Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - PT Pertamina (Persero) berhasil meningkatkan net profit atau laba bersih dua kali lipat di tahun 2021, yaitu sebesar 2,05 miliar dolar Amerika Serikat (AS), atau setara Rp 29,3 triliun. Capaian ini naik 95 persen dibandingkan tahun 2020 yang sebesar 1,05 miliar dolar AS (Rp 15 triliun).
“Net laba Pertamina di 2021 mencapai 2,05 miliar dolar AS, termasuk kompensasi JBT (Jenis Bahan Bakar Tertentu) Solar dan JBKP (Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan) Pertalite,” ungkap Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam acara Forum Pemred, di Jakarta, Rabu malam (8/6).
Ia menjelaskan, laba bersih itu dari kenaikan pendapatan sebesar 39 persen, dari 41,47 miliar dolar AS (Rp 603 triliun) pada 2020, menjadi 57,51 miliar dolar AS (setara Rp 836 triliun) di tahun 2021.
Baca juga : Jokowi Bagi bagi Sertifikat Tanah Di Kampung Mola
Sementara EBITDA (Earning Before Interest Tax, Depreciation, and Amortization atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) juga tumbuh 19 persen, dari 7,95 miliar dolar AS (Rp 115,6 triliun) pada 2020, menjadi 9,45 miliar dolar AS ( Rp 137,4 triliun).
“Inilah hasil kerja keras kita di tengah-tengah kondisi yang sangat sulit di tahun 2021,” kata Nicke.
Selain itu, pihaknya melakukan beberapa penghematan melalui program Cost Saving yang jumlahnya mencapai 1,3 miliar dolar AS (Rp 18,9 triliun). Lalu program Cost Optimization yang berhasil menghemat 2,2 miliar dolar AS (Rp 32 triliun), program Cost Avoidance hingga 350 juta dolar AS (Rp 5 triliun). Dan, program Revenue Enhancement yang mencapai 0,5 miliar dolar AS (Rp 7,2 triliun).
Baca juga : Kadin Gandeng KPPU Cegah Persaingan Tak Sehat Di Dunia Usaha
Ia mengakui, pandemi Covid-19 yang berlangsung sepanjang tahun lalu turut menyebabkan penurunan permintaan BBM (Bahan Bakar Minyak) yang sangat signifikan akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Namun perseroan tetap berupaya bertahan, salah satunya dengan melakukan efisiensi besar-besaran di seluruh lini pekerjaan.
“Jadi, untuk bisa survive dalam kondisi pandemi ini, hanya satu, yaitu efisien,” cetusnya.
Bahkan, perseroan tetap mampu memberikan kontribusi terhadap penerimaan negara seperti pembayaran pajak, dividen, PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) dan signature bonus sebesar Rp 93,3 triliun per April 2022.
Baca juga : Permintaan Kendaraan Listrik Electrum Di Gojek Naik 2 Kali Lipat
“Sampai akhir tahun nanti, kami proyeksikan bisa berkontribusi hingga Rp 252,5 triliun,” harapnya.
Saat ini, pihaknya memiliki 18 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berkontribusi pada pengurangan defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD). Di antaranya Grass Root Refinery Tuban, RDMP (Refinery Development Master Plan) Balikpapan, Plaju, Dumai dan Cilacap. Lalu, Proyek Jambaran Tiung Biru, Pembangunan Jaringan Gas (Jargas) Kota, Katalis Merah Putih. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya