Dark/Light Mode

Target Uji Coba Rampung Januari 2023

Teten : Minyak Makan Merah Optimis Diserap Pasar

Senin, 15 Agustus 2022 18:48 WIB
Menkop UKM Teten Masduki (tengah) dan Menteri BUMN Erick Thohir (kanan). (Foto: Dok. Kemenkop UKM).
Menkop UKM Teten Masduki (tengah) dan Menteri BUMN Erick Thohir (kanan). (Foto: Dok. Kemenkop UKM).

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki memastikan produk minyak makan merah akan diserap oleh pasar setelah proyek uji coba atau piloting project pengembangannya ditargetkan rampung pada Januari 2023.

“Teknologi produksi minyak makan merah ini sudah ada, petaninya sudah mau, pembiayaan pun sudah oke, bisnis modelnya sudah ada. Sekarang ini kepastian pasarnya. Perkembangannya Agustus DED (Detail Engineering Design) selesai, produksi mulai jalan, Januari 2023 kick off,” ujar Teten di Jakarta, Senin (15/8).

Untuk itu, dalam upaya mempersiapkan penyerapan oleh pasar agar lebih kuat, dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) Tentang Kerja Sama Kemitraan Dalam Rangka Inovasi Teknologi Pengolahan Minyak Makan Merah, antara Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Dinas Koperasi dan UKM Sumatra Utara (Diskopsu), Koperasi Produsen Sawit dan Himpunan Peritel, dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) di Jakarta, Senin (15/8).

Baca juga : PTPN Group Dorong Bahan Bakar B50 Dan Minyak Makan Merah Jadi Energi Alternatif

Tujuan MoU ini adalah untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan melalui kemitraan, pemberian pendampingan dan konsultasi kelembagaan, inovasi teknologi dan produk, digitalisasi, kewirausahaan, dan kepastian pemasaran atas hasil produk minyak makan merah ke depan.

Teten menyatakan, saat ini koperasi sudah mulai memperkenalkan pada perani untuk mengolah kelapa sawitnya yang masih dalam bentuk tandan buah segar (TBS) menjadi produk turunan. Hal ini menjadi solusi bagi para petani sawit agar kesejahteraannya meningkat.

"Sekarang petani sawit senang karena mereka tidak lagi hanya menjual TBS tapi juga punya nilai tambah karena bisa mengolah TBS sawitnya jadi minyak makan merah dan itu bisa didistribusikan ke masyarakat. Ini solusi bagaimana kita menyejahterakan petani sawit," ucap Teten.

Baca juga : Teten Dorong Koperasi Bangun Pabrik Minyak Makan Merah

Ia juga mengapresiasi komitmen Hippindo yang sudah bersedia membuka ruang bagi para petani sawit untuk mendapatkan akses pasar yang lebih luas.

Hal itu ditandai dengan komitmen anggota jaringan Hippindo yang melakukan kontrak dengan petani sawit untuk menyuplai minyak makan merah.

"Saya mendapat informasi bahwa dari jaringan restoran sudah ada permintaan 200 ton, jadi nggak usah ragu setiap 1.000 hektare sawit kita bisa bangun mini pabrik untuk CPO dan minyak makan merah," sebut Teten.

Baca juga : Sandiaga Didukung Jadi Presiden Saat Memberikan Pelatihan UMKM Di Blitar

Ia menegaskan, pihaknya mencoba mengembangan minyak makan merah bersama koperasi guna mendorong kemandirian pangan, serta agar ada alternatif produk dan solusi bagi keterbatasan bahan baku dan ketidakstabilan harga minyak goreng selama ini.

Di Indonesia, dari 14,59 juta hektare luas perkebunan sawit, 6,04 juta hektare atau 41 persennya dikelola oleh petani swadaya dan dari total produksi sebanyak 44,8 juta ton, 35 persen diantaranya atau 15,68 juta ton adalah hasil dari sawit rakyat, angka ini merupakan potensi yang sangat besar.

“Minyak makan merah sudah dipraktikkan oleh negara lain. Minyak makan merah juga terbukti memiliki kandungan gizi lebih tinggi dari minyak goreng komersil bahkan minyak sawit merah Malaysia,” ujar Teten.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.