Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bisa Pakai Skema Dual Listing

Bukalapak Dan Tokopedia Cs Didesak Melantai Di Bursa

Selasa, 15 Oktober 2019 08:01 WIB
Bisa Pakai Skema Dual Listing Bukalapak Dan Tokopedia Cs Didesak Melantai Di Bursa

RM.id  Rakyat Merdeka - Bursa Efek Indonesia (BEI) mendesak perusahaan rintisan berstatus decacorn dan unicorn seperti Bukalapak dan Tokopedia, melantai di bursa saham. Caranya, bisa dengan skema dual listing atau tercatat di dua bursa efek.

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan, perusahaan berstatus decacorn bila melakukan Initial Public Offering (IPO) memang cukup berat jika hanya mengandalkan investor domestik.

Sehingga opsi dual listing bisa menjadi pilihan bagi perusahaan seperti Gojek, Tokopedia dan Bukalapak.

“Mestinya sih kalau melihat daripada listed untuk yang unicorn-unicorn, memang kalau di Indonesia saja rasanya sophisticated investor mungkin masih belum,” kata Inarno di Jakarta, kemarin.

Sebagai catatan, ada bebera pa perusahaan yang telah me lakukan dual listing. Yakni PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang juga listing di New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange (LSE) sejak 1995.

Baca juga : Tokopedia Kedatangan 200 Ribu UMKM Baru

PT Indosat Tbk (ISAT) listing di NYSE sejak 1994, kendati sudah delisting pada pertengahan 2013. Adapun PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga tercatat di Australian Stock Exchange (ASX).

Di Bursa ASX ini, saham Antam diperdagangkan dalam bentuk Chess Depository Interests (CDI) di mana satu CDI mewakili 5 saham.

PT Timah Tbk (TINS) juga sempat tercatat di London Stock Exchange (LSE). Meskipun menghapus pencatatan sahamnya (delisting) dari pada 12 Oktober 2006.

Menurut Inarno, skema dual listing lebih realistis agar dana hasil IPO bisa diserap investor. “Jadi mau nggak mau ya untuk dilakukan ya dual listing. Jadi nggak di luar tapi di sini juga,” tegasnya.

Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI Fithri Hadi menyampaikan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada unicorn Indonesia seperti Gojek, Tokopedia, Bukalapak dan Traveloka.

Baca juga : Balai Benih Dukung Kegiatan Ekspor Komoditas Hortikultura

Agar, bisa menjadi perusahaan publik di Indonesia. Namun, kata Fithri, keputusan untuk melangsungkan IPO ada di tangan manajemen unicorn tersebut.

“Unicorn sudah kita dekati, kasih sosialisasi bahkan kelas khusus. Tinggal mereka yang memutuskan untuk IPO di sini atau tidak,” kata Fithri.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan, perusahaan dengan status decacorn seperti Gojek yang menurut data The Global Union Club valuasinya mencapai Rp 140 triliun, akan sulit bila melangsungkan IPO hanya di dalam negeri.

Pasalnya, emisi yang ditawarkan terlalu jumbo dan bisa susah diserap investor.

“Kalau sudah decacorn susah IPO di dalam negeri, susahnya kenapa dia kalau misalkan valuasinya kan Rp 140 triliun, kalau dia lepas 20 persen, setara Rp 28 triliun, siapa yang mau memakan 28 triliun di dalam negeri,” kata Chief RA.

Baca juga : Dipantau Pakai IT, Penyaluran Biodiesel Makin Transparan

Melalui dual listing, lanjut Rudiantara, investor ritel di Indonesia juga bisa ikut berpartisipasi membeli saham.

“Nanti kalau ada yang listing di luar negeri jangan dibilang enggak nasionalis. Kita dorong mereka dual listing di Indonesia, agar yang ritel masyarakat Indonesia juga bisa beli,” tandas Rudiantara.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.