Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kembangkan Energi Bersih, Industri Terkendala Investasi

Kamis, 17 Februari 2022 16:56 WIB
ilustrasi PLTS atap. (Foto: Ist)
ilustrasi PLTS atap. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Peningkatan elektrifikasi perlu dibarengi dengan percepatan transisi energi bersih dari sumber energi terbarukan dan digitalisasi pengelolaan energi yang lebih cerdas. Dengan begitu pencapaian target pengurangan emisi karbon Pemerintah Indonesia di tahun 2030 mendatang dapat terealisasi.

Sektor industri sebagai tiga besar penyumbang gas rumah kaca (GRK) dapat menjadi motor penggerak bagi sektor lainnya untuk segera mengambil langkah proaktif menuju pembangunan ekonomi hijau dengan net-zero emission.

Begitu kesimpulan dari Diskusi Media bertajuk “Transisi Energi Bersih Menuju Pembangunan Industri Hijau”, Schneider Electric, Kamis (17/2). Dalam diskusi ini hadir Koordinator Pelayanan dan Pengawasan Usaha Aneka EBT, Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Mustaba Ari Suryoko, Managing Director Xurya Daya Indonesia, Eka Himawan dan Business Vice President Industrial Automation Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Martin Setiawan.

Baca juga : Tumbuh 17,82 Persen, Industri Otomotif Serap 1,5 Juta Tenaga Kerja

Mustaba Ari Suryoko mengatakan, pemerintah telah menyiapkan roadmap untuk mendorong peningkatan industri serta pembangunan infrastruktur Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang tertuang di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030. Dalam RUPTL tersebut, pemerintah menargetkan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan mencapai 51,6 persen.

Selain itu, Kementerian ESDM akan mengembangkan secara bertahap PLTS Atap sebesar 3,6 GW hingga 2025. Adapun sektor industri dan bisnis menjadi salah satu segmen konsumen prioritas. Target penambahan PLTS Atap diharapkan dapat menekan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 4,58 juta ton CO2e pada 2025.

Sementara, Eka Himawan mengatakan, salah satu kendala yang dihadapi oleh pelaku industri untuk beralih ke energi bersih yakni biaya investasi awal yang tinggi. Padahal penggunaan PLTS Atap bagi pelaku industri memiliki peran penting dalam pengembangan industri hijau.

Baca juga : Dua Pakar Anjurkan Konsumsi Air yang Berkualitas dari Sumber Berkelanjutan

“Maka dari itu, kami menyediakan alternatif pembiayaan instalasi PLTS Atap tanpa investasi sebagai bentuk komitmen kami dalam meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan bagi pelaku industri,” ujarnya.

Sementara itu Schneider Electric yang juga merupakan bagian dari sektor industri berbagi pengalamannya dalam hal sustainability. Sebagai perusahaan global yang telah memulai perjalanan sustainability-nya sejak 2005, Schneider Electric telah memperoleh pengakuan dari berbagai agensi rating ESG dan sejak 2020 lalu.

Martin Setiawan mengatakan, perusahaan berhasil memperoleh CDP Climate Change A Rating selama 10 tahun berturut-turut. Terakhir, perusahaan juga dianugerahi sebagai the world’s most sustainable corporation 2021 menurut Corporate Knights. Komitmen sustainability dalam operasionalnya di Indonesia ditunjukkan dengan mendigitalisasi operasional seluruh pabriknya menjadi pabrik pintar.

Baca juga : Kerahkan Angsa Buat Cegah Imigran Ilegal

Perusahaan juga telah memulai peralihan ke PLTS Atap pada 2020 lalu untuk memenuhi kebutuhan energi di pabriknya di Cikarang. Saat ini, PLTS Atap pada pabrik Cikarang dapat menghasilkan 224 Mwh atau setara dengan 21,6 persen dari total konsumsi pabrik, mengurangi emisi karbon sebesar 164 ton karbon dioksida (TCO2) dan berhasil menghemat biaya energi sebesar 8 persen.

“Schneider Electric global memiliki Sustainability Business Division yang menyediakan serangkaian layanan yang komprehensif dalam pengelolaan energi dan sustainability. Schneider Electric’s Energy & Sustainability Services yang menyediakan layanan konsultasi untuk mengembangkan rencana strategis, dan mengimplementasikan proyek dan program untuk memenuhi tujuan energi, sustainability, dan tujuan iklim perusahaan,” tutup Martin.

Sustainability Business Division (SBD) telah memberi saran kepada ribuan perusahaan global tentang cara mengukur, mengelola, dan mengurangi jejak karbon mereka sendiri. SBD telah menjadi penasihat energi terbarukan perusahaan terbesar di dunia, dan telah memberikan konsultasi pada lebih dari 100 transaksi perjanjian pembelian listrik (PPA) hingga saat ini lebih dari 8.000 MW tenaga angin dan surya baru di seluruh dunia. Selain mengurangi emisi, pelanggan SBD seperti Whirlpool telah melihat penghematan lebih dari $1 juta dengan mengurangi limbah dan mengadopsi solusi energi terbarukan. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.