Dark/Light Mode

Bangun Pusat Studi Pancasila, BPIP Dan UNU Siap Cetak SDM Profesional

Rabu, 19 April 2023 09:28 WIB
Kepala BPIP, Yudian Wahyudi. (Foto: Ist)
Kepala BPIP, Yudian Wahyudi. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bersama Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta menyelenggarakan Ngabuburit Kebangsaan sekaligus meresmikan Pusat Studi Pancasila di Kampus UNU Yogyakarta, Selasa (18/4).

Kepala BPIP, Yudian Wahyudi mengapresiasi, terhadap UNU yang telah siap mencetak sumber daya manusia yang profesional di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi bernapaskan Pancasila serta memiliki iman dan takwa. "Saya mengapresiasi dengan diresmikannya Pusat Studi Pancasila UNU Yogyakarta, sebagai Pusat peradaban Indonesia," kata Yudian.

Menurut dia, mewujudkan peradaban yang tinggi berdasarkan nilai-nilai Pancasila tidak hanya dapat dilaksanakan oleh pemerintah semata-mata melainkan perlu gotong royong terutama lembaga Pendidikan.

"Untuk mewujudkan peradaban baru perlu diupayakan secara gotong-royong oleh semua pihak dalam melaksanakan pembangunan di segala sektor dan sendi kehidupan," paparnya.

Pancasila harus dibumikan kepada generasi muda. Selain itu, anak muda juga mesti terus menimba ilmu yang relevan dan berkontribusi dalam pembangunan nasional. "Nilai-nilai Pancasila harus terus disampaikan ke generasi muda, terutama melalui pendidikan," harapnya.

Baca juga : Amankan Mudik Lebaran, Jasa Raharja Siagakan 2.000 Personel

Sebelum terjadi loss generation, nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan di lingkungan sejak dini. Sehingga kita mesti merancang strategi baru supaya ilmu mahasiswa tetap relevan untuk masa depan. "Dengan itulah Indonesia menjadi super power dalam 20 sampai 30 tahun ke depan dengan penemu-penemu teknologi baru," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama Rektor UNU Yogyakarta, Widya Priyahita Pudjibudojo mengatakan latar belakang dibuatnya pusat studi ini perlu ada transformasi digital pendidikan untuk peradaban Indonesia. Menurut dia, mahasiswa harus memiliki pengetahuan teknologi dari segala sektor baik dari dunia kesehatan, kedokteran, otomotif, ekonomi, perindustrian, perdagangan, manufaktur dan lain sebagainya. "Mahasiswa di UNU ini ke depan harus paham apa itu kecerdasan buatan (AI), metaforce, dan teknologi lainnya," paparnya.

Menurutnya masa depan Indonesia saat ini ditentukan anak-anak muda saat ini, sehingga diharapkan mahasiswa UNU harus mengisi ruang kosong peradaban. "Misi kita adalah untuk mencetak kader profesional unggul di segala bidang," ujarnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, bahkan pihaknya saat ini akan dan telah bekerja sama dengan beberapa negara maju di bidang teknologi, di antaranya Uni Emirat Arab, Cina, Rusia, dan lainnya. "Selain harus memiliki strategi tepat, kita juga harus bermitra dengan negara-negara maju yang memiliki modal kuat," ucapnya. 

Tidak hanya itu, Wakil Kepala BPIP Karjono menyebut diresmikannya Pusat Studi Pancasila di UNU Yogyakarta diharapkan menjadi penangkal aliran-aliran yang membahayakan baik radikalisme, intoleran, dan aksi terorisme.

Baca juga : Gelar HBP Kumham Ke-59 Shooting Tournament, Kemenkumham Siap Cetak Atlet Menembak Profesional

"Kami berharap Pusat Studi Pancasila ini selain sebagai penangkal juga harus terlepas dari aliran tidak jelas," tegasnya. Menurutnya tidak hanya masyarakat biasa, ASN, TNI, Polri tetapi mahasiswa dan dosen juga tidak menutup kemungkinan mahasiswa dan dosen sudah banyak yang terpapar radikalisme, intoleran bahkan aksi terorisme.

Untuk memperkokoh Ideologi Pancasila bagi generasi muda BPIP telah menyelesaikan Materi Ajar Pancasila dari mulai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai dengan Perguruan Tinggi yang akan di implementasikan pada tahun ajaran 2023-2024.

"Kita berharap dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah nomor 4 tahun 2022 tentang Standar Pendidikan Nasional menjadi benteng pertahanan yang ingin merusak Ideologi Negara," ungkapnya.

Ia juga mengajak kepada seluruh civitas akademika dan peserta undangan dari berbagai lembaga pendidikan dan pemerintah Daerah setempat untuk menggaungkan lagu Indonesia Raya tiga stanza. "Mari kita gaungkan lagi Indonesia Raya tiga Stanza di sekolah-sekolah, kator karena itu mandat Undang-undang Nomor 24 tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan," ujarnya.

Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan BPIP,  Prakoso  melaporkan kegiatan ini juga bertujuan merefleksikan suasana harmonis, hubungan baik antar umat beragama dan kepercayaan.

Baca juga : KPU Di-back Up Jokowi

"Kita harus menyadari bahwa saat ini kita tengah hidup di tengah era globalisasi dan kecanggihan teknologi informasi. Era dimana ideologi-ideologi asing yang radikal dan bertentangan dengan Pancasila dapat mudah merasuki kehidupan masyarakat melalui kecanggihan dan kecepatan teknologi Informasi," paparnya.

Menurutnya kehidupan bangsa yang didasari Pancasila, sungguh tengah mendapatkan tantangan yang luar biasa, sehingga perlu ada perlawanan. Begitu juga dalam melaksanakan pembangunan nasional, pemerintah tidak dapat bekerja sendiri tanpa bantuan dari semua elemen masyarakat untuk turut andil mencari solusi bagi pembangunan Indonesia.

Dasar Pancasila tidak lepas dari peran ulama sesepuh NU yang merancang dan menyusunnya sebagai dasar Negara sehingga Pancasila masih relevan sampai sekarang untuk mewujudnya cita-cita bersama bangsa Indonesia.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.