Dark/Light Mode

Erick: Berkat Efisiensi, Kinerja BUMN Moncer

Senin, 13 Februari 2023 17:37 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) diapit Wamen BUMN Pahala N Mansyuri (kiri) dan Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (13/2). (Foto: Dok. BUMN)
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) diapit Wamen BUMN Pahala N Mansyuri (kiri) dan Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (13/2). (Foto: Dok. BUMN)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, efisiensi adalah salah satu kunci penting yang mendongkrak kinerja BUMN secara konsolidasi, pada tahun 2022. 

Salah satu indikatornya adalah penurunan rasio utang BUMN terhadap investasi, yang turun dari 36,2 persen menjadi 34,2 persen.

"Ada yang bilang utang naik. Tapi, ekuitasnya kan juga naik. Ini yang kita tekankan. Salah kalau kita bilang BUMN banyak utang, tidak dijaga dengan ekuitas yang baik," kata Erick dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (13/2).

Erick memaparkan, modal BUMN pada 2022 mencapai Rp 3.150 triliun. Angka ini jauh lebih besar, ketimbang utang yang tercatat Rp 1.640 triliun.

Baca juga : Jasindo Perkuat Bisnis Segmentasi Korporasi Di 2023

Utang BUMN, diyakini akan terus berkurang. Karena Erick juga akan mendorong percepatan pembayaran utang seperti di PLN, dan pembayaran utang tepat waktu.

"Di PLN, kita melakukan efisiensi dengan menekan capital expenditure/capex atau belanja modal). Kita targetkan 50 persen, sudah mencapai 40 persen," papar Erick.

Selain itu, juga ada perbaikan penurunan utang sampai Rp 96 triliun. Sekarang, tinggal Rp 404 triliun.

"Pertamina juga sukses melakukan efisiensi 2,4 miliar dolar Amerika Serikat (AS), yang terdiri dari berbagai sumber belanja modalnya.

Baca juga : Berhasil Berikan Rasa Aman, Mahfud Jempolin Kerja BNPT

Tembus Rp 300 T

Laba konsolidasi BUMN diproyeksikan mencapai Rp 303,7 triliun pada 2022. Atau naik signifikan Rp 179 triliun dari laba bersih konsolidasi pada 2021.

Angka tersebut merupakan laba unaudited alias belum diaudit.

"Insya Allah, nanti kalau diaudit, pasti ada kurang lebihnya sekitar Rp 303,7 triliun," ujar Erick.

Baca juga : Erick: Supaya Bisa Pro Rakyat, BUMN Harus Untung

Total laba konsolidasi BUMN tersebut sudah termasuk laba nontunai Garuda Indonesia yang mencapai Rp 55,7 triliun.

Pada kesempatan yang sama, kinerja BUMN secara konsolidasi juga terindikasi dari peningkatan aset sebesar Rp 8.978 triliun pada 2021 menjadi Rp 9.867 triliun.

Sementara ekuitas BUMN secara keseluruhan mencapai Rp 3.150 triliun pada 2022. Meningkat dari Rp 2.778 triliun pada 2021.

"Bisnis BUMN juga tumbuh positif. Antara lain terlihat dari pendapatan yang mencapai Rp 2.613 triliun pada 2022, dari angka tahun 2021 yang tercatat Rp 2.292 triliun," jelas Erick.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.