Dark/Light Mode

Ditopang Industri Bahan Kimia, Level Ekspansi IKI Desember Naik

Jumat, 30 Desember 2022 19:15 WIB
Plt. Direktur Jenderal Industri Tekstil, Kimia, dan Farmasi Kemenperin, Ignatius Warsito. (Foto: Ist)
Plt. Direktur Jenderal Industri Tekstil, Kimia, dan Farmasi Kemenperin, Ignatius Warsito. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melansir Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan Desember 2022 sebesar 50,90 atau naik 0,01 dibandingkan nilai IKI November 2022 yang mencapai 50,89. Terjadinya peningkatan level ekspansi indeks ini menunjukkan peningkatan optimisme sektor industri manufaktur di Indonesia untuk terus berekspansi.

Pelaporan IKI melibatkan seluruh subsektor industri sebagai responden, terbanyak dibandingkan indikator penilaian industri lainnya. Sementara itu, IKI memberikan nilai indeks yang dapat diinterpretasikan bahwa jika angka IKI antara 0-50 maka tandanya kontraksi, di angka 50 menunjukkan level stabil, dan di atas 50 menandakan fase ekspansi.

“Kami mengapresiasi para pelaku industri yang masih semangat dalam menjalankan usahanya di tengah ketidakpastian kondisi global saat ini,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta, Jumat (30/12).

Febri mengemukakan, capaian tingkat ekspansi pada IKI Desember 2022 merupakan kontribusi dari 11 subsektor industri yang memiliki total sumbangsih sebesar 74,9 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas selama triwulan III tahun 2022.

Baca juga : Baju Ijo Seleksi 4 Pemain Muda

“Share terhadap PDB yang ekspansi ini meningkat dari 71,3 persen menjadi 74,9 persen,” ungkapnya. Penyebab utama kenaikan itu karena subsektor industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia yang memiliki kontribusi terhadap PDB industri pengolahan nonmigas sebesar 7,2 persen, meningkat nilai IKI-nya dari yang bulan sebelumnya mengalami kontraksi menjadi ekspansi di Desember.

Febri mengungkapkan, semua indeks variabel pembentuk IKI pada bulan Desember 2022 mengalami ekspansi. Saat ini, IKI menggunakan tiga variabel dalam perhitungannya, yakni pesanan baru, persediaan produk, produksi.

Pesanan domestik merupakan faktor dominan yang memengaruhi indeks variabel pesanan baru. Hal ini terkait pula dengan nilai indeks variabel produksi,” tuturnya. Peningkatan nilai IKI pada Desember 2022 bersumber dari perubahan IKI persediaan produk yang pada November mengalami kontraksi (47,23) menjadi level ekspansi (54,27) di Desember 2022.

Secara umum, perusahaan industri menjawab kondisi kegiatan usahanya pada bulan Desember stabil dibanding dengan bulan November (42,6 persen) dan yang menjawab meningkat sebanyak 29,5 persen. “Konsistensi panel responden pada bulan Desember sebesar 90 persen dibanding November,” imbuhnya.

Baca juga : Lawan Persikabo, Da Silva Dan Daisuke Kembali Merumput

Febri menambahkan, secara umum pelaku usaha memandang kondisi usaha selama 6 bulan ke depan lebih optimis dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Mayoritas (60,5 persen) pelaku usaha menyatakan optimis terhadap kondisi usaha industri selama 6 bulan ke depan. Angka ini meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 58,1 persen. Menurutnya, optimisme perusahaan di tahun depan didukung dengan kebijakan pemerintah pusat yang semakin mendukung iklim usaha.

Seiring meningkatnya optimisme pelaku usaha, persentase pesimisme pelaku usaha mengalami penurunan dari 18,1 persen pada November 2022 menjadi 15,3 persen pada Desember 2022. Terakhir, sebanyak 24,3 persen pelaku usaha menyatakan kondisi usahanya stabil selama 6 bulan mendatang. Angka ini relatif tidak berubah jika dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 23,8 persen.

Plt. Direktur Jenderal Industri Tekstil, Kimia, dan Farmasi Kemenperin, Ignatius Warsito, yang juga hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan, Kemenperin mendukung para pelaku industri untuk tetap menjaga optimisme sekaligus menjaga stabilitas kinerja sepanjang 2022. Pemerintah mengeluarkan kebijakan sebagai instrumen bagi pelaku industri untuk melakukan akselerasi utilitas industrinya,” ujar Warsito.

Terkait industri baha kimia dan barang dari bahan kimia yang ekspansif pada Desember 2022, Warsito menyebutkan hal tersebut didukung kembali normalnya aliran pasokan global di kelompok industri tersebut. “Permintaan bahan kimia sangat besar, sehingga dengan kondisi demikian, kita bisa menangkap peluang pasar,” jelasnya.

Baca juga : Dukung Industri Kopi Indonesia, Catur Cofee Company Kembali Rilis Produk Anyar Di 2023

Menurutnya, di tahun 2023 pelaku usaha industri akan tetap optimis, termasuk pada industri yang saat ini terkontraksi. Kemenperin turut mendukung dengan upaya membuka pasar baru sebagai solusi pemasaran produk orientasi ekspor yang saat ini terkendala pelemahan pasar di luar negeri.

“Kita mengharapkan pasar Eropa akan normal enam bulan ke depan, sehingga kita bisa bergerak lagi meningkatkan pasar ekspor,” tukasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.