Dark/Light Mode

Pemerintah Lagi Matangkan Konsep

Bisnis Penerbangan RI Bakal Makin Bergairah

Minggu, 11 Juni 2023 07:30 WIB
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. (Foto: Antara)
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengintegrasikan layanan Angkasa Pura (AP) I dan AP II harus segera direalisasikan. Sebab, sinergi itu akan memudahkan penataan jadwal penerbangan seluruh Indonesia. Serta, membuat bisnis maskapai makin bergairah.

Pengamat penerbangan Ga­tot Rahardjo menilai, pola penerbangan Hub and Spoke (pengumpul dan pengumpan) di Indonesia harus benar-benar bisa dijalankan.

“Sudah saatnya PT Angkasa Pura (AP) I dan PT Angkasa Pura (AP) II selaku operator bandara saling bersinergi,” kata Gatot ke­pada Rakyat Merdeka, kemarin.

Gatot menjelaskan, dengan pola Hub and Spoke, bandara yang melayani penerbangan internasional akan dibatasi pada bandara-bandara tertentu saja.

“Penumpang dari bandara ke­cil atau nasional, dikumpulkan dulu di bandara internasional, setelah itu baru diterbangkan ke luar negeri,” terangnya.

Baca juga : Kementan Gandeng FAO Ajak Masyarakat Konsumsi Pangan Sehat

Gatot mengakui, di satu sisi, hal ini terlihat kurang efisiensi karena penumpang harus melaku­kan transit terlebih dahulu.

Namun di sisi lain, hal ini akan menghidupkan dan melindungi bisnis maskapai nasional.

Karena itu, dia mendorong perbaikan pada konektivitas bandara sehingga waktu tunggu transitnya akan berkurang.

“Pengelola bandara harus kreatif agar penumpang yang transit, tidak bosan. Nantinya, ini semua akan menghidupkan maskapai di dalam negeri,” ungkapnya.

Karena itu ia berharap, sinergi antara kedua operator bandara bisa segera direalisasikan demi melindungi penerbangan Indo­nesia.

Baca juga : Kendaraan Belum Uji Emisi Bakal Ditilang

Ditemui terpisah, Wakil Men­teri BUMN II Kartika Wirjoat­modjo mengungkapkan, selama ini ada 15 bandara di kawasan tengah dan timur Indonesia yang dikelola oleh AP I.

Sementara itu, sebanyak 20 bandara yang mayoritas di wilayah barat Indonesia dikelola AP II.

“Kita lihat, AP I dan AP II beroperasi dengan konsep Hub and Spoke,” ujar Tiko, sapaan Kartika, saat ditemui Rakyat Merdeka di Magelang, Senin (5/6).

Selama ini terdapat dua super Hub di Indonesia, yaitu Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) Jakarta dan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.

Lalu, ada hub-hub penerban­gan lain seperti Surabaya (Ban­dar Udara Internasional Juanda), Makassar (Bandar Udara Inter­nasional Sultan Hasanuddin dan Medan (Bandar Udara Internasi­onal Kualanamu).

Baca juga : Kepala BSKDN Kemendagri Ingatkan Pentingnya Penerapan SPM Dalam Berinovasi

“Sayangnya, rute-rute itu ti­dak diatur secara komprehensif secara nasional,” sesalnya.

Karena itu, dengan adanya integrasi, maka diharapkan fungsi Hub and Spoke ini berja­lan efektif. Dengan begitu, bisa mengoptimalkan trafik antara penerbangan luar negeri (in­bound) dengan trafik domestik, sehingga bisa dikerjasamakan.

“Karena kalau dulu kan ter­putus antara barat dan timur, seolah-olah dua pengelolaan yang berbeda,” uclapnya.

Namun, mantan bos Mandiri ini menegaskan, konsep integra­si yang akan dilakukan pada AP I dan AP II belum tentu dengan cara merger atau penggabungan.

“Bisa juga nantinya dalam bentuk holding, sedang kami matangkan konsepnya,” tukas Tiko. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.