Dark/Light Mode

NBRI Gelar IBS 2023, Didik SDM Indonesia Kuasai Ilmu Baterai

Kamis, 28 September 2023 20:45 WIB
Founder NBRI Prof Evvy Kartini (Foto: Istimewa)
Founder NBRI Prof Evvy Kartini (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - National Battery Research Institute (NBRI) menggelar International Battery School (IBS) di ILSC Building, Bogor, Jawa Barat, Selasa-Rabu (26-27/9). Acara mengambil tema “Understanding Battery for 2W-EV, It’s Performance, Safety and Standardization”. Kegiatan ini mengulas proses pembuatan, perakitan, uji kelayakan, sampai standarisasi baterai, khususnya untuk kendaraan roda dua di Indonesia.

Para peserta IBS berasal dari kalangan akademisi, industri, praktisi, dan pemerintah. Selain Founder NBRI Prof Evvy Kartini yang membimbing langsung peserta, kelas IBS juga mengikut sertakan para pemangku kebijakan yang memiliki kapabilitas dan ahli di bidang baterai untuk roda dua, seperti Hyundai Kofico, raksasa produsen kendaraan listrik asal Korea Selatan, yang diwakili Yoga Mugiyo Pratama dan Sihyeon Kim. Yoga dan Kim memaparkan bagaimana standarisasi baterai di Korea Selatan.

Lalu, dari EMS Technology Indonesia, perusahaan yang bergerak dalam penyediaan alat teknik dan konsultasi serta solusi pengujian, menghadirkan Ricky Hendra Wijaya. Ricky memaparkan mengenai baterai testing, juga mendemonstrasikan cara kerja alat testing untuk baterai.

Kemudian dari Badan Stansarisasi Nasional, hadir Sekretaris Komite Teknis 43-02 Kendaraan Jalan Raya Bertenaga Listrik, Fandi Yogiswara. Dia memaparkan materi sudah sejauh mana perkembangan untuk mengkaji standarisasi baterai roda dua di Indonesia.

Baca juga : Asian Games 2022, Tim Basket Indonesia Takluk Atas Korsel

Prof Evvy Kartini mengatakan, kegiatan IBS menjadi salah satu komitmen NBRI untuk melahirkan SDM-SDM andal yang mengerti tentang inovasi baterai. "Alhamdulillah kami sudah membuat kegiatan atau event lebih dari 100-200 kali dan sudah menjangkau 34 negara. Belum lama ini kami juga mengadakan battery summit di Jakarta, yang hadir ada 12 negara dan 176 industri hampir 300 peserta dan semua bicara tentang baterai dari hulu ke hilir,” papar Evvy, dalam keterangan yang diterima redaksi, Kamis (28/9).

Menurutnya, berbicara baterai bukan cuma bicara produknya atau materialnya, tetapi harus pula bicara SDM-nya. Sebab, kalau mau menguasai teknologi, harus punya SDM yang baik.

“SDM ini yang seringkali lupa untuk dididik. Karena nanti akan ada teknologi ketika orang ganti oli jadi ganti baterai. Artinya, dari mulai workshop-nya, bengkelnya, harus dilatih. SDM, pekerja-pekerjanya harus kita latih, supaya nanti kalau ada pabrik baterai di Indonesia, pekerja-pekerjanya adalah orang Indonesia bukan orang asing," lanjut Evvy.

Dia mengakui, sebagai pusat unggulan inovasi baterai dan energi terbarukan, NBRI mencoba menjawab persoalan-persoalan yang ada terkait baterai, kendaraan listrik, energi terbarukan, dan terkait energi storage. Riset yang dilakukan adalah to solve directly the problem to industry. Bukan riset dengan waktu yang lama seperti pada umumnya, tetapi short solve the problem.

Baca juga : Satgas Polusi Klaim Kualitas Udara Ibu Kota Semakin Baik

Selain itu, NBRI juga memberikan kesempatan kepada masyarakat yang ingin belajar tentang baterai dan energi terbarukan. “Begitu banyak anak Indonesia yang pandai. Kami memberi kesempatan mereka belajar di sini. Namanya program internship, tentunya akan kami seleksi. Bahasa Inggris harus kuat karena Co-founder NBRI dari London, Inggris, Prof Alan J Drew,” terangnya.

Mereka akan dididik di NBRI sekitar 3-6 bulan, tanpa perlu membayar bisa melakukan riset. Mereka bisa membuat pabrikasi dan sebagainya. “Jadi kita memberi kesempatan untuk mahasiswa juga dari berbagai universitas. Bedanya kalau industri training harus bayar, mahasiswa tidak perlu. Kita benar-benar support, jadi ada subsidi silang,” jelasnya.

Di hadapan peserta IBS, Evvy memaparkan mengenai baterai litium dan pengetahuan mengenai Battery Pack yang digunakan kendaraan listrik roda dua. Kemudian, pada hari yang sama, para peserta langsung melakukan praktik pembuatan Battery Pack, juga praktik pengujian performa baterai, di laboratorium NBRI.

Peserta sangat antusias dengan materi-materi dan praktik yang didapatkan. Mereka yang hadir umumnya berasal dari industri seperti, produsen sepeda motor listrik PT Electra Mobilitas Indonesia (ALVA) dan dari lembaga pengujian hadir Sucofindo, Tuv Nord. Ada pula dari akademisi seperti Institut Teknologi Semarang dan Universitas Jenderal Soedirman.

Baca juga : Dilepas Jokowi, Atlet Indonesia Dipatok Masuk 10 besar

Arifin Haryadi, akademisi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), menyatakan, dengan mengikuti IBS 2023, memungkinkan belajar banyak tentang konsep komponen baterai, bagaimana cara menyusun baterai, dan hal lainnya dari material mining hingga ke hulu langsung dari para pakarnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.