Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Lakukan Efisiensi Produk

Jonan Optimistis Kemandirian Energi Bisa Diwujudkan

Selasa, 15 Oktober 2019 08:51 WIB
Menteri ESDM Ignasius Jonan  (Foto:Istimewa)
Menteri ESDM Ignasius Jonan (Foto:Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan optimistis kemandirian energi bisa diwujudkan. 

Jonan menilai, kemandirian energi bisa dilakukan jika diproduksi seefisien mungkin. Selain itu, masyarakat bisa membelinya dengan murah. 

“Kita selalu mau mandiri cuma ngomong. Tapi semangat menjalankannya tidak merata,” katanya dalam acara Economic Outlook di Jakarta, kemarin. 

Kemandirian energi, kata mantan Dirut PT KAI ini, kudu mengikuti perkem bangan zaman. Misalnya, saat ini Saudi Arabia sebagai produsen minyak mentah terbesar dunia justru tengah mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 50 giga watt (GW). 

Baca juga : Wiranto Merasa Ditusuk Iblis

Sementara di Indonesia, kapasitas listrik terpasangnya baru mencapai 67 GW. Jonan menilai, untuk bisa mandiri secara energi dengan efisien dan murah, dari sisi hulu harus berani eksplorasi secara serius. 

Lalu, pengembangan kilang dan industri petrokimia juga harus digairahkan di sisi hilirnya. Di sisi hulu, eksplorasi harus banyak dilakukan. Tak hanya mencari sumber energi fosil lebih giat lagi, tapi juga pengembangan energi terbarukan. 

Batu bara dan minyak mentah seharusnya mulai bisa banyak menggantikan sumber energi primer. Dengan begitu, minyak yang diproduksi di dalam negeri bisa dialihkan ke industri petrokimia di hilir. Sayangnya, di sisi hilir seperti pengembangan kilang kerap menemui kendala seperti pengajuan berbagai proteksi sebelum proyek jalan. 

“Ini yang menurut saya, kita harus refleksi. Apa yang sudah kita lakukan. Kekayaan alam Indonesia besar sekali, orangnya hebat-hebat. Saya ingin sektor ini bisa berkompetisi dengan mengutamakan efisiensi. Kalau nulis gampang, ngomong apa lagi,” tegasnya. 
Masih Ketinggalan Jonan juga curhat soal susahnya membuat sektor yang dia kawal lebih efisien. Waktu pertama ditempatkan di Kementerian ESDM, aku Jonan, dia cukup kaget begitu mengetahui sektor ini ketinggalan dari lainnya. 

Baca juga : AP2LI : Kementerian Perdagangan Masih Dibutuhkan Di Kabinet Jilid II

“Masa kabinet ini sampai Jumat kira-kira, hari ini saya ngomong aja. Waktu saya mulai ditugaskan di sini terus terang saya kaget sekali, bahwa sektor energi secara keseluruhan menurut saya praktisnya ketinggalan dari sektor-sektor lain,” ungkapnya. 

Jonan membandingkan sektor energi dengan sektor telekomunikasi yang bisa sangat jauh efisien. Misalnya, 25 tahun lalu sewaktu membeli handphone harganya bisa setara mobil Kijang. 

“Waktu itu harganya sekitar Rp 20 juta sampai Rp 25 juta. Sekarang ini HP Apple harganya Rp 12 juta,” tuturnya. 

Artinya, harga saat ini hanya 5 persen dari mobil Toyota Kijang. Lalu, sektor telekomunikasi juga industrinya berkembang pesat. Jangkauannya melebihi distribusi kelistrikan dan BBM yang lebih tua dari negeri ini. 

Baca juga : Layanan Asistensi Check-in dan Helper Premium di Bandara Soetta Diserbu Penumpang Pesawat

“Menurut saya semua pihak harus bisa berpikir how we can produce better product more competitive cost (bagaimana kita bisa memproduksi produk yang lebih baik dengan biaya yang lebih bersaing),” ucapnya,” ucapnya. 

Ke depan, Jonan berharap, hal tersebut bisa terus diperbaiki. Mengingat sektor energi menjadi tumpuan hajat hidup orang banyak. 

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai, Indonesia harus segera mewujudkan kemandirian energi dengan mengoptimalkan energi baru dan terbarukan (EBT) untuk memenuhi kebutuhan nasional. 

Fabby meminta pemerintahan baru Jokowi dan Ma’ruf Amin untuk merevisi Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi ekonomi Indonesia. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.