Dark/Light Mode

Guru Besar ITS Surabaya: Program Dedieselisasi PLN Dorong Kemandirian Energi Nasional

Kamis, 24 Maret 2022 18:42 WIB
Proyeksi emisi karbon pada 2030 untuk sektor energi sudah dibawah target yang ditetapkan dalam Paris Agreement
Proyeksi emisi karbon pada 2030 untuk sektor energi sudah dibawah target yang ditetapkan dalam Paris Agreement

RM.id  Rakyat Merdeka - PT PLN (Persero) terus melaksanakan program dedieselisasi atau konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang masih beroperasi di wilayah terpencil.

Hal tersebut sebagai langkah pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK). Sampai tahun 2021, Indonesia terbilang sukses mengurangi GRK. Pasalnya, GRK dari sektor energi sudah berada jauh di bawah Paris Agreement, yakni sebesar 29 persen pada 2030.

Akademisi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Prof Mukhtasor, Ph.D melihat ada persepsi bahwa penurunan emisi harus dilakukan dengan membeli teknologi yang mahal di bidang energi.

Padahal, laporan yang dibuat oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada 2020 tersebut menunjukkan bahwa proyeksi emisi karbon pada 2030 sektor energi sudah di bawah target yang ditetapkan.

"Untuk sektor energi penurunan karbon kita sudah on the track. Yang belum memenuhi adalah kehutanan, tetapi kenapa yang didorong-dorong adalah sektor energi!" tegasnya saat menjadi pembicara pada seminar 'Renewable Energy Technology as a driver for Indonesia’s De-Dieselization' yang dilaksanakan di Hotel Ambarrukmo, Yogyakarta, Rabu (23/3).

Baca juga : Bertemu Pangdam V, Bamsoet Dorong Kemandirian Pengadaan Alutsista RI

Oleh karena itu, dalam menjalankan program dedieselisasi, PLN harus memaksimalkan kekuatan nasional dalam pengembangan teknologi Energi Baru Terbarukan (EBT) di dalam negeri.

Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional yang menyebutkan tujuan pertama dari kebijakan energi nasional sejatinya adalah kemandirian energi.

Setelah negara mampu mencapai hal tersebut, baru dapat dicapai tujuan selanjutnya untuk memperkuat ketahanan energi Nasional.

"Transisi energi adalah proses yang kompleks. Proses ini tidak hanya melibatkan sektor energi, tetapi juga menuntut adanya transformasi ekonomi. Di mana pengembangan teknologi baru akan menjadi sumber pendapatan untuk proses transisi yang berkelanjutan," jelas dia.

Mukhtasor juga berpesan, agar dalam menjalankan program dedieselisasi, peran PLN sebagai pengembang dan operator utama pembangkit harus tetap dipertahankan.

Baca juga : Akurindo Dorong Penguatan Peran Perempuan Di Sektor UMKM Nasional

Menurutnya, keberadaan Independent Power Provider (IPP) memang penting untuk mengembangkan teknologi baru, akan tetapi jika terlalu banyak pembangkit dikelola IPP, fungsi PLN hanya akan menjadi distributor saja.

Pilot project skema dedieselisasi secara hybrid menggunakan Automatic Generation Controller & Grid Monitoring System untuk Mini Grid di sistem Sumba Timur yang bekerja sama dengan United States Agency for International Development (USAID) dapat menjadi contoh nyata.

Bahkan, menurut Director of Advance Energy System USAID Hanny J. Berchmans proyek ini berhasil memberikan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat pulau terpencil.

Dengan menggunakan PLTS dan PLTD secara bersamaan, sistem Sumba Timur mampu menghasilkan listrik yang stabil dan tidak pernah padam selama 24 jam.

"Bahkan, kestabilan sistem mencapai 100 persen dengan memanfaatkan hanya 25 persen energi surya tanpa penggunaan baterai," paparnya.

Baca juga : Ngobras Bareng Dyland 'Sultan Pros', Bamsoet Dorong Perkembangan E-Sport

Senada, Head of Public Sector and Social Sector Practices in Africa McKinsey & Company, Adam Kendall, pun melihat dedieselisasi menjadi kesempatan bagi PLN untuk mengurangi ketergantungan terhadap baterai, yang saat ini menjadi komponen termahal dalam pengembangan PLTS sebagai baseload.

Hanya saja, dirinya mengingatkan sesuai dengan pengalamannya di Afrika, bahwa tahap pembangunan adalah proses yang terhitung mudah.

"Bagaimana dedieselisasi ini mampu meningkatkan skala ekonomi secara signifikan, dan dapat mendukung pembangunan daerah yang berkelanjutan menjadi satu hal yang harus terus dijaga," tutur Adam. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.