Dark/Light Mode

Bahlil Datangkan Investasi Rp 142 Triliun, Pengamat: Kuatkan Ekonomi Kita

Sabtu, 5 Agustus 2023 12:09 WIB
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (Foto: Ist)
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat ekonomi Rosdiana Sijabat mengapresiasi keberhasilan Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia yang berhasil memastikan LG Konsorsium untuk berinvestasi di Indonesia dengan nilai investasi sebesar 9,8 miliar dolar AS atau Rp 142 triliun.

Menurut Rosdiana, kesepakatan LG Konsorsium dengan pemerintah Indonesia untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) di Indonesia membawa kabar gembira bagi masyarakat Indonesia.

Soalnya, selain meningkatkan ekonomi nasional, kehadiran pabrik tersebut di Indonesia juga bisa membuka lapangan kerja baru.

"Harusnya kalau membangun pabrik baru atau investasi langsung, sudah pasti menciptakan lapangan pekerjaan," kata Rosdiana kepada wartawan, Sabtu (5/8).

"Untuk tenaga kerja asing mungkin pada level-level tertentu, tetapi seharusnya sebagian besar atau mayoritas itu adalah lapangan kerja di dalam negeri," imbuhnya.

Dikatakan Rosdiana, kepercayaan LG Konsorsium untuk berinvestasi di Indonesia sangat baik.

Apalagi, dalam kondisi global yang tidak menentu pasca perang antara Rusia-Ukraina.

Baca juga : Dukung UMKM, Bank DKI Salurkan Kredit Mikro Rp 2,98 Triliun di Kuartal II 2023

Serta ketegangan antara Rusia dan beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat.

Untuk itu, kehadiran LG Konsorsium ini memberikan angin segar bagi ekonomi nasional.

"Apalagi kita ini kan lagi mengembangkan ekosistem nikel di Indonesia. Jokowi sudah melarang untuk ekspor nikel, tapi kalau misalkan kita terlambat atau lambat mengembangkan ekosistemnya ya sama saja kan," ingatnya.

Rosdiana menyebut, kehadiran LG Konsorsium untuk membangun pabrik EV di Indonesia menjadi penegasan bahwa kebijakan hilirisasi terhadap pertambangan di Indonesia sangat tepat Indonesia memiliki bahan mentah untuk pengembangan baterai listrik.

Apalagi, menurutnya, pemerintah saat ini sedang fokus mengembangkan kendaraan listrik lewat berbagai kebijakan yang memudahkan masyarakat maupun investor.

"Ini masih termasuk rendah penjualan mobil listrik kita, masih sekitar satu jutaan tahun lalu. Artinya apa, masih belum terlalu bagus walaupun kita punya bahan baku baterai yang cukup bagus dan juga negara-negara lain juga membutuhkan," terang Rosdiana.

Dijelaskan akademisi Universitas Atma Jaya ini, Indonesia masih membutuhkan investasi asing untuk pengembangan baterai listrik.

Baca juga : Pendapatan Tembus 113 Miliar, Pelni Catatkan Kinerja Moncer Di Semester l

Meski begitu, Rosdiana mengingatkan, pemerintah harus mempermudah segala urusan agar para investor tidak lagi kabur seperti yang Tesla.

"Kita masih butuh investasi asing supaya bisa cepat. Misalkan begini, LG konsorsium ini mau investasi sebesar Rp 142 triliun nanti di Indonesia, tetapi kita juga harus lebih cepat, lebih fleksibel supaya benar-benar nanti terealisasi begitu," sarannya.

"Tesla saja yang tadinya awal-awal melirik jadi pindah ke Malaysia karena kita dianggap terlalu rigid, terlalu ketat, tidak fleksibel dan lain-lain," ingat Rosdiana.

Selama ini, dia menilai, meski Indonesia memiliki bahan baku baterai listrik yang melimpah, tapi tidak didukung dengan layanan atau kebijakan yang mudah, khususnya soal perizinan.

Hal ini, yang menurutnya membuat para investor angkat kaki dari Indonesia dan lebih memilih negara tetangga seperti Malaysia maupun Thailand untuk berinvestasi.

"Padahal negara lain seperti Thailand itu tidak punya bahan baku seperti kita, tetapi mereka lebih berani dari Indonesia. Kita punya nikel, kita punya bahan baku,“ jelasnya.

Oleh sebab itu, Rosdiana mendorong pemerintah bergerak cepat. Tak sekadar mengundang investor, tetapi juga menyiapkan instrumen kebijakan yang dapat mendukung kemudahan investasi agar lekas terealisasi dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Baca juga : Bangun Proyek Rel Kereta Rp 407 Triliun, Israel Ambil Hati Saudi

"Kalau kita bisa mengundang investor asing, selain mempercepat kendaraan berbasis listrik, juga pasti penciptaan lapangan kerja di dalam negeri, kira-kira seperti itulah,” tambahnya.

Selain itu, Rosdiana juga menyarankan pemerintah memberikan sejumlah insentif agar para investor yang mau berinvestasi di Indonesia tidak lagi kabur ke negara lain.

"Kita boleh berbangga diri kita punya nikel yang mungkin banyak negara membutuhkan. Tetapi investor itu dia kan melihat kecepatan nilai ekonominya, ada negara yang lebih menarik secara kebijakan mungkin mereka akan ke sana," paparnya.

"LG ini salah satu perusahaan multinasional yang juga mungkin ini bisa menjadi sinyal bahwa kita itu dilirik investor asing, karena kita punya kemudahan-kemudahan, kita ramah terhadap mereka multinasional company dan investasi,” tandas Rosdiana.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.