Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

APP Sinar Mas Beberin Jurus Cegah Kebakaran Lahan Di COP27

Rabu, 9 November 2022 20:19 WIB
Chief Sustainability Officer APP Sinar Mas, Elim Sritaba. (Foto: Ist)
Chief Sustainability Officer APP Sinar Mas, Elim Sritaba. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pendekatan multi-pemangku kepentingan secara terintegrasi menjadi solusi dalam pengelolaan lahan yang bebas dari asap kebakaran di kawasan ASEAN.

Hal tersebut terungkap saat sesi panel bertajuk Financing and investment Framework for Haze-Free Sustainable Land Management di ASEAN yang diselenggarakan Paviliun Malaysia pada konferensi perubahan iklim COP27 UNFCCC di Sharm El Shiekh, Mesir, Selasa (8/11).

Chief Sustainability Officer APP Sinar Mas, Elim Sritaba mengatakan, pihaknya menggunakan pendekatan multi-pemangku kepentingan untuk merancang dan mengimplementasi Integrated Fire Management (IFM) sejak 2016.

“Pada tahun 2021 lalu, kurang dari 0,5 persen dari seluruh konsesi hutan tanaman yang menjadi pemasok kami yang terdampak kebakaran hutan dan lahan,” kata Elim.

Baca juga : PNM Berikan Bantuan Bagi Korban Banjir Bandang Dan Longsor Di Malang

Dia menjelaskan, untuk pengendalian kebakaran, APP Sinar Mas melakukannya dengan prinsip pencegahan, kesiapan, deteksi dini, dan reaksi cepat dengan berbagai peralatan lengkap termasuk helikopter water bombing dan kamera pengintai. Tujuannya adalah mengurangi risiko adanya titik api dalam radius 5 kilometer dari batas konsesi.

Secara bersamaan, upaya-upaya ini diperkuat oleh program pemberdayaan masyarakat Desa Makmur Peduli Api (DMPA). Ini adalah program yang membina dan membimbing masyarakat untuk mengelola lahan tanpa bakar dan juga bisa memahami konsep perlindungan hutan serta menjalankan praktik berkelanjutan.

Program DMPA sudah dilakukan di 5 provinsi yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Hingga saat ini, program DMPA sudah mencapai 405 desa, dengan penerima manfaat lebih dari 80.000 orang.

Menurut Elim, sejak diluncurkan pada 2016, DMPA APP Sinar Mas sudah berhasil membebaskan 78 persen lokasi penerima DMPA bebas atau terhindar dari kebakaran.

Baca juga : Prabowo Akan Bicara Keamanan Pangan Di KTT G20

“Masyarakat yang sejahtera bisa dipastikan tidak akan membuka lahan dengan cara dibakar. Untuk itu, penguatan ekonomi yang terus kami lakukan, termasuk memberdayakan kelompok-kelompok perempuan yang ada di desa-desa tersebut,” ujar Elim.

Dia  menekankan, program DMPA mendukung investasi yang sudah dilakukan dalam rencana pengelolaan hutan lestari terpadu yang menjadi komitmen APP Sinar Mas. Pengelolaan hutan tanaman industri yang bertanggung jawab, katanya, terdiri dari komitmen melindungi hutan alam, pengelolaan lahan gambut denga praktik berkelanjutan, memastikan rantainpasokan global dan komitmen sosial.

Sementara itu Director Global Environment Center, Faizal Parish mengatakan, solusi berkelanjutan diperlukan karena ASEAN adalah wilayah yang sangat berisiko terdampak buruk kebakaran. “Sekitar 50 juta hektare lahan di kawasan ASEAN rentan kebakaran dan asapnya bisa berdampk pada 70 juta jiwa,” katanya.

Kebakaran hutan dan lahan di kawasan ASEAN bisa memperburuk perubahan iklim karena melepas emisi karbon dalam jumlah besar serta menghantam sektor kesehatan dan perekonomian. Faizal mengatakan, lahan di ASEAN terancam kebakaran akibat aktivitas pertanian misalnya untuk perkebunan jagung di Negara ASEAN bagian Utara. Faizal mengungkapkan, negara-negara ASEAN telah berkomitmen untuk menjadikan kawasan itu bebas asap.

Baca juga : Borneo FC Masih Butuh 4 Kali Laga Uji Coba

Upaya untuk mencapai komitmen itu sudah mulai dilaksanakan di antaranya dengan membuat perjanjian pencegahan asap lintas batas ASEAN ATHP dan mengembangkan strategi pengelolaan gambut ASEAN. Upaya yang dilakukan butuh dukungan dari berbagai organisasi di dunia.

“Pentingnya keterlibatan semua pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta,” ujarnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.