Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Bappenas Akui APBN Belum Maksimal Kerek Perekonomian Nasional
Selasa, 13 Agustus 2019 07:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - AlokasiAnggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) selama ini belum mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyarankan kepada pemerintah untuk meningkatkan efektivitas dari APBN setiap tahunnya, agar pembangunan dan ekonomi di Indonesia bisa tumbuh optimal.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) dan Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, jumlah belanja pemerintah pusat dalam APBN saat ini hampir mencapai sekitar Rp 2.500 triliun. Namun, besaran ini belum efektif dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi.
“Ruang kita untuk bergerak atau fiskal space tidak banyak. Sebab, alokasi anggaran yang diberikan pemerintah diperuntukkan bagi belanja yang sudah mengikat,” kata Bambang di kantornya, kemarin.
Baca juga : Basuki Beri Bocoran Lokasi Ibu Kota Baru Dekat Kawasan Pertambangan
Diterangkan lebih rinci, belanja yang mengikat itu diantaranya adalah belanja pegawai, transfer daerah, pembayaran bunga utang, atau kewajiban 20 persen pendidikan 5 persen kesehatan dan subsidi. Belanja ini mau tidak mau masih tetap ada dalam berbagai bentuk dan komoditas.
“Tentunya kita berharap belanja negara tidak sekadar jalankan operasional pemerintahan. Karena belanja APBN harus punya peran lebih, yaitu pendorong dan penggerak ekonomi,” kata dia.
Meski secara besaran jumlah alokasi belanja pemerintah meningkat setiap tahunnya, keperluan di luar dari belanja mengikat masih cukup luas. Karena itu, dirinya menginginkan agar kementerian dan lembaga mampu mempergunakan anggaran yang terbatas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Baca juga : Pengusaha Kembangkan Platform Ekonomi Digital
Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Kementerian Bappenas, setiap satu persen peningkatan belanja kementerian dan lembaga itu andil pertumbuhan ekonominya sebesar 0,06 persen. Sementara bila peningkatan mencapai sebesar 11 persen, andilnya sebesar 0.66 persen.
“Namun, realisasi kenaikan 11 persen andil 0,24 persen. Ada selisih -0,42 persen itu adalah belanja yang belum tepat sasaran. Belum memberikan dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi,” kata Bambang.
Hal ini, menurut dia sangat disayangkan, karena meningkatkan pertumbuhan ekonomi 0,42 bukan hal mudah. “Naik 0,1 susah. artinya, kalau ada kesempatan naik segitu dengan hanya instrumen belanja, harusnya itu dimanfaatkan,” ujarnya.
Baca juga : Parpol Belum Maksimal Lakukan Pendidikan Politik
Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Bambang Prijambodo menyarankan kepada pemerintah untuk meningkatkan efektivitas dari APBN setiap tahunnya agar pembangunan di Indonesia bisa semakin optimal. [NOV]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya