Dark/Light Mode

Di Roma, Mentan Minta Dunia Kuatkan Kerja Sama Hadapi Tantangan Global

Selasa, 26 September 2023 17:44 WIB
Mentan Syahrul Yasin Limpo menghadiri Global Conference on Sustainable Livestock Transformation yang diselenggarakan FAO, di Roma, 25 September 2023. (Foto: Dok. Kementan)
Mentan Syahrul Yasin Limpo menghadiri Global Conference on Sustainable Livestock Transformation yang diselenggarakan FAO, di Roma, 25 September 2023. (Foto: Dok. Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menghadiri Global Conference on Sustainable Livestock Transformation yang diadakan Food and Agriculture Organization (FAO) di Roma, Italia, Senin (25/9) pagi waktu setempat. Pada konferensi yang diadakan pertama kali oleh FAO tersebut, Mentan menekankan pentingnya kerja sama dunia pada sektor pangan, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan global saat ini.

”Semoga pertemuan ini bisa menjawab kegelisahan yang dirasakan banyak dunia terhadap berbagai tantangan, termasuk potensi krisis global dunia,” ungkapnya.

Baca juga : Pebulutangkis Muda Siap Hadapi Portugal Dan Georgia

Menurut Mentan, potensi krisis pangan global bisa menimbulkan banyak permasalahan bagi masyarakat dunia. Ia menilai, kinerja sektor pangan bisa berpengaruh terhadap sektor-sektor lainnya. ”Kalau pangan tidak tersedia, kondisi pemerintahan bisa tidak stabil. Masalah politik juga akan terjadi,” sebut Mentan.

Untuk itu, dirinya menilai perlu ada paradigma baru dalam pengelolaan pangan di tingkat global. Dia berharap FAO bisa mengambil peran dalam hadirnya paradigma baru itu. “Konferensi ini harus bisa menghasilkan rekomendasi yang bisa dibawa dan diimplementasikan oleh negara-negara yang menjadi peserta konferensi ini,” tuturnya. 

Baca juga : Satuan Kerja KPU Kudu Jamin Keamanan Siber

Selain paradigma baru dalam pengelolaan pangan, Mentan juga meminta adanya arah yang jelas tentang pengolahan, terutama menyangkut industri hilir. “Tidak hanya pada produksi, tapi kita perlu pikirkan hilirisasinya. Produk-produk yang dihasilkan harus mendapatkan pasar yang jelas,” tegas Mentan. 

SYL mewakili pemerintah Indonesia terpilih menjadi salah satu pembicara pada konferensi ini untuk sesi “Policy for Sustainable Livestock Transformation”. Indonesia disebut telah berhasil dalam pengendalian HPAI atau Higly Pathogenic Avian Influenza. FAO berharap praktik yang telah dijalankan oleh Indonesia dapat turut dipelajari dan diadopsi oleh negara-negara lain. 
  
Pada saat memberikan sambutan pembuka, Direktur Jenderal FAO Qu Dongyu menyebutkan dunia membutuhkan solusi dan rencana aksi atas permasalahan yang dihadapi oleh sektor pangan, terutama industri peternakan. “kita harus bersama-sama memperbaiki masalah. Tidak hanya komplain, kita butuh solusi. Dengan alasan itulah konferensi ini didesain,” ujar Qu.

Baca juga : Kiai Di Lebak Minta Ganjar Kembangkan Ekonomi Berbasis Pertanian Di Pesantren

Forum Global Conference on Sustainable Livestock Transformation merupakan forum internasional yang diorganisir oleh FAO untuk menyediakan platform bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk saling berbagi pengetahuan, meningkatkan kesadaran, dan menetapkan prioritas dalam transformasi sistem peternakan berkelanjutan. Mentan RI berbicara pada panel high-level bersama dengan Menteri dan Perwakilan Tingkat Tinggi dari negara Uruguay, Somalia, dan Australia.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.