Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Singapura Dan Malaysia Kepayahan

Darmin Pede Ekonomi RI Lebih Tahan Banting

Kamis, 10 Oktober 2019 08:49 WIB
Menko Perekonomian Darmin Nasution
Menko Perekonomian Darmin Nasution

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Darmin Nasution masih optimis perekonomian Indonesia tumbuh di level 5 persen tahun ini, meski diganggu resesi global.

Menurutnya, dampak resesi global terhadap Indonesia masih lebih minim dibandingkan dengan negara tetangga. Darmin menjelaskan, Indonesia lebih tahan banting dibandingkan negara lainnya. 

“Ada dampaknya. Tapi tak sebanyak Malaysia. Apalagi Singapura. Tahun ini, kita masih bisa bertahan 5 persen ya mestinya bisa karena konsumsi. Jadi kalau dunia payah kita nggak langsung payah,” katanya di Jakarta, kemarin. 

Kendati begitu, Darmin mengatakan, tak menutup kemungkinan kondisi ekonomi global berpengaruh pada kinerja ekspor Indonesia yang melambat pada tahun ini. Apalagi, dua negara yang sedang terlibat perang dagang, Amerika Serikat dan China merupakan negara tujuan ekspor terbesar. 

Baca juga : KPK Malaysia Warning Penerima Duit Haram 1MDB Segera Balikin

Darmin menilai, faktor konsumsi rumah tangga masih tinggi. 

“Karena kita kan lebih banyak tergantung demand di dalam negeri dari pada ekspor. Jadi jangan dicampur aduk. Dunia sedang payah jangan dianggap kita juga payah,” ujarnya. 

Darmin melihat peranan ekspor dan impor Indonesia tidak terlalu tinggi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Menurut Darmin, ekspor dan impor Indonesia lemah dalam enam bulan terakhir. Namun dia melihat impor penggunaan bahan baku dan barang modal, mulai naik. 

“Sejak bulan lalu, mulai membaik lagi. Tapi jangan lupa, kalau bahan baku itu, tidak serta merta begitu impornya turun, growthnya turun,” jelasnya. 

Baca juga : Dua WNA Singapura Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Impor Limbah Tanpa Izin

Lebih lanjut Darmin menjelaskan, pemerintah terus berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Saat ini, pemerintah sedang memikirkan penyederhanaan lebih lanjut dari perizinan melalui omnibus law. 

Menurutnya, jika di pemerintahan ini omnibus law tidak selesai itu, minimal bahannya sudah selesai. 

“Sehingga pemerintahan mendatang bisa menyelesaikannya,” ucapnya. 

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengakui, selama lima tahun pemerintahan Presiden Jokowi, pertumbuhan ekonomi tidak pernah mencapai target yang dicanangkan. 

Baca juga : Jokowi Ingatkan Lagi Pengusaha Terkait Resesi Ekonomi Global

“Kami lihat rata-rata pertumbuhan ekonomi selama lima tahun ini di seputaran 5 persen. Memang lebih rendah dibanding rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 5 tahun sebelumnya yang rata-rata mendekati 5,5 sampai 6 persen,” katanya. 

Untuk diketahui, perang dagang antara dua raksasa ekonomi dunia, China dan Amerika Serikat yang hingga kini masih berlangsung berimbas negatif terhadap ekonomi global. Termasuk negara-negara Asia ¬Tenggara. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.