Dark/Light Mode

Manfaatkan Limbah, Inovasi CSR Subholding Upstream Pertamina Diapresiasi

Selasa, 26 April 2022 21:10 WIB
Webinar Ruang Energi dengan tema Inovasi Sosial Subholding Upstream Pertamina, Selasa (26/4). (Foto: Zoom)
Webinar Ruang Energi dengan tema Inovasi Sosial Subholding Upstream Pertamina, Selasa (26/4). (Foto: Zoom)

RM.id  Rakyat Merdeka - Inovasi Subholding Upstream Pertamina dalam menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan memanfaatkan limbah, diapresiasi Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan.

"Ini patut diapresiasi karena mengatasi masalah yaitu sampah dan minyak jelantah untuk menjadi energi baru. Mudah-mudahan program ini bisa dijalankan untuk semua regional," ungkap Mamit dalam Webinar Ruang Energi dengan tema 'Inovasi Sosial Subholding Upstream Pertamina', Selasa (26/4).

Untuk diketahui, Subholding Upstream Pertamina Regional Kalimantan Zona 8 memanfaatkan limbah sampah untuk menjadi gas metana dengan programnya, Waste to Energy for Community (Wasteco).

Baca juga : Mie Sedaap Kenalkan Varian Soto Madura, Pertama di Indonesia

Sementara Subholding Upstream Pertamina Regional Kalimantan Zona 10 membuat program Enbarter atau energi terbarukan dengan memanfaatkan pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel.

Mamit menilai, masalah sampah dan jelantah selalu terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Dengan memanfaatkan sampah menjadi energi, maka program CSR itu telah memberikan ketahanan energi, kemandirian dan kedaulatan energi.

"Ujungnya adalah masyarakat sekitar bisa bertahan dan kemandirian energi dapat tercapai. Jadi program CSR jangan hanya memberi tapi memberikan kemandirian juga," bebernya.

Baca juga : Mantapkan Portofolio Bisnis, PGN Subholding Gas Pertamina Bidik Pasar Ritel Gas Bumi

Head of Communication Relations & CID Zona 8 Frans Alexander mengungkapkan, program Wasteco dilakukan di wilayah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar, Balikpapan.

TPA Manggar yang merupakan TPA terbaik ke 2 se-Indonesia dalam kategori waste to energy ini mempunyai volume sampah 132 ribu ton per tahunnya. "Ada potensi gas metana dari timbunan sampah menjadi 2,2 juta metrik ton per tahun,' jelasnya. 

Selain itu, Subholding Upstream Pertamina Regional Kalimantan Zona 8 juga membentuk satu kelompok pengelola gas. Satu kelompok terdiri dari 26 orang yang bertugas untuk menjaga persediaan gas.

Baca juga : Sukses Dongkrak Kehidupan Nasabah, Program Holding Ultra Mikro Dipuji Erick

Dengan program Wasteco, perusahaan kini telah membangun 6.640 meter pipa gas metana. Gas tersebut sudah dimanfaatkan oleh 200 rumah disekitar lokasi TPA.

"Dari program tersebut, banyak penghematan yang tercipta misalnya iuran gas Rp 33,6 juta per tahun, penghematan tabung elpiji sebanyak 7.200 tabung gas elpiji 3 kg per tahun, dan menghemat biaya penerangan jalan sebesar Rp 15 juta pertahun dan Rp180 juta per tahun biaya penghematan memasak keluarga," ungkap Frans.

Diungkapkannya, selain Wasteco, ada beberapa program sosial yang dijalankan perusahaan tersebut. Yaitu, petani maju 4.0 dan juragan sampah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.