apabila Golkar tidak mendapatkan posisi Cawapres di kelompok Prabowo," nilai Saidiman kepada Rakyat Merdeka, kemarin. 

Bila dengan Golkar gagal, kata dia, Demokrat bisa bikin poros baru.  "Kalau jagoan PAN Erick Thohir tidak jadi Cawapres Prabowo, potensial diajak gabung Demokrat dan PKS. Toh, di koalisi Prabowo ada dua bakal Cawapres potensial, Erick dan Airlangga," ulasnya. 

Akan tetapi, ditegaskan Saidiman, merapat ke PDIP merupakan opsi yang paling rasional. Mengingat Ganjar adalah tokoh yang sangat kompetitif dalam Pilpres kali ini. 

 "Dengan bergabung ke poros Ganjar, insentif politik untuk Demokrat cukup terbuka, dengan atau tanpa menjadikan AHY sebagai Cawapres," pungkas dia. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.