Dark/Light Mode

Food Estate Diharapkan Bisa Stabilkan Harga Pangan Indonesia

Selasa, 21 Maret 2023 11:44 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Program Food Estate yang digulirkan pemerintah dinilai punya potensi besar mengungguli negara lain dalam sektor pertanian.

Tentunya, hal itu perlu dukungan beberapa pihak, seperti Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan Kementerian Pertahanan.

Di balik program itu, pemerintah bertujuan meningkatkan produktivitas dan kemandirian pangan nasional, serta membuka peluang lapangan kerja baru bagi masyarakat desa dan petani.

Dengan demikian, Food Estate diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam peningkatan kesejahteraan petani, pengembangan teknologi pertanian, dan peningkatan ekspor produk pertanian.

Inisiatif program tersebut mendapat beragam respon dari berbagai kalangan, salah satunya dari peneliti Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Susilawati.

Baca juga : Sukses Kick-off, Widuri Ekraf Ditarget Lahirkan Pengusaha Muda & Buka Lapangan Kerja

Menurutnya, program ini sangat dibutuhkan demi menciptakan kestabilan pangan nasional, pasca pandemi Covid-19 yang berdampak pada sektor pangan dunia.

"Kita masih ingat dengan jelas ketika wabah Covid melanda, hampir seluruh negara produsen beberapa jenis kebutuhan pokok yang menjadi pengeskpor kemudian menutup keran ekspor tersebut, mereka melakukan ini karena bermain safe, mereka cukupi dulu untuk kebutuhan negaranya. Menyiapkan pangan yang berupa kebutuhan pokok atas dasar ancaman sejenis tentunya sangat diperlukan" ungkap Susilawati, Selasa (21/3).

Selain itu, program Food Estate diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan petani, pengembangan teknologi pertanian, serta peningkatan ekspor produk pertanian.

Dengan demikian, program ini diharapkan dapat membawa dampak baik bagi pembangunan pertanian Indonesia secara keseluruhan.

"Tujuannya menciptakan semacam kestabilan dalam pangan, jika sudah stabil, ketersediaan pangan, distribusi dan keterjangkauan akan dengan mudah terpenuhi," tambahnya.

Baca juga : Gobel: Kejahatan Pinjol Bukan Cuma Ngeruk Duit, Tetapi Juga Melemahkan Indonesia

Susilawati pun mengatakan, kawasan Food Estate saat ini sudah mengusung konsep Integrated Farming. Program ini tidak hanya fokus pada peningkatan produksi tanaman pangan, tetapi juga terdapat klaster pertanian lain.

Seperti, pengembangan buah, sayur, dan peternakan Kawasan di Kalimantan Tengah misalnya, yang ditargetkan seluas 82.778 hektar tidak semuanya untuk pangan seperti padi saja, tetapi juga terdapat kawasan perkebunan dan kawasan hortikultura.

"Kemudian, usaha tani sistem terpadu atau integrated farming tersebut juga memuat ternak, seperti contohnya, di lahan rawa ada ternak bebek. Sehingga, pendapatan masyarakat akan terbantu," jelas Susilawati.

Susilawati pun menegaskan bahwa anggapan lahan Food Estate hanya mengandung monokultur tidaklah benar. Menurutnya, jenis tanaman yang ditanam di lahan Food Estate sangat ditentukan oleh kondisi lahan yang tersedia.

Dalam hal ini, program Food Estate diarahkan untuk menciptakan keberlanjutan produksi pertanian dan memperhatikan keberagaman jenis tanaman yang ditanam.

Baca juga : Palestina Selalu Ada Di Hati Rakyat Indonesia

"Jadi memang sudah ada pembagian wilayahnya, karena untuk menanam pun harus mengerti agroekosistem pada lingkungan. Tidak bisa sembarang dan memaksakan untuk ditanam jenis tertentu kalau memang tidak cocok. Mungkin itu yang membuat seolah FE (Food Estate) ini seolah terlihat monokultur, tidak, ini sudah integrated farming," tutupnya.

Untuk diketahui, pasokan pangan ke depan diprediksi akan semakin sulit karena adanya pandemi Covid-19, perubahan iklim dan ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina.

Bahkan saat ini dunia dihantui oleh krisis pangan global yang tercermin dari naiknya jumlah penduduk global yang masuk dalam kategori rawan pangan dari semula 135 juta orang pada tahun 2019 menjadi 276 juta orang pada tahun 2022 (PBB, 2022).

Untuk mengantisipasi hal diatas, pemerintah Indonesia mendorong program Food Estate tersebut untuk menambah produksi dan pasokan pangan.

Tujuan utamanya adalah menjaga ketahanan pangan dan membangun transformasi kelembagaan petani sehingga lebih rasional secara ekonomi. â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.