Dark/Light Mode

Kementan Dukung Kawasan Agroekowisata Bedah Manoreh dengan Kateki

Selasa, 24 September 2019 13:17 WIB
Perkebunan lengkeng di Yogyakarta (Foto: Humas Kementan)
Perkebunan lengkeng di Yogyakarta (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Memasuki masa kepemimpinan periode ke-2, Presiden Jokowi beserta Menteri kabinetnya gencar meneruskan pembangunan infrastruktur. Dalam waktu dekat, Pemerintah akan membangun akses jalan raya menghubungkan Bandara Internasional Yogyakarta dengan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur.

Program nasional bertajuk Bedah Menoreh tersebut akan melintasi jajaran pegunungan Menoreh yang membentang dari utara ke selatan sebagian wilayah Kulonprogo, Purworejo dan Magelang. Pemerintah menyiapkan berbagai skenario untuk menjadikan jalur tersebut menjadi kawasan agroekowisata terpadu. Kementerian Pertanian ambil bagian melalui program pengembangan kawasan buah dan tanaman hias.

Direktur Jenderal Hortikuktura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto, menyebut, pihaknya akan mendukung pengembangan agroekowisata tersebut. "Tahun 2020 kita akan kembangkan kebun Lengkeng Kateki, Manggis Kaligesing, Bunga Krisan dan tanaman obat di kawasan Pegunungan Menoreh meliputi sebagian wilayah Kabupaten Kulonprogo, Purworejo dan Magelang. Konsepnya dibuat terpadu dengan pengembangan agroekowisata agar lebih sustainable atau berkelanjutan," ujar pria yang akrab dipanggil Anton ini.

Baca juga : Kementan Kembangkan Kawasan Buah Tropis Berorientasi Ekspor

Selain bernilai ekonomis tinggi, kata Anton, pengembangan buah-buahan di kawasan tersebut sekaligus mendukung konservasi lingkungan. Model pengembangan kawasan buah tersebut sesuai dengan Grand Design Pengembangan Kawasan Hortikultura Berbasis Korporasi 2020-2024 yang terus digodog jajarannya. 

"Daya saing lengkeng baik di pasar lokal dan internasional terletak pada cita rasa yang manis legit dan dagingnya yang tebal. Oleh karena itu perlu terus dikembangkan jenis kelengkeng yang adaptif di daerah tropis dengan cita rasa seperti di atas," tambah Anton.

Dikonfirmasi terpisah, Direktur Buah dan Florikultura, Liferdi Lukman, mengatakan pihaknya telah mengalokasikan kegiatan pengembangan buah lengkeng varietas Kateki melalui APBN 2020. "Secara nasional, tahun 2020 kami targetkan pengembangan kawasan lengkeng seluas 600 hektare. Luasannya akan terus ditingkatkan dari tahun ke tahun. Untuk Kulonprogo dan Magelang saja akan kami alokasikan sekitar 200 hektare. Tambah lagi di Gunung Kidul 100 hektare. Konsepnya, selain peningkatan produksi dan pengurangan impor, juga disinergikan dengan pengembangan agroekowisata setempat," kata Liferdi.

Baca juga : Kementan Mantapkan Kawasan Mangga Arummanis Rembang

Menurut Liferdi, dipilihnya buah tersebut karena buah manis legit yang biasa disebut 'mata dewa' banyak digemari masyarakat namun belum banyak dikembangkan skala luas di dalam negeri. "Kita masih ada impor lengkeng terutama dari Thailand. Meskipun jumlah impor terus turun seiring dengan peningkatan produksi, lengkeng termasuk jenis buah sub tropis. Indonesia sebenarnya sangat cocok dikembangkan. Dengan pendekatan kawasan korporasi terpadu hulu-hilir, kami optimis dalam 3 tahun ke depan impor lengkeng akan berkurang secara bertahap, paling tidak 20-30 persen setiap tahunnya," ungkap pria Minang tersebut.

Lebih lanjut Liferdi menjelaskan saat ini Indonesia memiliki banyak lengkeng varietas unggulan yang daya adaptasi luas, rasanya manis. Daging buahnya tebal dan tidak kalah dengan lengkeng impor. "Varietas Kateki menjadi salah satu varietas yang dinilai mampu mengimbangi kualitas lengkeng impor asal Thailand. Masyarakat kita sudah banyak yang mengembangkan lengkeng secara swadaya. Catatan kami tidak kurang dari 2.400 hektare lengkeng yang telah dikembangkan mulai dari Sumut, Lampung, seluruh pulau Jawa, Sulsel, Kaltim hingga NTB," bebernya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kulonprogo, Muhammad Aris Nugroho, saat ditemui di Wates mengaku sangat antusias dan mendukung program  korporasi Ditjen Hortikultura. Program tersebut sejalan dengan skenario pengembangan wilayah bertajuk Bedah Menoreh yang sudah dirintis sebelumnya. 

Baca juga : Pembentukan Pengawas Bukan Hal Baru dalam Tata Negara

"Program Bedah Menoreh disiapkan untuk membedah infrastruktur jalan, sektor pariwisata, pertanian, moda transportasi, hingga budaya. Adanya bandara YIA dan KSPN Borobudur menjadikan Kulon Progo dan kabupaten tetangga seperti Purworejo dan Magelang tidak hanya sekadar tempat transit namun bisa berkembang menjadi destinasi pariwisata yang menarik. Lha di sinilah hortikultura masuk," terang Aris semangat. 

Aris menerangkan, proyek ini akan melalui Kecamatan Temon-Kokap-Girimulyo-Samigaluh-Kalibawang hingga Borobudur. Pengembangan Lengkeng Kateki diarahkan ke daerah Pengasih, Sentolo, Wates, Samigaluh dan Bendung Kamijoro. Khusus Samigaluh, sekarang sudah berkembang berbagai komoditas hortikultura seperti durian, manggis, krisan dan tanaman obat. Sekarang ini sudah ada Embung Girilangu untuk mendukung irigasinya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.