Dewan Pers

Dark/Light Mode

Dongkrak Kerja Sama Dagang Dan Investasi, KADIN Indonesia- Papua Nugini Teken MoU

Kamis, 31 Maret 2022 20:06 WIB
Wakil Ketua Umum KADIN Koordinator Bidang Maritim, Investasi dan Luar Negeri Shinta W. Kamdani (kedua kiri) dalam pertemuan Indonesia - Papua New Guinea Business Meeting, Kamis (31/3).  (Foto: Humas KADIN)
Wakil Ketua Umum KADIN Koordinator Bidang Maritim, Investasi dan Luar Negeri Shinta W. Kamdani (kedua kiri) dalam pertemuan Indonesia - Papua New Guinea Business Meeting, Kamis (31/3). (Foto: Humas KADIN)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dan KADIN Papua Nugini bersepakat untuk kembali melanjutkan kesepakatan kerja sama meningkatkan perdagangan, bisnis komersial dan investasi di antara kedua belah pihak.

Kerjasama itu dituangkan dalam Nota Kesepahaman yang ditandatangani Wakil Ketua Umum KADIN Koordinator Bidang Maritim, Investasi dan Luar Negeri Shinta W. Kamdani dan Ketua KADIN Papua Nugini John Leahy di Jakarta, Kamis (31/3).

Sebelumnya, Nota Kesepahaman ditandatangani oleh kedua pihak pada tanggal 18 Juni 2013, dan berakhir pada tanggal 18 Juni 2016.

"Kami memiliki tradisi hubungan diplomatik yang panjang. Di bisnis pun banyak potensi dan peluang yang ada di masing-masing negara, untuk meningkatkan perdagangan dan investasi," ungkap Shinta dalam pertemuan Indonesia - Papua New Guinea Business Meeting, Kamis (31/3).

Berita Terkait : RI Siap Buka Kembali Perbatasan Dengan Papua Nugini

Menurutnya, kedua belah pihak perlu untuk lebih mengembangkan interaksi bisnisnya. Seperti berkolaborasi dalam mendorong lebih banyak produksi barang dan jasa, yang dikirimkan dalam jangka waktu tertentu. Sehingga, dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto riil kedua negara.

"Kami juga membahas mengenai akses pasar. Kita akan mengajukan beberapa rekomendasi kepada masing-masing pemerintah kedua negara. Terutama, yang terkait fasilitas perdagangan dan investasi lintas batas negara. Dengan menghilangkan hambatan pajak, terhadap arus lintas batas," tambahnya.

Kerja sama lainnya adalah mengenai fasilitasi peningkatan kapasitas para Pengusaha Kecil (UKM), dan generasi muda untuk lebih memahami perkembangan bisnis di beberapa kota. Baik di Republik Indonesia dan Papua Nugini.

Selain itu, juga dibahas rencana optimalisasi potensi bisnis di kedua negara. Termasuk, sumber daya alam di Papua Nugini, untuk dikembangkan melalui kerja sama antara perusahaan Indonesia dan Papua Nugini. Melalui investasi dan perdagangan internasional.

Berita Terkait : Bamsoet Ajak Lestarikan Burung Khas Indonesia, Harganya Capai Rp 1 M

Perdana Menteri (PM) Papua Nugini, James Marapee menemui lebih dari 40 pengusaha Indonesia dalam forum bisnis yang difasilitasi KADIN dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

Kehadiran PM Marapee dalam forum bisnis ini adalah bagian dari rangkaian kunjungan di Indonesia, atas undangan dari Presiden Jokowi.

Bersama 71 delegasi Papua Nugini, perjalanan PM Marapee selama dua hari membawa misi perdagangan. Sekaligus mempererat hubungan strategis bilateral kedua negara bertetangga. Dengan lokasi strategis Papua Nugini, sebagai pintu masuk ke negara Kepulauan Pasifik, bersebelahan dengan Papua.

Di hadapan para pengusaha dari berbagai sektor antara lain bidang agrikultur, energi sumber daya alam, manufaktur, dan telekomunikasi, PM Marapee menyampaikan, masih banyak potensi yang dapat dikembangkan dari hubungan bilateral antara kedua negara di sektor perdagangan.

Berita Terkait : Dubes Heri Buka Peluang Baru Kerja Sama Sepak Bola Indonesia -Jepang

PM Marapee mengundang investor Indonesia untuk bisa berinvestasi di Papua Nugini.

Kementerian Perdagangan Indonesia mencatat tren positif perdagangan kedua negara, dengan pertumbuhan tahunan 4,84 persen.

KADIN mencatat, pada tahun 2021, total perdagangan mencapai 322 juta dolar AS. Hampir dua kali lipat dari capaian 2020.

Namun, komoditas yang diperdagangkan antara kedua negara kita belum terdiversifikasi.
 Selanjutnya