Dark/Light Mode

Pendampingan Nasabah Jadi Solusi Kredit Macet UMKM

Rabu, 3 Januari 2024 19:17 WIB
Foto: Ist
Foto: Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - UMKM di Indonesia dikenal sebagai penggerak perekonomian bangsa.

Terbukti, setiap krisis ekonomi UMKM tetapi menjadi penyangga ekonomi negara.

Lembaga keuangan pun tetap setia melayani sektor UMKM agar tetap hidup dan membangun ekonomi lokal dan nasional.

Pelaku UMKM tentu membutuhkan modal untuk memulai atau bahkan mengembangkan usahanya. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM)

Teten Masduki mengungkapkan, kredit macet pelaku UMKM mebcapai Rp 22,9 triliun.

Menanggapi hal ini, Teten menyampaikan, perlu mencari solusi dan mengevaluasi program untuk mengatasi permasalahan kredit UMKM.

Menjadi lembaga pembiayaan group lending dalam sektor ultra mikro terbesar di seluruh dunia, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) semakin yakin pendampingan nasabah menjadi salah satu solusi kredit macet.

Baca juga : Bertemu Ribuan Petani Di Demak, Ganjar Janji Akan Hapuskan Kredit Macet Petani

Hal ini selaras dengan program pemberdayaan PNM. Pembiayaan dan pendampingan nasabah menjadi satu paket. 

Sebab, PNM bekerja untuk pemberdayaan nasabah melalui pembiayaan dan pendampingan.

Pembiayaan dan pendampingan merupakan dua sisi mata uang yang tidak boleh dipisahkan satu dengan lainnya.

“Nasabah kami ini kan banyak yang sebelum bergabung dengan Mekaar tidak memiliki usaha, jadi betul-betul kami bimbing dari awal,” ungkap Sekretaris Perusahaan PNM L. Dodot Patria Ary, beberapa waktu lalu.

Memiliki fokus kepada ibu-ibu prasejahtera dalam salah satu layanannya, PNM Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera), PNM membukakan membukakan akses baru kepada tiga modal utama.

Ketiganya yakni modal finansial, intelektual, dan sosial. Bicara soal modal intelektual, PNM tidak semata-mata memberikan pinjaman saja. 

Namun juga, pendampingan yang berkelanjutan kepada setiap nasabahnya.

Baca juga : Publik Hendaknya Jangan Jadikan Survei Sebagai Acuan Memilih Pemimpin

Dihadirkan melalui unit Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU), para mitra pelaku ultra mikro dan UMKM binaan PNM diberikan berbagai program pelatihan sebagai stimulus memperbesar usaha nasabah.

Tercatat hingga Oktober 2023, PNM sudah melaksanakan 10.109 pelatihan dengan 550.111 peserta.

Tidak hanya itu, sudah 721.780 nasabah yang dibantukan untuk memperoleh NIB.

Pelatihan literasi digital juga dilakukan walaupun masih dalam tahapan yang sangat belia.

Selain kegiatan pelatihan yang sifatnya menjadi program pengembangan kapasitas usaha dilakukan juga pendampingan nasabah setiap minggunya.

Sehingga, sebanyak 14,8 juta nasabah mendapatkan pendampingan usaha melalui Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM).

“Kami rajin melakukan edukasi literasi keuangan, dan klasterisasi usaha yang kami bentuk juga menjadi satu environment yang menguntungkan bagi para mitra binaan, sampai saat ini sudah 418 klasterisasi di desa-desa terbentuk,” tambah Dodot.

Baca juga : Pengembangan SDM Melalui Revolusi Mental

Ratnasari, nasabah PNM dari Jakarta membagikan pengalamannya.

Ratnasari menilai upaya PNM semakin membuahkan hasil, ia merasakan usahanya kian waktu kian meningkat.

Ratnasari yang tinggal di Ibukota mampu mengatasi persaingan jajanan kue kering cukup tinggi. Ia bisa melakukan inovasi dan menciptakan keunggulan produk mulai dari rasa, diversifikasi, dan kemasan menjadi penentu dalam persaingan pasar.

“Sebelumnya packaging saya tidak seperti ini. Setelah beberapa kali mendapat pelatihan dan ada saran dari teman-teman PNM juga, kemasan saya dinilai lebih memiliki identitas,” kisah Ratnasari.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.