Dark/Light Mode

Alokasi KUR BRI Capai Rp 165 triliun Kepada UMKM

Jumat, 12 Januari 2024 16:11 WIB
BRI mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR),terbesar untuk tahun 2024, sebesar Rp 165 triliun. (Foto: Dok. KUR BRI)
BRI mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR),terbesar untuk tahun 2024, sebesar Rp 165 triliun. (Foto: Dok. KUR BRI)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mendapatkan alokasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbesar untuk tahun 2024, sebesar Rp 165 triliun atau lebih rendah dibandingkan target tahun 2023 sebesar Rp 194,4 triliun.

Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) telah menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp 300 triliun di tahun ini.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk dapat memenuhi target tersebut mengingat saat ini BRI sudah memiliki infrastruktur yang memadai, serta sumber pertumbuhan baru melalui Ekosistem Ultra Mikro bersama Pegadaian dan PNM.

Pada 2023, BRI berhasil berhasil menyalurkan KUR senilai Rp 163,3 triliun kepada 3,5 juta debitur.

Baca juga : Tahun 2024, BSI Raih Jatah KUR Syariah Rp 16 Triliun

Mayoritas penyaluran KUR BRI disalurkan untuk sektor produksi dengan proporsi mencapai 57,38 persen.

“BRI juga saat ini telah memiliki sumber pertumbuhan baru melalui Holding Ultra Mikro (UMi yang diyakini dapat mendorong penyaluran KUR kepada grassroot,” ucapnya di Jakarta, Jumat (12/1/2024).

Dari sisi infrastruktur, BRI telah memiliki BRISPOT yang terus dioptimalisasikan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan tenaga pemasar (mantri).

“Selain itu kami juga akan mengoptimalkan potensi dari ekosistem model bisnis baru, seperti PARI dan Localoka,” jelasnya.

Baca juga : Hilirisasi Rumput Laut Bisa Kalahkan Tambang

Dalam dua tahun, integrasi dari ekosistem ultra mikro tersebut berhasil memberikan akses pembiayaan, literasi keuangan dan pemberdayaan kepada lebih dari 37 juta nasabah peminjam dan 165 juta rekening tabungan mikro.

Disamping itu, penciptaan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan masyarakat dan perekonomian grassroot juga tercipta dari ekosistem ini.

Salah satunya terbukti dari peningkatan 1 juta debitur ultra mikro yang naik kelas ke segmen mikro.

“Pendekatan oleh integrasi ekosistem ultra mikro ini dapat menjadi role model untuk menaikkelaskan pelaku usaha di ekonomi grassroot secara terstruktur dan berkelanjutan (sustain),” ucap Supari.

Baca juga : Ganjar Akan Alokasikan Dana Rp 4 Triliun Untuk Insentif Guru Ngaji

Secara umum, ekosistem ultra mikro ini mampu membuka akses keuangan dan memberikan customer experience yang baik terhadap layanan keuangan yang di-customize sesuai dengan kebutuhan nasabah ultra mikro.

“Hasilnya masyarakat segmen ultra mikro yang belum terlayani keuangan formal di Indonesia turun dari 30 juta orang di tahun 2018, menjadi hanya sekitar 9 juta pada 2023,” katanya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.