Dark/Light Mode

Hasil Kajian Konsultan Inggris

Bandara Soekarno Hatta Jadi Merek Termahal Di Indonesia

Kamis, 13 Juni 2019 10:58 WIB
Presiden Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin (tengah) menerima penghargaan Top 100 Indonesia Most Valuable Brand di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (12/6). (Foto: Humas Angkasa Pura II)
Presiden Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin (tengah) menerima penghargaan Top 100 Indonesia Most Valuable Brand di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (12/6). (Foto: Humas Angkasa Pura II)

RM.id  Rakyat Merdeka - Untuk pertama kalinya, Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) masuk menjadi salah satu merek paling mahal di Indonesia. valuasi merek (brand value) dari Bandara Internasional yang dikelola Angkasa Pura II itu tembus hingga US$72 juta.

Hal ini Berdasarkan kajian konsultan independent asal Inggris, Brand Finance, yang bekerja sama dengan majalah SWA. Dengan brand value tersebut, Bandara Soetta bercokol di posisi 71 dari daftar Top 100 Indonesia Most Valuable Brands 2019.

Sebagai pendatang baru di dalam daftar tersebut, Soekarno-Hatta menjadi satu-satunya bandara yang mampu menjadi merek paling mahal.

Metodologi yang digunakan oleh Brand Finance dalam menentukan brand value mencakup sejumlah proses yakni menghitung Brand Strength Index (BSI), Brand Royalty Rate dan Brand Revenues, hingga akhirnya didapat Brand Value dari suatu merek. 

President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, kesuksesan Soekarno-Hatta berada di dalam jajaran merek paling mahal untuk pertama kalinya merupakan hasil dari transformasi yang tengah dijalankan perusahaan.

Transformasi tersebut berujung pada meningkatnya pelayanan ke standar tertinggi dan berdampak pada terbentuknya loyalitas pelanggan serta meningkatnya pendapatan. 

Baca juga : Awak Penerbangan Bandara Soetta Dan Halim Bebas Narkoba

Diterangkan, Ada 3 transformasi yang sedang dilakukan, yaitu business dan portfolio transformation, infrastructure dan operation system transformation, dan human capital transformation.

"Transformasi tersebut untuk mencapai tujuan yakni menjadikan Soekarno-Hatta sebagai the best smart connected airport in the region.”

Selain itu kata dia, AP II juga melakukan pembangunan masif di Soekarno-Hatta seperti terminal, runway, dan stasiun kereta di mana hal ini termasuk dalam hard infrastructure.

"Di sisi lain, kami mengimbangi pembangunan itu dengan mengembangkan soft infrastructure yakni ekosistem digital,” ujar Muhammad Awaluddin. 

Menurutnya, lerpaduan antara pengembangan hard infrastructure dan soft infrastructure mampu membuat Soekarno-Hatta mempertahankan standar tinggi dalam melayani 60-70 juta penumpang pesawat per tahun.

“Digitalisasi di Soekarno-Hatta sangat penting karena Soekarno-Hatta tidak bisa dikelola dengan cara-cara tradisional lagi. Lewat digitalisasi kami mampu melayani 60-70 juta penumpang meskipun kapasitas terminal baru sekitar 50 juta penumpang,” jelas Muhammad Awaluddin. 

Baca juga : Jelang Lebaran, Penumpang di Bandara Sultan Hasanuddin Malah Turun

Dijelaskan, Soekarno-Hatta saat ini beroperasi dengan tiga terminal yakni Terminal 1, Terminal 2 dan Terminal 3.  Titik balik Soekarno-Hatta tentu saja adalah beroperasinya Terminal 3 pada 2016. Terminal berkapasitas 25 juta penumpang per tahun itu mampu membantu Terminal 1 dan 2 untuk mengurai kepadatan lalu lintas penumpang.

Sekarang, Terminal 3 bahkan menjadi referensi di Indonesia bagaimana seharusnya terminal penumpang pesawat beroperasi secara efektif dan efisien dengan standar pelayanan tinggi.

Soekarno-Hatta sejak 2017 juga telah dilengkapi dengan Skytrain sebagai moda transportasi antarterminal, sangat berbeda jauh dibandingkan dengan sebelumnya hanya mengandalkan shuttle bus. 

Lebih lanjut, kereta bandara juga mulai melayani traveler sejak awal 2018 dengan rute dari Stasiun Bekasi, BNI City, Duri, Batu Ceper ke Soekarno-Hatta. Dalam waktu dekat, kereta juga akan melayani Stasiun Manggarai.

Menurutnya, berbagai infrastruktur pelayanan digital juga bisa dinikmati di Soekarno-Hatta mulai dari wifi berkecepatan tinggi (wi-shock), iMATE Lounge (i-Millennial Airport Travel Experience Lounge), tempat bermain e-sport, hingga personil yang dilengkapi dengan gadget (Digital Officer with Digital Device).

Pengembangan digital juga mencakup dirilisnya aplikasi untuk iOS dan Android guna memudahkan traveler mendapatkan pelayanan sebelum, saat, dan sesudah penerbangan. 

Baca juga : Jonan Bawa Oleh-oleh Investasi

Ke depannya, pelayanan juga akan lebih meningkat dari sisi operasional dengan adanya runway ketiga dan east cross taxiway. Pengembangan hard infrastructure dan soft infrastructure membuat Soekarno-Hatta dapat beroperasi optimal dalam melayani penumpang.

“Saat ini kami juga bersiap membangun Terminal 4, sebelum nantinya akan dilakukan pembangunan Soekarno-Hatta II," tutur Muhammad Awaludin

Berbagai pengembangan yang diawali dari transformasi itu pada akhirnya membawa Soekarno-Hatta sebagai salah satu merek paling mahal di Indonesia pada 2019. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.