Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Masuk Pasar Sukawati, Iriana Sapa Warga Dan Borong Produk Lokal
- Nakes Nusantara Sehat Dievakuasi Pasca Konflik KKB Vs Aparat Di Papua Barat
- TEKAD Berkontribusi Besar Dalam Penurunan Kemiskinan Ekstrem Di Manggarai
- Potensi Ekonomi Digital Luar Biasa, Yuk Maksimalkan Penggunaan Medsos
- Menpora Jempolin Anak Muda Antusias Ikut Pekan Olahraga Tradisional
Target 2020, Menteri Bambang Pede Angka Kemiskinan Turun 8,7 Persen
Jumat, 30 Agustus 2019 06:53 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Pemerintah pede bisa menekan angka kemiskinan di 8,7 persen pada 2020. Angka kemiskinan per Maret 2019 capai 9,41 persen.
Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, angka kemiskinan ditargetkan turun terus.
“Outlook kemiskinan kita perkirakan 8,7 persen di 2020. Ini perlu stabilitas jaga pangan, jaga inflasi dan pemanfaatan dana desa,” katanya dalam rapat dengan Banggar terkait pembahasan RAPBN 2020 di Jakarta kemarin.
Menurutnya, dalam 1 tahun terakhir, kemiskinan bisa terus turun hingga single digit. Namun, kata Bambang, di kawasan Timur tingkat kemiskinan dan ketimpangannya masih tinggi.
“Maka ini yang akan jadi pekerjaan rumah. Di sana upahnya rendah, sektor tak produktif makanya masuk garis kemiskinan. Kami akan fokus di garis kemiskinan baru kami pikirkan pengangguran dan angka ketimpangan,” ujarnya.
Baca juga : Gawat, Penyidik Internal Dengan Penyidik Kepolisian Di KPK Tidak Akur
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berharap angka kemiskinan akan semakin menurun dan kembali menyentuh rekor terendah pada tahun depan.
“Tadinya sudah single digit, ini sudah rekor (sepanjang sejarah) Indonesia. Kami harapkan muncul rekor baru di bawah 9 persen pada 2020,” katanya.
Pemerintah dalam RAPBN 2020 juga menargetkan tingkat ketimpangan yang ditunjukkan dengan rasio gini turun ke kisaran 0,375-0,38 dari tahun ini di kisaran 0,382.
Untuk itu, sejumlah program perlindungan sosial yang sudah dijalankan bakal kembali diterapkan pada tahun depan.
Meski cukup ambisius, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menilai target kemiskinan di tahun depan masuk akal. Target tersebut masih sesuai dengan tren penurunan kemiskinan dalam lima tahun terakhir.
Baca juga : Semester I, Ekonomi Tumbuh 5,6 Persen
“Target kemiskinan 2020 yang diberikan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) masuk akal,” katanya.
Suhariyanto menjelaskan, karena memang dalam 5 tahun terakhir persentase penduduk miskin makin menurun.
Berdasarkan data BPS, tingkat kemiskinan tercatat sebesar 11,25 persen pada Maret 2014, kemudian turun menjadi 11,12 persen pada Maret 2015, lalu turun menjadi 10,86 persen pada Maret 2016.
Pada Maret 2017, tingkat kemiskinan kembali menurun menjadi 10,64 persen dan menurun lagi pada Maret 2018 menjadi 9,82 persen dan Maret 2019 menjadi 9,41 persen. Namun, Suhariyanto mengingatkan, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi pemerintah. “Pertama yaitu disparitas yang tinggi antar provinsi Indonesia,” ujarnya.
Disparitas, kata Suhariyanto, terlihat dari angka kemiskinan Jakarta yang berada pada kisaran 3,47 persen, sedang Papua berada pada 27,52 persen. Kemudian, mayoritas penduduk miskin berada di pedesaan yang mencapai 60,25 persen. Mayoritas penduduk miskin juga berada di sektor pertanian yang mencapai 49,41 persen.
Baca juga : Kalpolda Metro Jaya : Bukan Gudang Peluru Yang Terbakar Melainkan Ruangan Bawah Tanah
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal ragu kemiskinan bisa menurun di 2020.“Besar kemungkinan tidak tercapai, kecuali ada terobosan baru untuk melakukan akselerasi yang ditargetkan,” ujarnya.
Misalnya, untuk mengatasi kemiskinan dan ketimpangan, Faisal menilai, efektivitas dana desa dalam penciptaan lapangan pekerjaan dan pengentasan kemiskinan perlu ditingkatkan.
Efektivitas program ini berbeda-beda antardaerah, khususnya di luar Jawa. Karena itu perlu dievaluasi. Di samping itu, dia menilai penanganan khusus untuk kemiskinan di perkotaan perlu ditingkatkan karena penduduk kota saat ini lebih banyak dibandingkan penduduk desa. “Bukan hanya menekan tingkat pengangguran terbuka, tapi kualitas pekerjaan yang diciptakannya rendah,” katanya. [KPJ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya