Dark/Light Mode

Skema Pre-Financing Kopontren Al-Ittifaq Dukung Rantai Pasok Pangan Berbasis Koperasi

Senin, 6 Maret 2023 19:50 WIB
Menkop UKM Teten Masduki saat mendampingi Kunjungan Kerja Presiden Jokowi di Ponpes Al-Ittifaq, Rancabali, Bandung, Jabar, Senin (6/3). (Foto: Dok. Kemenkop UKM)
Menkop UKM Teten Masduki saat mendampingi Kunjungan Kerja Presiden Jokowi di Ponpes Al-Ittifaq, Rancabali, Bandung, Jabar, Senin (6/3). (Foto: Dok. Kemenkop UKM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung skema Pre-Financing yang merupakan skema pembiayaan untuk rantai pasok pangan berbasis koperasi, yang saat ini telah diterapkan di Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq, Bandung, Jawa Barat (Jabar).

Ia berharap, skema tersebut bisa ditiru atau replikasi oleh koperasi-koperasi lain di Indonesia. Kopontren Al-Ittifaq sampai sejauh ini dianggap berhasil mengusahakan perbaikan perekonomian masyarakat di sekitarnya, dengan memberdayakan para petani kecil yang memproduksi sayur dan buah-buahan sejak tahun 1997.

"Dalam Pre-Financing ini, koperasi diberikan pembiayaan, dan memastikan koperasi membeli produk pertanian hingga 100 persen, menjadi agregator, serta menyeleksi produk hasil pertanian ke pasar modern," ujar Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki saat mendampingi Kunjungan Kerja Presiden Jokowi di Ponpes Al-Ittifaq, Rancabali, Bandung, Jabar, Senin (6/3).

Baca juga : Airin Dukung Ratu Ati Marliati Dan Isra Mi’raj

Teten menjelaskan, pada tahun 2020, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) memberikan solusi pembiayaan, agar Kopontren Al-Ittifaq dapat meningkatkan skala usaha dan memperluas rantai pasok pangan melalui skema Pre-Financing.

LPDB-KUMKM memberikan pembiayaan pada Kopontren Al-Ittifaq sebesar Rp 6,3 miliar, lalu meningkat di tahun 2021 dan 2022 dengan total pembiayaan sebesar Rp 12 miliar.

Saat ini, pasar modern yang telah terhubung dengan Kopontren Al-Ittifaq antara lain PT Lion Superindo, Yogya Departement Store, AEON, hingga Alif Mart.

Baca juga : Kajol Indonesia Dukung Ganjar Lakukan Pengecatan Separator Hingga Bersih-Bersih

Teten mengatakan, skema Pre-Financing telah diterapkan di Amerika Serikat (AS) di sektor pertanian, yang tujuannya untuk memastikan stok pangan komoditas seperti jagung, kentang dan gandum.

Tiap tahun modal kerja diberikan Pemerintah, sehingga Pemerintah AS bisa memprediksi kapan panen jagung, gandum dan kentang. Karena Al-Ittifaq harus memenuhi kebutuhan permintaan pasar sebanyak 70 ton per hari, maka diperlukan pasokan dari petani-petani lainnya yang turut dibina oleh Kopontren Al-Ittifaq.

"Yang paling sulit itu adalah produk pertanian seperti sayur mayur dibanding dengan gandum. Karena sayur mayur mudah rusak. Sehingga diperlukan presisi ketepatan waktu pengelolaannya," kata Teten.

Baca juga : DPR Dukung Menteri Teten Benahi Koperasi

Sebanyak 60 persen, petani kecil mengolah lahan di bawah setengah hektar (ha), dalam memenuhi kebutuhan pasar, mereka membutuhkan agregator yang tradisional seperti pengepul, tengkulak dan lainnya, yang saat ini digantikan posisinya oleh koperasi.

"Sehingga tidak lagi ada isu ketika panen raya, produk pertanian tak terserap maka harganya anjlok," ujar Teten.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.