Dark/Light Mode

Publik Hendaknya Jangan Jadikan Survei Sebagai Acuan Memilih Pemimpin

Kamis, 28 Desember 2023 20:27 WIB
Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing. Foto: Istimewa
Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing. Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing menilai hasil survei yang menempatkan pasangan Capres-Cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD di posisi buncit tidak bisa dijadikan pegangan untuk mengambil keputusan dalam Pemilu 2024.

Hal itu dikarenakan hasil survei yang dikeluarkan lembaga survei kerap berbeda di luar batas margin of error. Padahal seharusnya, tambah Emrus, perbedaan hasil tidak akan menjadi masalah jika masih berada pada batas margin of error.

"Saya melihat hasil survei di Indonesia tidak boleh menjadi acuan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk mengambil keputusan, buktinya ada perbedaan," kata Emrus, Kamis (28/12/2023).

Baca juga : Ganjar Pranowo Bakal Jadikan Jawa Tengah Pusat Tembakau Di Indonesia

Publik pun diminta untuk bersikap kritis terhadap hasil survei elektabilitas pasangan calon.

"Sepanjang tidak dibuka sumber pendanaannya, sepanjang itu pubik harus pertanyakan hasil survei. Jangan langsung terima hasil survei. Bongkar sumber pendanaan, bongkar metodologinya, termasuk kuesionernya," pinta Emrus.

Emrus menambahkan metodologi survei yang digunakan lembaga survei pun perlu didiskusikan lebih lanjut. Selain metodologi, pertanyaan survei pun berbunyi jika Pemilu dilakukan hari ini.

Baca juga : REPRO Ajak Masyarakat Indonesia Jadikan Pemilu Damai Pemilih Pandai

"Itu kan pada saat kalau andaikan Pemilu hari ini. Artinya sangat dinamis," tegas dia.

Komunikolog itu juga menyebut beberapa contoh Pilkada yang justru dimenangkan oleh paslon dengan elektabilitas rendah, dan tidak diunggulkan.

"Coba cek beberapa Pilkada yang justru dimenangkan kandidat dengan elektabilitas rendah," nilai dia.

Baca juga : Pemilu Makin Dekat, Menag: Agama Jangan Jadi Bahan Guyonan

Oleh sebab itu, Emrus menekankan bahwa pertarungan belum dimenangkan kendati sudah mengantongi hasil survei elektabilitas tinggi. Ia pun meyakini Pilpres 2024 akan berlangsung dua putaran.

"Oleh sebab itu, para 3 kandidat silakan berjuang, para tim sukses, rangkul rakyat, dekati rakyat, kasih program yang rasional yang operasional. Misalnya sumber pendanaannya dari mana? Masuk akal nggak?" pungkasnya.

Sebelumnya, lembaga survei CSIS mengeluarkan hasil survei elektabilitas Capres-Cawapres. Hasil survei CSIS menyebutkan paslon Prabowo-Gibran unggul 43,7 persen. Anies-Muhaimin 26.1 persen, dan Ganjar-Mahfud 19.4 persen.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.