Dark/Light Mode

Cari Investor Untuk Energi Hijau, B20 Indonesia Roadshow Ke AS-Kanada

Jumat, 29 April 2022 18:49 WIB
Ketua Penyelenggara B20 Indonesia, Shinta W Kamdani (Foto: Instagram)
Ketua Penyelenggara B20 Indonesia, Shinta W Kamdani (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Delegasi B20 Indonesia menggelar roadshow ke Amerika Serikat dan Kanada sebagai negara anggota G20.

Ketua Penyelenggara B20 Indonesia, Shinta W. Kamdani mengatakan, mereka mendapat mandat menggelar roadshow ke kedua negara tersebut, untuk melakukan sosialisasi tentang isu prioritas dan agenda Presidensi B20 Indonesia. Sekaligus mengundang para pelaku usaha dari Amerika Serikat dan Kanada, untuk hadir dalam B20 Indonesia Summit 2022 yang akan diselenggarakan di Bali pada 13-14 November 2022.

"Ini adalah roadshow Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia sebagai penyelenggara, sekaligus roadshow pertama B20 Indonesia. Kami melakukan sosialisasi mengenai isu prioritas, agenda dan tangible legacy projects yang akan diberikan oleh B20 Indonesia. Sekaligus mengundang para delegasi untuk mengikuti B20 Indonesia Summit 2022 di Bali pada pertengahan November mendatang," papar Shinta dalam keterangannya dari New York, Jumat (29/4).

Diharapkan, roadshow ini tidak hanya mampu meningkatkan kerja sama bilateral ekonomi Indonesia dengan Amerika Serikat dan Kanada. Tetapi juga memaparkan peluang investasi kepada calon investor kedua negara, terkait transisi energi dan sustainable finance.

Khususnya, melalui inisiasi Carbon Market Hub dan Blended Finance untuk infrastruktur energi baru dan terbarukan.

Demi mendorong percepatan kolaborasi sektor swasta dan multilateral development bank (MDB), dalam bentuk inisiatif blended finance yang akan menyalurkan investasi sektor publik, swasta, development fund dan filantropi kepada proyek-proyek investasi hijau.

Baca juga : Kumpulkan CEO Perusahaan Global, Presidensi B20 Bahas 3 Topik Penting

Proyek transisi hijau yang akan didorong melalui B20 Indonesia, diharapkan menjadi salah satu legacy B20 untuk dunia, yang diupayakan melalui Net Zero Roadmap. Dengan tujuan menciptakan lebih banyak peluang bisnis, lapangan kerja bersih dan hijau, hingga pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan kolaboratif.

“Saat itu, kita membahas mengenai transisi energi hijau yang merupakan salah satu isu strategis yang didorong oleh Presidensi G20 Indonesia. Jadi, di AS dan Kanada ini, kami berkeliling menemui beberapa calon investor. Seperti Michael Bloomberg selaku Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Ambisi dan Solusi Iklim, Pendiri Bloomberg LP dan Bloomberg Philanthropies, dan Anggota B20 International Advocacy Caucus,” beber Shinta.

Shinta mengungkap, saat pertama kali mengadakan pertemuan di New York bersama delegasi, untuk mengikuti Forum Ekonomi BloombergNEF, organisasi tersebut juga mengumumkan akan turut berpartisipasi dalam agenda G20-B20 Summit, pada pertengahan November mendatang. Dengan menjadi tuan rumah BloombergNEF Summit Bali bertema Net Zero pada 12 November mendatang.

Di New York, Shinta bersama delegasi mengunjungi institusi New York Stock Exchange, US Chamber of Commerce, jaringan e-commerce, serta jaringan pelaku usaha.

Di Washington DC, delegasi melawat ke Department of Commerce, World Bank, AFC, DFC dan berkesempatan menemui John Kerry selaku Utusan Khusus Presiden AS Bidang Iklim.

Dalam lawatan ini, Shinta menegaskan, target Net Zero Emission yang dicanangkan Indonesia pada tahun 2060 membutuhkan dukungan pembiayaan, teknologi hingga infrastruktur energi. Agar mampu mendorong pemanfaatan energi baru dan terbarukan secara optimal.

Baca juga : Gugus Tugas B20 Dukung Transisi Energi Pada G20

Selain itu, juga diperlukan mekanisme kebijakan insentif yang tepat. Agar dapat meningkatkan mobilisasi pendanaan dan investasi, untuk kegiatan rendah karbon. Baik dari dana publik maupun investasi swasta.

"Jadi, kami butuh investor untuk mendukung secara finansial. Bukan hanya itu saja, dalam transisi energi kita harus memperhatikan juga justice energy. Karena energi itu berhubungan dengan masyarakat luas. Ini ada kaitannya dengan akses energi yang murah dan berkualitas, akses pekerjaan, keterampilan dan banyak lagi,” jelas Shinta.

Untuk itu, KADIN Indonesia mencoba melakukan kerja sama dengan beberapa institusi di AS seperti Development Financial Corporation (DFC). Agar membantu berinvestasi di sektor energi berkelanjutan. Terlebih, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar terkait energi baru dan terbarukan.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), potensi energi baru terbarukan (EBT) yang dimiliki Indonesia sangat besar.

EBT yang mencapai 3.686 giga watt (GW) itu berasal dari energi surya, air atau hidro, bioenergi, angin, panas bumi (geothermal), dan gelombang laut.

Namun, pemanfaatannya masih perlu ditingkatkan. Karena baru mencapai 0,3 persen.

Baca juga : Pertamina Ajak Perusahaan Global Aksi Nyata Dalam Call Meeting B20

Tak hanya mempromosikan terkait program transisi energi, dalam rangkaian B20 Roadshow ke AS dan Kanada ini, para delegasi Indonesia juga turut mendorong kerja sama lintas batas dan solidaritas global. Dengan fokus pada transformasi digital, energi bersih, dan program UMKM.

Mengenai situasi geopolitik ketegangan antara AS, Uni Eropa dan Rusia dan dampaknya bagi Presidensi G20 Indonesia, Shinta mengatakan, isu ini terus diawasi secara seksama. Sembari melihat arahan dari pemerintah.

“Sejak dulu, kita menganut politik bebas aktif. Jadi, kita tetap mengarah pada penyelesaian masalah, kestabilan harga pangan, energi, rantai pasok. Lebih fokus pada diversifikasi, inovasi dan adaptasi dalam pemulihan ekonomi dunia. Fokus kita tetap pada policy recommendation. Serta mencari solusi yang ada dan dampak dari geopolitik ini,” jelas Shinta. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.