Dark/Light Mode

Resmikan RPB, Teten Ingin Kualitas Kerajinan Kulit Garut Setara Brand Italia

Sabtu, 17 Februari 2024 18:24 WIB
Menkop UKM Teten Masduki (kiri) dalam acara peresmian Rumah Produksi Bersama (RPB) Komoditas Kulit, di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (17/2/2024). (Foto: Dok. Kemenkop UKM)
Menkop UKM Teten Masduki (kiri) dalam acara peresmian Rumah Produksi Bersama (RPB) Komoditas Kulit, di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (17/2/2024). (Foto: Dok. Kemenkop UKM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kualitas produk kerajinan kulit (sepatu, tas, jaket, dan sebagainya) khas Garut diharapkan bisa sejajar dengan produk kulit asal Virenze, Italia.

Meski kerajinan kulit Garut sudah berusia lebih dari 100 tahun, atau sama dengan usia kerajinan kulit Italia, namun secara kualitas dan brand masih jauh tertinggal.

"Karena, kiblat mode kulit itu ada di Italia, dan kita bisa meniru dan mengarah ke sana," kata Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki dalam acara peresmian Rumah Produksi Bersama (RPB) Komoditas Kulit, di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (17/2/2024).

Menurut Teten, di negara-negara Barat, mereka selalu mengembangkan permesinan sebagai alat produksi, sedangkan di Indonesia tidak pernah mengembangkan atau memodernisasi alat produksi produk, khususnya produk kulit.

Baca juga : Ketua KPU Akui Sirekap Bermasalah

Untuk itu ia berharap, RPB ini bisa menjadi pusat untuk pengembangan ekosistem kulit di Kabupaten Garut, sehingga produk kulit Garut bisa terkenal di mancanegara dan brand kulit Garut bisa naik kelas.

Sebab, isu utama terkait produk-produk UMKM adalah soal kualitas, hingga tidak bisa bersaing dengan produk pabrikan dan luar negeri.

"Cara produksi UMKM itu masih sederhana. Dengan adanya alat-alat produksi modern di RPB, diharapkan produk UMKM semakin berkualitas," ujarnya.

Adanya RPB, Menkop UKM berharap kualitas produk kulit asal Garut bisa terus tumbuh sesuai dengan keinginan dan tuntutan pasar dunia.

Baca juga : Menteri Teten: Pelaku UMKM Perempuan Perlu Garap Sektor Produktif Pangan

Bagaimana produk hilirnya sudah harus berkelas dunia. Apalagi, kata Teten, RPB bukan sekadar menyediakan alat produksi belaka, tapi juga sebagai Co-Working Space.

Sebuah tempat untuk belajar bersama, bertukar informasi, hingga ajang inovasi produk. RPB juga akan disiapkan konsultan untuk memperkuat ekosistem bisnis.

Menteri Teten menambahkan, RPB juga menjadi tempat pengembangan desain produk.

"Kita harus pahami tren produk kulit dunia dan perilaku konsumen. RPB harus menjadi Center of Excellence," jelasnya.

Baca juga : Menperin Genjot Pelaku Usaha Jamu Naik Kelas

Ia berharap, RPB harus dikelola dengan baik. Di dalamnya diperlukan keahlian manajerial industri. Juga harus memelihara dan terus memodernisasi alat karena industri terus berkembang. Sehingga, RPB tidak akan mengalami penuaan, tapi terus berkembang.

Sementara itu, Pj Bupati Garut Barnas Adjidin mengapresiasi kehadiran RPB komoditas kulit di Garut yang diharapkan dapat terus berinovasi hingga mampu meningkatkan kualitas produk kulit.

"Sebab, salah satu destinasi unggulan Garut adalah kerajinan kulit. Untuk itu, secara kualitas harus tidak kalah dengan produk luar," ujar Barnas.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.