Dark/Light Mode

Sambut Bursa Perdagangan Karbon

Ratusan Perusahaan Jajaki Kerja Sama Dengan Mutu International

Senin, 29 Mei 2023 19:30 WIB
Direktur Operasional Mutu International, Irham Budiman menjelaskan mengenal lebih jauh tentang kinerja dan layanan perusahaannya dalam memberikan perlindungan terhadap konsumen di Kantor Mutu Internasional, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Senin (29/5). (Foto: Istimewa)
Direktur Operasional Mutu International, Irham Budiman menjelaskan mengenal lebih jauh tentang kinerja dan layanan perusahaannya dalam memberikan perlindungan terhadap konsumen di Kantor Mutu Internasional, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Senin (29/5). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Mutu Agung Lestari (Mutu International) mengaku sudah ada ratusan perusahaan yang menanyakan perihal perdagangan karbon melalui adanya bursa karbon yang rencananya berjalan mulai September 2023.

Direktur Operasional Mutu International, Irham Budiman mengatakan, perusahaan tersebut berasal dari dalam dan luar negeri.

"Yang nanya ke kita ratusan. Saking banyaknya yang nanya. Namun investor yang sudah berani melakukan kontrak ada 12, walaupun regulasinya belum rampung," kata Irham di Kantor Mutu International, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Senin (29/5).

Baca juga : SBY Serukan Lawan Dengan Konstitusional

Diketahui, Pemerintah sedang mengatur tata kelola perdagangan karbon agar dapat dioptimalkan sebagai sumber pendapatan negara.

"Jadi kalau dilihat sekarang tantangannya adalah perusahaan apa saja yang akan melakukan inisiasi proyek karbon," tambahnya.

Pihaknya memaklumi bursa perdagangan Karbon September 2023 membutuhkan regulasi konkret. Karena problem sebelumnya setiap pemilik konsensi yang hendak menjual karbonnya, tapi nihil izin lingkungan.

Baca juga : Indonesia-Jepang Mantapkan Kerja Sama Ekonomi dan Energi

"Jadi tidak bisa langsung. Melainkan mereka harus melakukan perizinan, baru bisa dilakukan penilaian. Makanya itu yang disiapkan sekarang," ungkap Irham.

Dia berharap, aturan bursa perdagangan karbon rampung sebelum penyelenggaraan yang dimulai pada September tahun ini.

"Informasinya akan diselesaikan sebelum launching di bursa karbon. Karena projek di bursa karbon pasti akan diambil dari sektor energi seperti PLN group dan sektor forestry atau kehutanan," sebut dia.

Baca juga : Ganjar Milenial Center Permudah Akses Air Bersih Warga Desa Noemeto

Irham meyakini bursa karbon tahun ini meliputi sektor energi dan pembangkit serta forestry atau perhutanan.

"Sebenarnya ada lima sektor, tapi yang paling dominan adalah sektor energi dan pembangkit serta forestry," ucapnya.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengeluarkan aturan terkait bursa karbon pada 12 Juni 2023 mendatang. Adapun bursa karbon ditargetkan akan mulai beroperasi pada tiga bulan sesudah aturan teknis itu keluar, yakni September 2023. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.