Dark/Light Mode

Tangkap Peluang Permintaan Kopi Dunia, LPEI Gencar Kembangkan Desa Devisa

Senin, 10 Januari 2022 17:49 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) dan Direktur Bisnis II LPEI Maqin U Norhadi (kiri). (Foto: Istimewa)
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) dan Direktur Bisnis II LPEI Maqin U Norhadi (kiri). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Memasuki 2021, permintaan kopi dunia sudah menunjukkan tren menggembirakan. Nilai ekspor kopi Indonesia rebound ditopang oleh kenaikan harga kopi dunia. Pertumbuhan nilai kopi masih minus yaitu sebesar -1,9 persen pada periode kumulatif Januari-Oktober 2021, namun relatif membaik dari minus 6,9 persen pada 2020.

Porsi ekspor terbesar yaitu jenis kopi tidak disangrai (98,51 persen) dengan pertumbuhan nilai ekspornya -7,22 persen yoy di 2020.

Berdasarkan catatan Indonesia Eximbank Institute, permintaan kopi dunia di tahun 2022 akan semakin meningkat seiring harga yang juga semakin tinggi. Apalagi, pasarnya juga semakin luas.

Baca juga : Tok, Pemerintah Australia Cabut Pembatalan Visa Djokovic

"Ekspor perdana kopi hasil binaan Desa Devisa LPEI di Subang saja mencapai 18 ton untuk tujuan Arab Saudi. Padahal, pasar tradisional kopi seperti AS, Jepang, Jerman, dan negara Eropa lainnya terus membesar," ujar Maqin.

Para eksportir kopi nasional ini, berdasarkan catatan Indonesia Eximbank Institute tersebar di Semarang, Banda Aceh, Deliserdang, Medan, Bandar Lampung, Surabaya dan Sidoarjo, serta Malang.

LPEI juga mencatat ceruk permintaan kopi yang lebih spesifik seperti kopi organik sangat cerah pasarnya. Untuk itu selain di Subang, LPEI juga mendampingi pengembangan bisnis kopi organik di kawasan Pegunungan Ijen, Banyuwangi.

Baca juga : Tingkatkan Kinerja Dan Ekspor, Menkeu Dorong LPEI Wujudkan Pembangunan Nasional

"Tahun ini, ditargetkan kopi organik jenis java ijen dapat mulai diekspor untuk memenuhi pasar Jepang," tutur Maqin.

Desa-desa di kawasan ini sambungnya, menjadi bagian dari program Desa Devisa LPEI, yang pada 2022 ditargetkan dapat menjangkau sekitar 100 desa melalui program Desa Devisa tersebut.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati juga meminta LPEI lebih kreatif dan inovatif, supaya Indonesia dapat memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi. Indonesia saat ini dihadapkan pada sebuah lingkungan dunia yang bergerak sangat cepat. Untuk itu, ekspor merupakan salah satu engine growth yang sangat penting.

Baca juga : Erick: Prioritaskan Kebutuhan Energi Dalam Negeri, Demi Kelancaran Pembangunan

"LPEI yang berfungsi sebagai pemberi kredit atau credit enhancer, sebagai fasilitator, akselerator, maupun agregator harus meningkatkan kreativitas dan inovasi," ujar Menkeu. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.