Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Penambangan Dipantau Secara Digital Dan Virtual

Dari Jauh, Bisa Lihat Mata Bor Nembus Perut Bumi

Senin, 3 Januari 2022 11:50 WIB
WK Rokan War Room, pusat pemantauan kegiatan operasional Blok Rokan di Kantor Utama Pertamina Hulu Rokan, di Rumbai, Pekanbaru, Riau.
WK Rokan War Room, pusat pemantauan kegiatan operasional Blok Rokan di Kantor Utama Pertamina Hulu Rokan, di Rumbai, Pekanbaru, Riau.

RM.id  Rakyat Merdeka - Sistem pengeboran minyak zaman sekarang sudah canggih. Untuk mengejar target 300 ribu barrel minyak per hari di tahun 2025, Pertamina lari kencang. Strategi pengeboran dikombinasi dengan teknologi digital. Ribuan data lahir setiap harinya, dan ini harus dikelola agar bisa dianalisa.

Pertamina Hulu Rokan, perusahaan yang mengerjakan pengeboran dan produksi di Blok Rokan memiliki gedung pusat pengolahan data, yang bernama IODSC atau Integrated Optimization Decision Support Center. Fasilitas ini adalah sumber informasi atau big data berkaitan dengan aktivitas sumur dan peralatan di lapangan. “Setiap hari 4-5 ribu data masuk. Di sini, semua diintegrasikan untuk mendukung pembuatan keputusan,” kata Dirut Pertamina Nicke Widyawati.

Di sini juga tersimpan data dari para ahli dari berbagai bidang, dan bisa diolah menjadi informasi berharga, diimplementasikan untuk memacu kinerja sumur dan peralatan. Artificial intelligence atau kecerdasan buatan sudah diterapkan di sini. Antara lain untuk pengaturan jadwal perawatan ulang sumur otomatis, perencanaan pergerakan rig agar optimal dan efisien, sampai mengidentifikasi kerja pompa yang sudah menurun. Pemanfaatan teknologi ini juga bisa menganalisa dan mengukur aliran produksi minyak, sampai kondisi tekanan fluida di dalam sumurnya.

Baca juga : Amankan Listrik Saat Natal Dan Tahun Baru, PLN Siagakan 48.179 Petugas

Hebatnya, data historis dapat digunakan untuk menyusun prioritas pekerjaan kritikal sampai mobilisasi logistik agar sistematis dan efisien. Dengan GPS, kendaraan operasional perusahaan dipantau. Apabila kendaraan berada di lokasi yang tidak sesuai dengan rencana perjalanan, maka driver akan dihubungi melalui telepon. Dan, akan ditanyakan apa yang terjadi sehingga melenceng dari jalur seharusnya.

Teknologi drone juga digunakan untuk memantau kondisi pipa-pipa minyak yang terbentang ribuan kilometer.

Seluruh sistem dari IODSC ini, diintegrasikan di War Room, yang sudah diresmikan akhir pekan lalu oleh Dirut Pertamina. Dan juga disambungkan dengan fasilitas Pertamina Integrated Commad Centre (PICC) yang berada di kantor pusat Jakarta.

Baca juga : Ini Keuntungan Pancasila Digali Dari Kearifan Lokal

Dengan digital centre, keputusan bisa diambil dengan cepat. Manfaat lain, menghindari loss production opportunity. Sebab, ada langkah preventif dan maintenance untuk mengurangi shut down operasional. “Sebaliknya, pengolahan data ini malah bisa meningkatkan produksi minyak,” kata Nicke.

Bayangkan, selain 11 ribu sumur yang sekarang dioperasikan, target setahun ke depan adalah 500-an sumur baru. Tanpa digitalisasi data, tidak mungkin itu dilakukan. Digitalisasi juga memudahkan semua tim untuk mengelola, sekaligus sampai ke urusan safety and environment-nya. “Dari mulai operasional, hingga technical jika terjadi failure sampai ke sisi komersialnya, bisa dihandel dengan cepat di pusat data,” papar Nicke.

Misalnya, untuk melakukan pengeboran. Sejak proses perencanaan, sampai pengadaan peralatan, semuanya bisa dipantau secara virtual dan digital. Semua perangkat yang digunakan di lapangan juga dipasangi kamera dan CCTV, sehingga bisa dilihat progres kerjanya, di kantor pusat data. Kamera juga bahkan bisa memantau seluruh personil yang bekerja di lokasi, untuk memastikan seluruh aspek keselamatannya terjamin.

Baca juga : Literasi Digital Netizen Fair 2021 Dihadiri Sekitar 4.000 Peserta

Dengan digitalisasi, proses drilling hingga produksi bisa di-manage lebih baik. Jika ada persoalan pun cepat diketahui. Bahkan, sistem digitalisasi ini sudah diadopsi di blok lain. “Ini bukan hanya di Blok Rokan, tapi akan digunakan di seluruh hulu migas pertamina,” ucap Nicke. Tahun depan, semua blok Pertamina menerapkan sistem ini. [NAN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.