Dark/Light Mode

Diungkap Sri Mulyani

Defisit APBN Cuma Rp 35 Triliun

Sabtu, 16 Desember 2023 08:23 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam Konferensi Pers APBN Kita, di Jakarta, Jumat (15/12). (Foto: Antara)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam Konferensi Pers APBN Kita, di Jakarta, Jumat (15/12). (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menjelang tutup tahun, APBN mengalami defisit. Per 12 Desember 2023, kantong negara tekor Rp 35 triliun atau setara 0,17 persen terhadap pendapatan domestik bruto (PDB). 

Kendati begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tetap happy. Dia menyatakan, defisit tersebut jauh lebih rendah dari target yang telah ditetapkan pemerintah sebesar 2,84 persen terhadap PDB. Defisit tersebut juga lebih rendah dari target yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 75 Tahun 2023 sebesar 2,27 persen terhadap PDB.

"Ini lebih rendah dari target defisit APBN awal. Ini suatu perkembangan yang sangat positif. Dengan defisit jauh lebih kecil, pembiayaan jadi lebih kecil," ujar Sri Mulyani, dalam Konferensi Pers APBN Kita, di Jakarta, Jumat (15/12/2023).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga senang, karena keseimbangan primer Indonesia masih tercatat surplus Rp 378,6 triliun. Keseimbangan primer merupakan total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.

Baca juga : Libur Nataru, Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Hingga Rp 23,2 Triliun

Defisit Rp 35 triliun ini disebabkan oleh realisasi belanja negara yang lebih besar dibandingkan pendapatan negara. Per 12 Desember, pendapatan negara sebesar Rp 2.553,2 triliun atau 103,66 persen dari target APBN 2023 sebesar Rp 2.463 triliun. Sedangkan, belanja negara tercatat sebesar Rp 2.588,2 triliun atau 84,55 persen dari target APBN 2023 sebesar Rp 3.061,2 triliun.

Pendapatan Rp 2.553,2 triliun itu berarti tumbuh 4,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2.451,8 triliun. Sampai akhir tahun, pendapatan diperkirakan mencapai target sesuai APBN Perubahan 2023, yaitu sebesar Rp 2.637,2 triliun. 

Pertumbuhan pendapatan ini ditopang penerimaan perpajakan yang tumbuh 4,4 persen secara tahunan menjadi Rp 1.996,4 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang tumbuh 3,1 persen secara tahunan menjadi Rp 554,5 triliun.

Sedangkan untuk belanja, yang sebesar Rp 2.588,2, mengalami penurunan 4,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 2.698,4 triliun, Penurunan ini karena turunya belanja pusat sebesar 5,9 persen menjadi Rp 1.840,4 triliun. Meski begitu, transfer ke daerah mengalami pertumbuhan tipis sebesar 0,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 747,8 triliun.

Baca juga : Cadangan Devisa RI Akhir November Tembus Rp 2.145 triliun

Kesehatan APBN juga berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Bank Dunia memperkirakan, ekonomi Indonesia akan melanjutkan pertumbuhan positif di kisaran 5 persen di sisa tahun ini. Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan sedikit mengalami penurunan menjadi 4,9 persen di 2024.

Sementara, Ekonom Utama Departemen Riset Ekonomi dan Kerja sama Regional Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) Arief Ramayandi menyebutkan, momen Pemilu akan mendorong perekonomian Indonesia tumbuh 5 persen pada 2024. Pasalnya, terdapat peningkatan belanja pemerintah untuk Pemilu 2024 yakni sebesar 57,3 persen menjadi Rp 71,3 triliun dari Pemilu 2019 yang sebesar Rp 45,3 triliun.

"Apalagi kalau ada dua putaran sampai Oktober, ini akan mendorong konsumsi masyarakat," ujar Arief, Kamis (14/12/2023).

ADB mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 sebesar 5 persen dalam Asian Development Outlook (ADO) Desember 2023. Perkiraan tersebut didukung prospek permintaan domestik yang kuat.

Baca juga : Hakim Agung Gazalba Saleh Pakai Uang Gratifikasi Beli Rumah Rp 7,6 Miliar Tunai

Arief memperkirakan, konsumsi rumah tangga akan tetap kuat pada tahun depan, yang didukung rendahnya inflasi. Pada 2024, ADB memprediksikan inflasi domestik terjaga pada level 3 persen.

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Sabtu (16/12) dengan judul "Diungkap Sri Mulyani, Defisit APBN Cuma 35 Triliun”.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.