Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Ekonomi RI Masih Dalam Tren Pemulihan
LPS Ingatkan Perbankan Waspadai Kenaikan Inflasi
Kamis, 14 April 2022 07:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memandang perekonomian domestik masih berada dalam tren pemulihan meskipun sedang menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Namun demikian, ada sejumlah risiko yang berpotensi bakal terjadi. Salah satunya, kenaikan inflasi.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa merinci, beberapa tantangan global yang saat ini tengah terjadi di antaranya, perang Rusia-Ukraina yang berdampak terhadap Indonesia lewat berbagai jalur. Seperti kenaikan komoditas meliputi kenaikan sejumlah harga komoditas. Antara lain batubara dan minyak.
Baca juga : LPS Ingatkan Perbankan Transparan Soal Produk Yang Dijualnya
Kemudian, disrupsi rantai pasok global, dan meningkatnya volatilitas di pasar keuangan global. Hal itu tercermin pada indeks penjualan ritel, persepsi konsumen, dan penjualan semen. Meskipun beberapa indikator relatif melambat, namun aktivitas ekonomi nasional yang dilihat dari mobilitas masyarakat mengalami pemulihan. Ini seiring penurunan jumlah kasus Covid-19.
“Namun beberapa potensi risiko tetap perlu diwaspadai. Inflasi nasional diperkirakan akan mengalami kenaikan seiring kenaikan harga beberapa komoditas,” ucap Purbaya dalam Silaturahmi Pimpinan LPS dan Perbankan, Tantangan Perekonomian Global dan Ketahanan Perbankan Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Selasa (12/4).
Ia menyebut, beberapa penyebab utama yang dapat mendorong kenaikan inflasi. Di antaranya kenaikan PPN (Pajak Pertambahan Nilai), kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak), kenaikan harga minyak goreng di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Serta efek musiman Ramadan dan Idul Fitri.
“Pada Maret 2022, inflasi nasional relatif terkendali sebesar 2,64 persen secara year on year (yoy). Ke depan tingkat inflasi ini berpotensi dapat meningkat,” ucap mantan Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ini.
Baca juga : Kepolisian Yordania Sambut Kedatangan Perdana Suku Cadang Kendaraan Dari Indonesia
Saat ini, sambungnya, perbaikan likuiditas perbankan tidak lepas dari upaya Pemerintah dan segenap lembaga anggota KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan), melalui berbagai bauran kebijakan sektor keuangan yang sinergis.
Jika dilihat dari indikator per Maret 2022, likuiditas tumbuh 31,75 persen yoy. Dan sektor ekonomi sudah siap untuk pulih kembali lebih cepat dengan dorongan dari sektor finansial.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya