Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jokowi Kunjungi Uni Emirat Arab

BSI Kian Agresif Garap Keuangan Syariah Di Dubai

Selasa, 5 Juli 2022 10:17 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir didampingi Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengunjungi kantor BSI di Dubai. (Foto: Ist)
Menteri BUMN Erick Thohir didampingi Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengunjungi kantor BSI di Dubai. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI kian agresif menggarap pasar keuangan di Dubai sebagai pusat ekonomi syariah dunia.

Hal itu seiring dengan adanya penguatan kerja sama oleh pemerintah Indonesia melalui kunjungan Presiden Jokowi ke Uni Emirates Arab (UEA) pada Jumat (1/7) lalu.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengatakan, UEA khususnya Dubai adalah pusat ekonomi Islam dan investor keuangan syariah dunia. Dengan demikian, potensi ekonomi Syariah yang dapat dioptimalkan, setelah BSI Representative Office Dubai hadir di Dubai International Financial Centre (DIFC).

"UAE adalah pusat ekonomi syariah atau keuangan Islam dunia. Tentu potensi pasar yang dapat BSI optimalkan sangat besar di Dubai,” kata Hery dalam keterangannya, Selasa (5/7).

Hadirnya BSI di Dubai pun akan menjadi penghubung perbankan dan keuangan Indonesia dengan pusat-pusat keuangan syariah dunia. Untuk itu, pihaknya akan semakin fokus di Dubai, terlebih belum lama ini Presiden Jokowi mempererat hubungan Indonesia dengan pemerintah UEA.

Baca juga : Gandeng DMI, BSI Perkuat Layanan Keuangan Syariah Di Masjid

Seperti diketahui, Presiden Jokowi dan Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan, menyaksikan pertukaran dokumen IUAE-CEPA (Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement) yang telah disepakati kedua negara di Istana Al Shatie, Abu Dhabi, Jumat (1/7).

Hery bilang, dalam jangka pendek maupun menengah, BSI belum memiliki rancana ekspansi ke negara-negara lain. Karena perseroan akan fokus memaksimalkan potensi keuangan syariah global di sana, untuk mewujudkan BSI sebagai Top 10 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar pada 2025.

Secara bisnis, semakin fokusnya BSI menggarap pasar keuangan syariah global di Dubai memiliki alasan kuat. Dubai adalah basis investor di Timur Tengah. Di mana Pemerintah Indonesia menerbitkan semua Global Sovereign Sukuk di Nasdaq Dubai. Bahkan sekitar 30 persen investor Global Sukuk tersebut berasal dari kawasan Timur Tengah. 

Kawasan Timur Tengah pun menawarkan potensi bisnis yang sangat besar. Dari sisi perdagangan, sambung Hery, Indonesia memiliki volume yang signifikan dengan UEA. Nilai perdagangan  Indonesia–UEA pada  2021 mencapai  4,0 miliar dolar AS atau setara Rp 59,9 triliun, meningkat  37,88 persen dibandingkan dengan 2020 yang sebesar 2,9 miliar dolar AS (Rp 43,4 triliun). 

“Tentunya nilai ekonomi itu berpotensi terus bertumbuh ke depan seiring penguatan kerja sama Indonesia-UEA,” ucap Hery.

Baca juga : Pertamina Garap Proyek NBS Di Lahan Perhutani

Selain itu, Hery menjelaskan potensi lainnya adalah dari segi diaspora Indonesia, terdapat 1 juta warga negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di kawasan Timur Tengah sebagai tenaga migran. 

“Pada pekan lalu Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat mengunjungi Kantor BSI di DIFC, Dubai dan mengatakan kehadiran BSI di UEA tak hanya untuk menjangkau pasar global, melainkan juga melayani kebutuhan perbankan para pekerja migran Indonesia,” katanya.

Selain potensi bisnis tersebut, BSI memiliki Representative Office di Dubai International Financial Centre (DIFC). Adapun DIFC merupakan pusat keuangan terkemuka di Timur Tengah, Afrika, dan Wilayah Asia Selatan (MEASA) dengan cakupan total 72 negara yang kurang lebih memiliki total populasi 3 miliar penduduk dengan nominal PDB (Produk Domestik Bruto) sebesar 7,7 triliun dolar AS (Rp 104.936,1 triliun). 

Hery melanjutkan, pihaknya memiliki beberapa rencana bisnis yang sedang diolah lebih matang ke depan di Dubai. Pertama, kerja sama pembiayaan UMKM untuk tenaga perawat Indonesia di UEA. 

Kedua, kerja sama pengembangan bisnis kesehatan dengan pengusaha wanita di Dubai. Ketiga, insiatif ekspor ke Dubai yang sedang diperkuat Bersama kedutaan besar Republik Indonesia di sana, sebagai tindak lanjut dari acara Dubai Expo.

Baca juga : Jokowi: Ngumpulin Uang Rakyat Nggak Gampang, Jangan Malah Dipakai Belanja Produk Impor

“Rencana-rencana strategis tersebut sedang kami elaborasi. Sehingga kita bisa mengoptimalkan dan menjembatani kebutuhan dan kepentingan ekonomi masyarakat Indonesia di pasar UEA,” terang Hery.

Lebih lanjut ia menjelaskan, BSI di Dubai memperluas kerja sama dengan beberapa perusahaan yang memiliki reputasi besar di sana. 

Sebelumnya, BSI telah bekerja sama dengan Lulu Group dan Berrypa melalui  penandatanganan kerja sama (Memorandum of Understanding/MoU) antara perusahaan dengan Lulu Hypermart Indonesia sebagai jaringan dari Lulu Hypermart Global, jaringan pemasaran ritel terbesar di Timur Tengah dan fintech company Berrypay pada Mei lalu.

Hery menegaskan, BSI belum memiliki rencana ekspansi ke negara lain. “Sebabnya, dengan fokus di Dubai perseroan ingin memaksimalkan potensi keuangan syariah global di sana, untuk mewujudkan aspirasi BSI sebagai Top 10 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar pada 2025,” tutupnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.