Dark/Light Mode

Universitas Trilogi Gelar Seminar Peran ESG Dalam Perkembangan Bisnis Masa Depan

Senin, 26 Februari 2024 15:37 WIB
Universitas Trilogi Gelar Seminar Peran ESG Dalam Perkembangan Bisnis Masa Depan

RM.id  Rakyat Merdeka - Lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG) menjadi salah satu kunci penting dalam perkembangan dan keberlanjutan bisnis saat ini. Begitu kesimpulan seminar internasional yang digelar Universitas Trilogi dengan tema Environmental, Social, and Governance: Creating Sustainable Value in Global Business, pada 7 Febuari 2024. Seminar ini dihadiri berbagai narasumber yang berasal dari Malaysia, Inggris, Thailand, dan tentunya Indonesia.

Pawan Adikari sebagai salah satu narasumber dari Essex Business School, University of Essex, Inggris, mengungkapkan bahwa isu Environmental, Social, and Governance (ESG) sangat penting dalam perkembangan akuntansi sektor publik. "Dengan basis aktual salah satu bentuk perbaikan tata kelola sektor publik dalam pelaporan keuangan," kata Pawan, dalam keterangan tertulis, Senin (26/2/2024).

Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis dan Humaniora Universitas Trilogi, Aty Herawati mengungkapkan, terdapat kaitan erat antara bisnis dan akuntansi dengan ESG. Karena itu, perlu integrasi dalam seluruh kegiatan operasional perusahaan dan pengambilan keputusan.

"Adanya integrasi tersebut dapat membantu perusahaan untuk mempertahankan keberlanjutan usahanya dalam jangka panjang, transparansi dalam pelaporan bisnis dan keuangan serta yang tidak kalah penting dalam memenuhi memenuhi harapan pemangku kepentingan," ungkapnya. 

Baca juga : Genjot Prestasi Garuda Pertiwi, Erick Thohir Kontrak Pelatih Asal Jepang

Sehubungan dengan hal tersebut, Wakil Rektor Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan Universitas Trilogi, Anies Lastiati menuturkan bahwa konferensi dengan tema ESG sangat relevan dengan isu terkini.

“Konferensi ini tanpa diragukan lagi merupakan forum yang sangat baik untuk berdiskusi dan mengeksplorasi isu-isu ini dari semua perspektif: akademisi, regulator, dan industri,” ujarnya.

Ia menambahkan konferensi ini tak hanya menjadi kesempatan berharga bagi para peniliti, tapi juga bagi para para pelaku bisnis untuk meningkatkan praktik bisnisnya demi mendapatkan best practice dalam bidang yang ditekuninya.  

Tak hanya itu, menurut Ketua Kompartemen Akuntan Pendidikan Akuntan Indonesia, Dian Agustia menilai konferensi ini bisa meningkatkan budaya meneliti dan publikasi di Indonesia. Sehingga, bisa memberi kontribusi kepada akademisi dan profesional dalam pengembangan riset akuntansi dan Fraud Auditing. 

Baca juga : Eka Suhendra Jadi Direktur Perencanaan Bisnis PIS, Lanjutkan Percepatan Pengembangan Bisnis

"Juga sebagai media diskusi dan komunikasi ilmiah, dalam membangun budaya meneliti dan publikasi di Indonesia. Hasil penelitian dan diskusi ilmiah diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan kesejahteraan manusia,” katanya. 

Sementara itu, Komisaris Utama PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau PELNI, Muhammad Awaluddin, menyebut mengelola isu-isu ESG secara proaktif akan memberikan manfaat bagi proyek-proyek perusahaan. 

Sebab, selain diwajibkan secara hukum, juga merupakan langkah yang harus diambil agar dapat mencapai hasil berkelanjutan dan memberikan ketahanan lebih baik bagi semua pihak terkait. Walaupun Indonesia telah memperkenalkan green financing dalam beberapa kegiatan usaha, standar hijau yang diperlukan dalam penilaian implementasi aspek-aspek ESG masih belum cukup. 

"Karena itu, sangat penting untuk menerapkan standar hijau sebagai landasan bagi bisnis dan investasi berkelanjutan," paparnya.

Baca juga : SWA Dan Peking University Kembali Gelar Program Pertukaran Pelajar

Weng Marc Lim, sebagai narasumber dari Sunway Business School, Malaysia, mengakui pentingnya integrasi tata kelola sosial lingkungan (ESG) dan manajemen kualitas total (TQM) dalam mencapai masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan. 

Walaupun ada kesenjangan yang mencolok antara penerapan dan penelitian keduanya hingga saat ini, integrasi antara ESG dan TQM tetap memiliki potensi besar dalam memberikan manfaat bagi para pemangku kepentingan yang ingin memahami kompleksitas dan cara integrasi yang lebih baik antara ESG dan TQM. 

Pakar dari Faculty of Management Science Prince of Songkla University, Shebley Haslan Abdul Majid, menyoroti peran krusial Public Relation (PR) dalam manajemen krisis. Ia menggambarkan bagaimana PR tidak hanya membantu merek mengatasi tantangan, tetapi juga mampu memulihkan reputasi yang rusak. 

Melalui pendekatan yang tepat, PR dapat memberikan kontribusi besar pada citra merek yang positif dan membangun hubungan yang kuat dengan para pemangku kepentingan. "Yang pada akhirnya dapat mendukung kesuksesan dan pertumbuhan merek dalam jangka panjang," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.