Dark/Light Mode

Diplomasi Ekonomi Indonesia Nggak Kaleng-Kaleng, Ini Buktinya

Sabtu, 6 Januari 2024 13:24 WIB
Menlu Retno Marsudi (Foto: dok. Kemlu)
Menlu Retno Marsudi (Foto: dok. Kemlu)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyampaikan, kementeriannya berkolaborasi dengan kementerian lain seperti Kementerian Investasi/BKPM dan Kementerian Perdagangan, dengan melakukan sejumlah gebrakan dalam diplomasi ekonomi, yang membawa dampak besar terhadap perekonomian Indonesia dalam tahun dua tahun terakhir.

Pertama, diplomasi ekonomi terkait ekspor perdagangan ekonomi, yang terus meningkat dari waktu ke waktu.

Retno mengatakan, berdasarkan data Kementerian Luar Negeri dalam periode Januari hingga November 2023, perdagangan ekspor Indonesia mencapai 439,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp 6,8 kuadriliun.

"Dari waktu ke waktu, tren ekonomi perdagangan ekspor kita terus meningkat. Indonesia mengalami surplus. Investasi juga makin banyak yang masuk." kata Retno dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/1/2024).

Kebijakan diplomasi ekonomi Indonesia juga terlihat pada penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi G20 Bali 2022.

Pada KTT G20 Bali, Kementerian Luar Negeri melakukan langkah out of the box dengan membuat daftar proyek yang dikerjasamakan.

Baca juga : Menlu Retno: Kepemimpinan Indonesia Diakui Dunia

Langkah serupa juga dilakukan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN. Melalui ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF), Indonesia berhasil memperoleh 93 proyek dengan nilai 38,2 miliar dolar AS atau Rp 592,22 triliun.

Gebrakan diplomasi ekonomi lain yang dilakukan Kementerian Luar Negeri adalah melalui perundingan, demi mengurangi berbagai hambatan perdagangan Indonesia.

Salah satunya, perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) terkait diskriminasi produk-produk Indonesia, seperti kelapa sawit dan juga terkait hilirisasi industri.

Indonesia terus memperjuangkan hilirisasi untuk seluruh produk berbahan minyak sawit yang ditentang Eropa, karena dianggap merusak lingkungan.

Faktanya, minyak sawit lebih ramah dari sisi lingkungan, dibanding bunga matahari dan kanola yang banyak ditanam negara Eropa untuk pembuatan minyak goreng.

Pohon sawit bisa bertahan hidup hingga 25-30 tahun. Sementara bunga matahari, setiap enam bulan harus dipanen. Dalam periode tersebut, tanaman bunga matahari atau kanola harus ditebang habis dan ditanam ulang.

Baca juga : Formasi Indonesia Moeda Siap Kawal Gerakan Pilpres 2024 Sekali Putaran

Kebijakan Indonesia yang membuat geram Eropa adalah ketika Indonesia menghentikan ekspor bijih nikel sejak 2020. Kebijakan itu diambil Presiden Jokowi untuk meningkatkan nilai tambah negara.

Nilai tambah nikel RI telah melonjak menjadi sekitar 30-33 miliar dolar AS atau sekitar Rp 450 triliun pada 2022, dibanding saat masih mengekspor bijih nikel, yang hanya 1,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 17 triliun.

"Kita masih mencoba negosisasi dengan Uni Eropa untuk Indonesia, terkait perundingan IEU CEPA. Sementara perundingan lain juga sudah dilakukan dengan beberapa negara Afrika," jelas Retno.

Presiden Jokowi juga mengupayakan Indonesia memperluas potensi pasar luar negeri yang lain, seperti di benua Afrika.

Perluasan pasar ke negara-negara Afrika ini mengusung semangat yang diwariskan Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 yang dikenal dengan Bandung Spirit.

"Kita betul-betul ingin memberikan makna Bandung Spirit, yang mengobarkan semangat antar selatan-selatan. Tahun ini, Bapak Presiden mengunjungi beberapa negara Afrika dalam konteks memperkuat kerja sama selatan-selatan, termasuk kerja sama ekonomi," papar Retno.

Baca juga : Allianz Indonesia Kupas Tantangan dan Peluang Industri Asuransi Tahun 2024

Gebrakan diplomasi ekonomi Kementerian Luar Negeri ini sekaligus menjawab tudingan Cawapres 03 Mahfud MD, yang menyebut kondisi saat ini berbeda dengan kapasitas diplomat Indonesia di zaman dulu yang sangat baik menjalankan tugasnya.

Menurutnya, para diplomat Indonesia tak mengerti dasar-dasar diplomasi dengan baik.

"Kalau ada beberapa pihak yang mengatakan diplomasi ekonomi kita tidak ada, saya kira data-data tersebut berbicara pungkas Retno.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.