Dark/Light Mode

PMI Manufaktur Naik, Kepala BKF Girang

Senin, 3 Januari 2022 20:43 WIB
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu. (Foto: ist)
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Terkendalinya pandemi Covid-19 di Indonesia dalam tiga bulan terakhir telah mendorong menguatnya aktivitas sektor riil. 

Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu mengatakan, industri manufaktur sebagai salah satu kontributor utama Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia juga terus mengalami penguatan seiring dengan kuatnya aktivitas ekspor.

"Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur melanjutkan tren ekspansif (53,5) pada Desember 2021, menandakan adanya peningkatan aktivitas produksi selama empat bulan berturut-turut," kata Febrio dalam keterangannya, Senin (3/1). 

Baca juga : PMI Manufaktur Indonesia Lampaui China, Menperin Happy Banget

Pada level global, lanjut dia, PMI Manufaktur Indonesia relatif lebih baik dibandingkan beberapa negara Asia seperti Korea Selatan (51,9), Filipina (51,8), dan Malaysia (52,8). 

Selain itu, PMI yang berada di zona ekspansif ini juga menunjukkan bahwa aktivitas industri terus mengalami peningkatan setelah terjadi pelonggaran pembatasan aktivitas pada pertengahan tahun 2021. 

“PMI yang terus berada di zona ekspansif ini mengindikasikan bahwa aktivitas manufaktur di sepanjang Triwulan IV 2021 sangat tinggi dan kita berhasil keluar dari tekanan di masa puncak varian Delta dengan cepat,” ujar Febrio. 

Baca juga : Pemerintah Pastikan Pasokan Batubara, PLN Jamin Keandalan Listrik Ke Pelanggan

Pencapaian ini juga ditandai oleh pertumbuhan output yang terus membaik, terutama didukung oleh peningkatan permintaan ekspor dari negara mitra dagang. Pertumbuhan output mengalami peningkatan dan menjadi pertumbuhan tercepat ketiga sepanjang sejarah. 

Perbaikan ini juga semakin mendorong optimisme pelaku usaha dalam menghadapi sejumlah risiko di tahun 2022, seperti masih tingginya ketidakpasatian terkait pandemi Covid-19, serta meningkatnya bahan baku dan biaya logistik akibar gangguan di sisi supply. 

Dengan PMI yang terus melanjutkan tren ekspansif, sektor manufaktur nasional diperkirakan akan terus menguat di tahun 2022 seiring dengan pemulihan permintaan domestik dan ekspor. Di sisi lain, arus pasokan bahan baku juga diproyeksikan akan membaik, sehingga tingkat optimisme bisnis pada tahun 2022 diperkirakan meningkat. 

Baca juga : Kebut Vaksinasi, Kepala Daerah Punya Peran Penting

“Secara umum, Rilis PMI Manufaktur Desember menunjukkan bahwa sentimen sektor usaha semakin menguat karena perbaikan proyeksi ekonomi ke depan, seiring semakin terkendalinya pandemi”, tegas Febrio. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.