Dark/Light Mode

Hingga September Naik 35 Persen

Top, BTN Kantongi Laba Rp 1,52 Triliun

Jumat, 22 Oktober 2021 06:50 WIB
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Keuangan BTN per 30 September 2021. (Foto: Istimewa).
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Keuangan BTN per 30 September 2021. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kinerja PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN masih terus menanjak. Sepanjang Januari- September 2021, laba bersih perusahaan pelat merah itu tumbuh 35,32 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 1,52 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,12 triliun.

Kenaikan laba bersih ini di­topang oleh pertumbuhan penyaluran kredit serta efisiensi biaya dana atau Cost of Fund (CoF).

Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengaku optimistis, kinerja positif ini akan terus berlanjut hingga akhir 2021. “Tentunya dengan berbagai inovasi dan transformasi bisnis yang dilakukan BTN,” ucapnya dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Keuangan BTN per 30 September 2021 secara virtual di Jakarta, kemarin.

Baca juga : Mendag Ramal Nilai Ekonomi Digital Capai Rp 4.531 Triliun

Kinerja BTN yang gemilang tersebut, diakui Haru, tak lepas dari dukungan Pemerintah, Oto­ritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia (BI) yang mengeluarkan berbagai kebijakan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sehingga membuat industri perbankan dan sektor properti kembali menggeliat.

Dirincikannya, BTN berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp 270,27 triliun per 30 September 2021. Atau naik 6,03 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 254,91 triliun.

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi masih menjadi penopang utama pertumbuhan kredit BTN dengan kenaikan sebesar 11,74 persen yoy menjadi Rp 129,98 triliun pada 30 September 2021.

Baca juga : Airlangga: Realisasi Perlindungan Sosial Capai Rp 117,3 Triliun

“Kenaikan penyaluran KPR Subsidi tersebut membuat BTN masih mendominasi pangsa KPR Subsidi sebesar 86 persen,” jelasnya.

KPR Non-Subsidi juga turut menunjukkan kenaikan di level 2,11 persen yoy menjadi Rp 81,88 triliun per 30 September 2021. Di segmen non-peruma­han, kredit konsumer dan kredit korporasi juga menunjukkan pertumbuhan positif di level masing-masing sebesar 21,28 persen yoy menjadi Rp 5,79 triliun dan 89,77 persen yoy menjadi Rp 12,15 triliun per 30 September 2021.

Secara keseluruhan, catatan pertumbuhan kredit dan pembi­ayaan BTN berada di atas rata-rata penyaluran kredit perbankan nasional. Data Bank Indonesia (BI) merekam pertumbuhan kredit yang disalurkan industri perbankan nasional hanya naik di level 2,21 persen per September 2021.

Baca juga : Nggak Terima Dipecat, Viani Limardi Bakal Tuntut PSI Rp 1 Triliun

Sementara kualitas kredit juga terus menunjukkan perbaikan hampir di seluruh segmen. Per 30 September 2021, Non Per­forming Loan (NPL) gross BTN ditekan menjadi 3,94 persen dari 4,56 persen di periode yang sama tahun sebelumnya.

Meski NPL berhasil ditekan, namun perseroan tetap melaku­kan peningkatan rasio pencadangan (coverage ratio) sebesar 1.410 bps (basis poin) secara yoy, yakni menjadi 125,46 persen pada akhir September tahun ini dari 111,36 persen di periode yang sama tahun sebelumnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.