Dark/Light Mode

Airlangga: Presidensi G20 Indonesia Dorong Pemulihan Ekonomi Global Berkelanjutan

Kamis, 17 Februari 2022 11:28 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) bersama Presiden COP26 United Kingdom Alok Sharma usai pertemuan yang membahas isu strategis kedua pihak, Rabu (16/2). (Foto: Humas Ekon)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) bersama Presiden COP26 United Kingdom Alok Sharma usai pertemuan yang membahas isu strategis kedua pihak, Rabu (16/2). (Foto: Humas Ekon)

 Sebelumnya 
Di bidang kesehatan, aspek penting yang diusung Presidensi Indonesia adalah respon global dan inklusif dalam mengatasi pandemi Covid-19. Terutama, untuk affordability dan accessibility vaksin, serta penguatan arsitektur kesehatan global.

Upaya transformasi digital yang di masa pandemi telah mengakselerasi pemanfaatan teknologi digital di segala sektor perekonomian dan sosial, menekankan pentingnya ketersediaan infrastruktur/hardware digital seperti jaringan fiber optik. Agar berbagai platform digital tersebut dapat terjangkau dan mudah diakses.

Dalam kaitan ini, Airlangga mencontohkan Kartu Prakerja yang telah didistribusikan kepada 11 juta penduduk indonesia. Sebagai contoh mekanisme digital untuk skilling, reskilling dan upskilling sekaligus sebagai semi-bansos bagi masyarakat yang terdampak pandemi.

Baca juga : Airlangga: Indonesia Gunakan Presidensi G20 Untuk Perjuangkan Aspirasi Dan Kepentingan Negara Berkembang

Menyangkut transisi energi,  Indonesia tengah mengkaji mekanisme pembiayaan yang tepat guna mewujudkan langkah transformatif tersebut.

Hal ini perlu dibarengi dengan upaya mendorong investasi di bidang renewable energy, yang saat ini tengah dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia (antara lain hydropower dan solar). Termasuk, teknologi carbon capture and storage yang membutuhkan biaya idak sedikit.

Sejalan dengan Glasgow Climate Pact, Indonesia telah meluncurkan skema pembiayaan inovatif, dalam rangka mempercepat penutupan pembangkit listrik berbasis batu bara. Bekerja sama dengan ADB melalui Energy Transition Mechanism, serta pemanfaatan gas amonia untuk pembangkit listrik.

Baca juga : Robert Alberts Gondok Persib Ditahan PSIS Semarang

Untuk itu, solusi dan skema pembiayaan inovatif dan dukungan internasional memang sangat dibutuhkan. Sejalan dengan komitmen Glasgow.

Dalam hal ini, Airlangga kembali menyampaikan fokus Pemerintah Indonesia dalam hal ketenagalistrikan. Yaitu affordability of technology, availability of technology, serta komitmen implementasi.

Pemerintah Indonesia juga menekankan pentingnya leading by examples. Dalam konteks ini, perlu didorong model prototype yang dapat direplikasi ke depannya.

Baca juga : Presidensi G20 Indonesia Dipuji Menlu AS

Misalnya saja, partisipasi Indonesia dalam pameran Industri Hannover Messe secara digital, yang menggaungkan langkah Industri 4.0 Indonesia secara global. Langkah ini kemudian diikuti oleh berbagai pihak swasta dan pemerintah di banyak negara.

Pada akhir pertemuan, Menko Airlangga menegaskan perlunya menyelaraskan Presidensi G20 dengan hasil dan tindak lanjut kesepakatan COP26. Seraya menekankan pentingnya untuk menentukan low hanging fruits atau early harvest, yang dapat segera dicapai.

Secara bilateral, perlu digarisbawahi kembali pentingnya penyelarasan sistem sertifikasi kayu yang dimiliki oleh Indonesia, Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), dengan sistem Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) yang dikerjasamakan Indonesia Inggris, juga Uni Eropa.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.