Dark/Light Mode

Menteri Teten Tegaskan Pembangunan Pabrik Minyak Makan Merah Di Sumut Oleh Koperasi Musti Dipercepat

Kamis, 9 Juni 2022 19:01 WIB
Foto: dok Kemenkop UKM
Foto: dok Kemenkop UKM

 Sebelumnya 
Teten menekankan, upaya untuk mewujudkan kemandirian pangan melalui hilirisasi produksi minyak makan merah oleh koperasi tidak terlepas dari perlunya sinergi dan dukungan kemitraan dari seluruh stakeholders terkait.

Ia berharap, kemitraan ini dapat berjalan dengan baik, karena tahapan dari adanya inovasi, kemudian kolaborasi, yang selanjutnya adalah adanya akselerasi oleh kita semua. Sehingga dapat memberikan hasil sesuai yang diharapkan bersama.

Sumatera Utara, kata Teten, telah menjadi provinsi pionir penghasil kelapa sawit dan ingin memberikan nilai tambah dari industri sawit. Khususnya di tingkat perekonomian rakyat melalui koperasi.

Baca juga : Ini 2 Jurus Menteri Teten Selesaikan Masalah Koperasi

Di tempat yang sama, Kepala PPKS M Edwin Syahputra Lubis mengungkapkan, pihaknya telah menghasilkan inovasi yang diharapkan menjadi upaya dan langkah baru dalam rangka pengentasan stunting, sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui koperasi agar usahanya mampu naik kelas.

Inovasi tersebut adalah minyak makan merah, yang merupakan produk turunan dari minyak kelapa sawit dengan nutrisi berupa fitonutrein (karoten dan vitamin E) yang tinggi, serta kualitas asam lemak yang sangat baik bagi kesehatan.

Direktur Riset Perkebunan Nusantara Teguh Wahyudi menambahkan, dari 14,59 juta hektar luas perkebunan sawit di Indonesia, 6,04 juta hektar atau 41 persen, dikelola oleh petani swadaya dan dari total produksi sebanyak 44,8 juta ton, 35 persen di antaranya adalah hasil dari sawit rakyat.

Baca juga : Perhatikan Ketentuan Barang Bawaan Haji, Jangan Sampai Koper Dibongkar

"Hal yang paling penting kita hadirkan teknologinya untuk digunakan oleh rakyat atau koperasi. Jadi rakyat tidak hanya sampai TBS saja tapi juga mendapatkan nilai tambah," ucap Teguh.

Sementara itu Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi menuturkan, dengan inovasi minyak makan merah, TBS (Tandan Buah Segar) kelapa sawit dari petani tidak perlu lagi bergantung kepada pabrik minyak goreng.

TBS yang ada di rakyat yang dibawa ke pabrik biasanya ditambah potongan sampai 7 persen. Kalau begitu caranya, TBS mereka kita kumpulin dan tak usah kita bawa ke pabrik.

Baca juga : Budi Muliawan: Zaman Berubah, Generasi Muda Harus Adaptif

“Artinya jika kita siapkan ini dengan alat yang sederhana, saya rasa kita mampu membuat minyak merah. Sehingga kepusingan pemerintah karena minyak goreng ini bisa teratasi," ujar Edy.

Dalam menindaklanjuti hal tersebut, pihaknya juga bakal melakukan rapat untuk mengembangkan minyak makan merah di Sumatera Utara. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.