Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

BUMN Borong Produk UMKM Rp 241,3 Triliun

Jumat, 25 November 2022 07:30 WIB
Menkop dan UKM Teten Masduki saat membuka acara Forum Kemitraan UKM/IKM Dengan BUMN dan Usaha Besar di Gedung Smesco, Jakarta, kemarin. (Foto: Antara).
Menkop dan UKM Teten Masduki saat membuka acara Forum Kemitraan UKM/IKM Dengan BUMN dan Usaha Besar di Gedung Smesco, Jakarta, kemarin. (Foto: Antara).

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memberikan bukti nyata mendukung kemajuan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Perusahaan pelat merah tercatat per Oktober 2022 menyerap produk UMKM mencapai Rp 241,3 triliun.

Jumlah itu belum termasuk transaksi BUMN dalam platform Pasar Digital (PaDi) mencapai Rp 22 triliun. Transaksi tersebut merupakan hasil kemitraan dari 17 BUMN dengan 850 pelaku UKM/IKM (Industri Kecil Menengah) di seluruh Indonesia.

Ke-17 BUMN itu, yakni PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), PT Kimia Farma (Persero), PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Perum Perhutani, PT RNI (Persero), PT Inka (Persero), Perum Bulog, PT PPI, PT Berdikari, PT Garam (Persero), PT Perikanan Indonesia (Persero), PT Bio Farma, PT Perkebunan Nusantara III atau PTPN III, PT Pindad, PT Pupuk Indonesia (Persero) dan PT Sang Hyang Seri. Selain itu, juga terlibat dua perusahaan besar, yaitu PT Gramedia dan PT Luu Group Detail.

Baca juga : Transformasi BUMN Sukses, ADB Suntik Dana Rp 7,84 Triliun

Kerja sama kemitraan ini diinisiasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) bersama Kementerian BUMN, Kementerian Investasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Menurut Menkop dan UKM Teten Masduki, keterlibatan sektor UMKM Indonesia dalam rantai nilai global sangat rendah dibandingkan negara-negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations). Yakni hanya sebesar 4,1 persen, jauh dibanding negara-negara lain yaitu Vietnam 20 persen dan Malaysia 46,2 persen.

“Di Indonesia baru 7 persen UKM yang bermitra dengan usaha besar. Hal ini karena masih terkendala tingginya biaya logistic inbound dan outbound. Serta rendahnya daya saing, Ease of doing business (EODB) Indonesia yang stagnan peringkat 73,” ucap Teten dalam acara Forum Kemitraan dalam Forum Kemitraan UKM/IKM Dengan BUMN dan Usaha Besar di Gedung Smesco, Jakarta, kemarin.

Baca juga : Mudryk Ngambek Dibanderol Rp 1,6 Triliun

Ia mengatakan, tujuan membentuk Kemitraan UMKM dengan Usaha Besar agar usaha wong cilik bisa masuk dalam rantai produksi global untuk meningkatkan peluang UMKM naik kelas.

Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah dalam mendorong UMKM naik kelas, papar Teten, dengan menggencarkan kemitraan UMKM dengan BUMN dan perusahaan besar. Serta membeli produk UMKM lewat PaDi sejak 3 tahun lalu, yang saat ini transaksinya sudah mencapai Rp 2 triliun.

Di sini produk UMKM diintegrasikan dalam rantai pasok BUMN dan swasta. Seperti halnya yang terjadi di Korea Selatan (Korsel), Jepang dan China. Yakni, komponen industri, otomotif, pertanian dan lain-lainnya dipasok oleh UMKM.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.