Dark/Light Mode

Inflasi November 2021 Naik 1,75 Persen, BI Komit Jaga Stabilitas Harga

Rabu, 1 Desember 2021 21:59 WIB
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono (Foto: Istimewa)
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bank Indonesia (BI) berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi sesuai kisaran targetnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2021 mengalami inflasi 0,37 persen (mtm), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,12 persen (mtm). Perkembangan ini dipengaruhi peningkatan inflasi di semua kelompok yaitu inti, volatile food, dan administered prices.

Secara tahunan, inflasi IHK November 2021 tercatat 1,75 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,66 persen yoy. Inflasi diperkirakan berada di bawah batas bawah kisaran sasarannya 3,0±1 persen pada 2021 dan terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1 persen pada 2022.

Baca juga : Akane Terhenti, Tiga Unggulan Melaju

Inflasi inti pada November 2021 tercatat 0,17 persen (mtm), meningkat dari inflasi Oktober 2021 sebesar 0,07 persen (mtm). Berdasarkan komoditasnya, kenaikan inflasi inti terutama dipengaruhi inflasi komoditas emas perhiasan, sewa rumah, dan kontrak rumah seiring pergerakan harga emas global dan peningkatan mobilitas masyarakat.

Secara tahunan, inflasi inti November 2021 tercatat sebesar 1,44 persen yoy, meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,33 persen yoy. "Inflasi inti tetap rendah di tengah permintaan domestik yang mulai meningkat, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan BI dalam mengarahkan ekspektasi inflasi," jelas Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, dalam keterangan resminya, Rabu (1/12).

Kelompok volatile food mengalami inflasi 1,19 persen (mtm) pada November 2021, meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,07 persen (mtm). Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi kenaikan harga minyak goreng seiring berlanjutnya kenaikan harga crude palm oil (CPO) global. Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat 3,05 persen yoy, lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,16 persen yoy.

Baca juga : Terhenti, Rinov/Tari: Kami Sudah Tampil Maksimal

Kelompok administered prices pada November 2021 mencatat inflasi 0,37 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,33 persen (mtm).

"Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh inflasi angkutan udara dan rokok kretek filter akibat mobilitas udara yang membaik sejalan dengan pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas dan berlanjutnya dampak kenaikan cukai tembakau," ucapnya.

Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi 1,69 persen yoy, lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,47 persen yoy. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.