Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Inflasi Indonesia 2021 Tetap Terkendali Rendah Dan Stabil

Senin, 3 Januari 2022 23:46 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Foto: Kemenko Perekonomian)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Foto: Kemenko Perekonomian)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah masa pandemi, inflasi Indonesia relatif terkendali dibandingkan beberapa negara yang terus mengalami peningkatan inflasi akibat supply-demand imbalance dan krisis energi. Misalnya Singapura sebesar 3,8 persen (yoy), Euro Area sebesar 4,9 persen (yoy), dan Amerika Serikat sebesar 6,8 persen (yoy) pada November 2021.

Di tengah tekanan inflasi di berbagai negara maju tersebut, laju inflasi Indonesia pada 2021 masih terkendali pada level yang rendah dan stabil, serta berada di bawah kisaran target sebesar 3±1 persen (yoy) yang telah ditetapkan. Realisasi inflasi pada 2021 tercatat sebesar 1,87 persen (yoy) atau naik dari realisasi tahun 2020 yang sebesar 1,68 persen (yoy). Hasil pengendalian ini tidak terlepas dari koordinasi yang kuat antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas harga.

Inflasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Pencapaian realisasi inflasi tahun 2021 didukung oleh inflasi volatile food (VF) yang masih terjaga di tengah peningkatan inflasi administered prices (AP) dan masih terbatasnya inflasi inti,” ungkap Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, di Jakarta, Senin (3/01).

Baca juga : Realisasi Subsidi 2021 Rp 243 T, Capai 138 Persen Dari Target

Secara bulanan, inflasi Desember 2021 meningkat sesuai dengan tren musiman dengan realisasi sebesar 0,57 persen (mtm), yang dipengaruhi pergerakan seluruh komponen inflasi dan merupakan angka tertinggi sepanjang 2021. Komponen VF pada Desember 2021 mengalami inflasi 2,32 persen (mtm) atau 3,20 persen (yoy) dengan andil 0,38 persen.

Beberapa komoditas VF yang dominan menyumbang terhadap inflasi Desember 2021 antara lain cabe rawit, minyak goreng, telur ayam ras, daging ayam ras, dan cabe merah. Secara tahunan, inflasi VF terjaga sesuai rentang sasarannya yang disepakati dalam High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Pusat (HLM TPIP) pada 11 Februari 2021 yakni dalam kisaran 3 persen sampai dengan 5 persen (yoy).

Sepanjang tahun 2021, total andil minyak goreng terhadap inflasi umum sebesar 0,31 persen. Semenjak Juli 2020, minyak goreng telah menunjukkan kenaikan harga sebesar 46,32 persen. Menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) per 31 Desember 2021, harga minyak goreng telah mencapai Rp 19.900,00 per liter.

Baca juga : Laskar Mahesa Jenar Pulangkan Taufik Hidayat

“Kenaikan harga CPO saat ini memang berdampak terhadap konsumen yaitu kenaikan harga minyak goreng sebagai salah satu turunannya. Namun, di sisi lain juga memberikan insentif kepada kesejahteraan petani yang terlihat dari kenaikan Nilai Tukar Petani Perkebunan Rakyat (NTPR),” ungkap Airlangga. 

Pemerintah terus berupaya mendorong langkah stabilisasi harga guna menurunkan harga beberapa bahan pangan yang mengalami tren kenaikan dalam menjelang akhir tahun. Salah satu langkah tersebut dilakukan Pemerintah bersama dengan produsen minyak goreng dan pengusaha ritel melalui program penyediaan 11 juta liter minyak goreng kemasan sederhana seharga Rp 14.000,00 per liter yang dilakukan melalui skema operasi pasar, khususnya menjelang periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. 

Di sisi lain, penurunan kasus Covid-19 yang terjadi secara konsisten membuat Pemerintah dapat terus memberlakukan relaksasi pembatasan mobilitas. Kondisi ini mendorong kelancaran aktivitas ekonomi termasuk pada sektor manufaktur. Hasilnya, terjadi kenaikan pada permintaan domestik dan luar negeri sehingga turut mendongkrak tingkat produksi. Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia Desember 2021 tercatat di posisi 53,5 atau masih berada pada level ekspansif. Level PMI Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN yakni Malaysia (52,8), Filipina (51,8), dan Myanmar (49,0).

Baca juga : IDeA Indonesia Akademi Lebarkan Sayap Ke Jatim

Ke depan, tingkat inflasi tahun 2022 diperkirakan akan meningkat dibanding pencapaian tahun 2021. Permintaan domestik yang semakin pulih seiring bergeliatnya aktivitas ekonomi diperkirakan akan mendorong peningkatan inflasi.

“Pemerintah juga terus memonitor imported inflation seiring tren kenaikan harga komoditas global dan normalisasi kebijakan moneter bank sentral dunia. Ditengah berbagai tantangan yang akan dihadapi pada tahun 2022, komitmen dan sinergi bersama seluruh pihak baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia untuk menguatkan koordinasi kebijakan strategi pengendalian inflasi menjadi kunci untuk menjaga inflasi tetap terkendali,” pungkas Airlangga. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.