Dark/Light Mode

Airlangga: G20 Harus Dipertahankan Sebagai G20, Bukan G19 Atau G13

Selasa, 24 Mei 2022 11:53 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) bersama Menkominfo Johnny G Plate (kiri) dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (kanan) dalam acara peresmian Paviliun Indonesia pada rangkaian acara World Economic Forum 2022 di Davos, Swiss, Senin (23/5). (Foto: Humas Ekon)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) bersama Menkominfo Johnny G Plate (kiri) dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (kanan) dalam acara peresmian Paviliun Indonesia pada rangkaian acara World Economic Forum 2022 di Davos, Swiss, Senin (23/5). (Foto: Humas Ekon)

RM.id  Rakyat Merdeka - World Economic Forum Annual Meeting (WEFAM) 2022 akhirnya kembali digelar, setelah sempat vakum pada tahun 2021 akibat pandemi Covid-19.

Dalam forum ekonomi internasional tersebut, Indonesia mendapatkan kehormatan untuk kembali terlibat melalui Indonesia Pavilion dan Indonesia Night.

Indonesia Pavilion adalah sebuah wadah untuk berdiskusi, mengadakan seminar, dan menjalin koneksi dengan entitas dari negara lain.

Sedangkan Indonesian Night, bertujuan untuk mempromosikan budaya dan kuliner Indonesia ke dunia.

Baca juga : Kapolres Malang Sam Ferli Dinobatkan Sebagai Warga Kehormatan Aremania

Sebelumnya, Indonesia Pavilion juga pernah dibuka di WEFAM 2018, 2019, dan 2020.

Dalam rangkaian agenda kunjungan kerja ke Davos, Swiss pada Senin (23/05), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berkesempatan hadir, dan menyampaikan sambutan di Paviliun Indonesia pada perhelatan WEFAM 2022.

Dia merefleksikan pengalaman dunia menghadapi pandemi Covid-19, dalam dua tahun terakhir.

“Dua tahun terakhir, semua negara berada dalam keadaan sulit akibat pandemi Covid-19. Kabar baiknya, Indonesia menunjukkan ketahanannya, dan mulai menunjukkan proses recovery. Perekonomian Indonesia pada Triwulan I tahun ini mencatat pertumbuhan sebesar 5,1 persen yoy,” kata Airlangga.

Baca juga : Ketua KPK Disarankan Minta Bantuan Kapolri

Selain itu, Airlangga juga berbicara mengenai isu global. Terutama, permasalahan geopolitik yang memberikan tantangan tersendiri bagi Presidensi G20 Indonesia.

Menko Airlangga juga menekankan, agar dunia tidak menutup mata pada berbagai permasalahan global lainnya, yang terjadi secara simultan dengan konflik Rusia-Ukraina. Seperti agenda perubahan iklim dan vaksinasi, yang belum merata di seluruh dunia.

"Perang di Ukraina mempertanyakan eksistensi G20. Ada juga perdebatan sengit tentang siapa yang harus atau tidak boleh diundang. Sebagai Presidensi G20, kepentingan Indonesia adalah menjaga keutuhan G20. G20 harus dipertahankan sebagai G20 – bukan menjadi G19, atau G13,” tegas Menko Airlangga.

"Semua anggota G20, berperan penting dalam menjaga stabilitas dunia," tegasnya.

Baca juga : Menko Airlangga Dorong Percepatan Pembangunan Ekonomi Jawa Tengah

Selama krisis keuangan global 2008, G20 berhasil mencegah ekonomi dunia jatuh lebih dalam ke jurang depresi.

G20 dibentuk dari dua pertiga dari populasi dunia, 85 persen dari PDB dunia, 75 persen dari perdagangan dunia, dan 80 persen dari investasi global.

"Keputusan yang dicapai di G20, akan memperbaiki banyak hal di dunia ini,” ucap Airlangga.

Dia berharap, semua anggota G20 dapat hadir, dalam rangkaian pertemuan G20. Kalau bisa, secara fisik. Sehingga, dapat menghasilkan konsensus global. Demi recovery dunia yang lebih inklusif dan berkelanjutan, sesuai slogan Presidensi G20 Indonesia: Recover Together, Recover Stronger. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.