Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Antisipasi Lonjakan Inflasi, BI Tahan Suku Bunga Di Level 3,5 Persen

Kamis, 21 Juli 2022 15:40 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo. (Foto: Ist)
Gubernur BI Perry Warjiyo. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (repo rate) sebesar 3,50 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25 persen. 

Keputusan ini diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 20-21 Juli 2022.

Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, keputusan ini konsisten dengan perkiraan inflasi inti yang masih terjaga di tengah risiko dampak perlambatan ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri. 

Baca juga : Antisipasi Lonjakan Harga Energi Ke Industri, Kemenperin Gaet ESDM

“BI terus mewaspadai risiko kenaikan ekspektasi inflasi dan inflasi inti ke depan, serta memperkuat respons bauran kebijakan moneter yang diperlukan baik melalui stabilisasi nilai tukar rupiah, penguatan operasi moneter, dan suku bunga,” jelasnya dalam pengumuman hasil RDG BI secara virtual, Kamis (21/7).

BI memandang, perekonomian global diperkirakan tumbuh lebih rendah dari proyeksi sebelumnya, di tengah meningkatnya risiko stagflasi dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. 

Terutama disebabkan oleh tekanan inflasi global terus meningkat seiring dengan tingginya harga komoditas akibat berlanjutnya gangguan rantai pasokan sejalan dengan ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina yang terus berlangsung serta meluasnya kebijakan proteksionisme, terutama pangan. 

Baca juga : Soal Migor Tak Kelar Cuma Di Kemendag, Perlu Andil BUMN

“Sementara, perbaikan ekonomi domestik diprakirakan terus berlanjut, meskipun dampak perlambatan ekonomi global perlu tetap diwaspadai,” kata Perry.

Dalam kesempatan tersebut, BI juga memperkuat bauran kebijakan yang terdiri dari; pertama, memperkuat operasi moneter sebagai langkah pre-emptive dan forward looking, untuk memitigasi risiko kenaikan ekspektasi inflasi dan inflasi inti melalui kenaikan struktur suku bunga di pasar uang dan penjualan SBN di pasar sekunder.

Kedua, BI memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai bagian untuk pengendalian inflasi melalui intervensi ​​di pasar valas yang didukung dengan penguatan operasi moneter sebagaimana butir 1. Ketiga, melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman pada suku bunga kredit konsumsi.

Baca juga : Lagi, BI Tahan Suku Bunga Di Level 3,50 Persen

Keempat, memperluas QRIS antarnegara antara lain melalui akselerasi implementasi, piloting dengan penyelesaian transaksi menggunakan mata uang lokal (local currency settlement) dengan negara-negara di Asia, serta melaksanakan Pekan QRIS Nasional untuk pencapaian target 15 juta pengguna baru.

“Kelima, kami memastikan operasionalisasi Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP), khususnya Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) first mover berjalan lancar dan mempersiapkan implementasi second mover dengan target Desember 2022, serta memperluas QRIS crossborder, antara lain melalui piloting dan akselerasi implementasi,” jelas Perry.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.