Dark/Light Mode

PLN dan USTDA Sepakati Studi Kelayakan Interkoneksi Listrik Indonesia-Malaysia

Jumat, 8 Maret 2024 21:45 WIB
Penandatanganan grant agreement merupakan wujud nyata kolaborasi antarpihak untuk mendukung ketahanan dan transisi energi. Keterangan foto: Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (ketiga dari kiri), Direktur USTDA, Enoh T. Ebong (ketiga dari kanan), Duta Besar AS untuk ASEAN, Yohannes Abraham (kanan), Executive Director ASEAN Center for Energy, Nuki Agya Utama (kedua dari kiri), Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly (kedua dari kanan), dan Manager of Power, Fossil Fuel, Alternative Energy and Storage ASEAN Center for Energy, Beni Suryadi (kiri). (Foto: Dok. PLN)
Penandatanganan grant agreement merupakan wujud nyata kolaborasi antarpihak untuk mendukung ketahanan dan transisi energi. Keterangan foto: Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (ketiga dari kiri), Direktur USTDA, Enoh T. Ebong (ketiga dari kanan), Duta Besar AS untuk ASEAN, Yohannes Abraham (kanan), Executive Director ASEAN Center for Energy, Nuki Agya Utama (kedua dari kiri), Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly (kedua dari kanan), dan Manager of Power, Fossil Fuel, Alternative Energy and Storage ASEAN Center for Energy, Beni Suryadi (kiri). (Foto: Dok. PLN)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT PLN (Persero) memperoleh hibah 2 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp 31 miliar dari Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat atau The United States Trade and Development Agency (USTDA).

Hal ini ditandai dengan agenda penandatangan Grant Agreement antara kedua pihak, Rabu (6/3/2024), hibah ini berupa studi kelayakan interkoneksi energi hijau lintas batas Indonesia-Malaysia.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, kolaborasi dan kemitraan sangat penting untuk mengakselerasi transisi energi di Indonesia.

Kolaborasi dengan USTDA ini pun, kata dia, sangat penting untuk memperkuat interkoneksi yang saling terhubung antar negara ASEAN.

"Interkoneksi Sumatera-Semenanjung Malaysia dan Kalimantan-Sabah dianggap sebagai salah satu interkoneksi prioritas, mengingat dampaknya terhadap ketahanan energi regional dan percepatan upaya transisi energi," jelas Darmawan.

Baca juga : KSPSI Bakal Bangun Pusdiklat Terbesar se-Indonesia di Purwakarta

Menurut Darmawan, kerja sama ini menjadi simbol kekuatan baru ASEAN yang sebelumnya terpecah-pecah, dan kini menjadi satu kesatuan.

Mimpi ambisius ini, ungkapnya, hanya dapat dicapai melalui kolaborasi, seperti yang ditunjukkan dengan kemitraan PLN dan USTDA.

"Mimpi besar ASEAN Power Grid adalah bagaimana infrastruktur ini dapat membawa kesejahteraan bagi negara-negara di Asia Tenggara, meningkatkan ketahanan energi, dan di saat yang sama juga mendukung transisi ke energi yang lebih bersih. Mimpi ini hanya dapat diwujudkan melalui kolaborasi," ucapnya.

Darmawan menyadari proyek interkoneksi ini bukanlah perkara mudah, ada tantangan dari sisi kebijakan negara yang berbeda-beda, teknis, dan komersial, tantangan ini dapat diatasi apabila seluruh pihak bersatu.

Direktur USTDA Enoh T. Ebong mengatakan, kolaborasi USTDA-PLN ini diharapkan menjadi fondasi interkoneksi yang memungkinkan negara-negara di Asia Tenggara dalam berbagi listrik antar negara dan membantu menyeimbangkan antara pasokan dengan demand lokal.

Baca juga : Sekayu Dinobatkan Jadi Kota Terbersih Di Indonesia

Pihaknya melihat, infrastruktur listrik ini juga akan memfasilitasi pembagian sumber daya Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang berperan penting dalam meningkatkan ketahanan energi masing-masing negara dan mendorong pertumbuhan.

"Kami hadir hari ini karena Indonesia dan Malaysia memiliki perekonomian yang dinamis dan berkembang pesat. Mungkin tidak ada investasi yang lebih penting dalam hal ini selain energi yang dapat diandalkan dan bersih. USTDA sangat senang dapat kembali bermitra dengan PLN," ungkap Enoh.

Menurut dia, kemitraan dengan PLN memberikan peluang besar untuk memperluas pembangunan ekonomi di seluruh Indonesia dan Malaysia.

Terutama untuk menghubungkan ekosistem energi di Asia Tenggara dengan industri Amerika Serikat.

"Pengembangan infrastruktur listrik antarnegara ini akan mendukung ambisi energi terbarukan dan memajukan ekonomi Indonesia dan Malaysia serta membawa manfaat bagi negara-negara anggota ASEAN,” ucap Enoh.

Baca juga : Lagi, SKK Migas dan KKKS Bantu Pemasangan Listrik Wilayah Terpencil

Sementara itu Duta Besar AS untuk ASEAN Yohannes Abraham mengapresiasi penandatanganan kerja sama pengembangan infrastruktur energi antara USTDA dan PLN tersebut.

Dia mengatakan, pengembangan infrastruktur energi ini akan meningkatkan ketahanan energi dan memajukan transisi energi di ASEAN.

"Perjanjian antara USTDA dan PLN hari ini akan membantu mengembangkan interkoneksi tenaga listrik yang diperlukan untuk memperluas perdagangan listrik regional, memastikan pasokan energi yang lebih stabil dan menghadirkan lebih banyak EBT di wilayah tersebut," pungkas Abraham.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.