Dark/Light Mode

Mercu Buana Edukasi Nelayan Pantai Anyer Cara Gemukkan Lobster

Kamis, 14 Maret 2024 14:13 WIB
Universitas Mercu Buana menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang bermitra dengan PT Lobster Farm Indonesia (LFI) kepada nelayan di pesisir Pantai Anyer, Banten. (Foto: Ist)
Universitas Mercu Buana menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang bermitra dengan PT Lobster Farm Indonesia (LFI) kepada nelayan di pesisir Pantai Anyer, Banten. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Universitas Mercu Buana menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang bermitra dengan PT Lobster Farm Indonesia (LFI) kepada nelayan di pesisir Pantai Anyer, Banten. Kegiatan ini merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan nelayan melalui skema kerja sama dalam negeri (KDN). 

Ketua tim PkM Mercu Buana, Antonius Setyadi berharap kegiatan ini dapat berdampak pada peningkatan pengetahuan masyarakat pesisir pantai terhadap budidaya lobster. 

Kata dia, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dengan seksama untuk penggemukan lobster pada bak di darat. Seperti, sirkulasi air harus baik, dan rutin melakukan penggantian air minimum 2 kali sehari.

"Proses penyaringan air dari laut harus baik, menjaga salinitas air, menjaga kadar amoniak di air, menjaga kebersihan air, manejemen pakan yang baik, membuat sarang bagi masing-masing lobster, dapat terbuat dari pipa paralon," kata Antonius, dalam keterangannya, Kamis (14/3/2024). 

Baca juga : Batik Air Nonaktifkan Pilot Yang Tidur Saat Kemudikan Pesawat

Kata dia, sarang dari paralon ini bertujuan agar lobster tidak saling memangsa alias kanibal. "Terutama bila terlambat memberi pakan atau pada saat pergantian kulit," ungkap Antonius. 

Di kesempatan sama, pimpinan PT LFI Widie Tjahjanto mengungkapkan terdapat beberapa jenis lobster air laut yang umum di Indonesia. Antara lain lobster mutiara, lobster pasir, lobster bambu, dan lobster batik.

"Lobster mutiara paling tinggi harganya. Terus lobster pasir di posisi kedua," ucap Widie. 

Widie juga menjelaskan permasalahan yang dialami nelayan di Pantai Anyer. Dia bilang, infrastruktur nelayan di pesisir Pantai Anyer kurang memadai untuk membudidayakan lobster hingga besar. Padahal, aku Widie, harga lobster dengan ukuran besar jauh lebih tinggi dibanding yang kecil. 

Baca juga : Demokrat Belum Temukan Upaya Kecurangan PSI Dan Gelora Gelembungkan SuarA

"Kondisi saat ini yang terjadi adalah semua hasil tangkapan langsung dijual kepada penampung," sesal dia. 

Pihak penampung umumnya hanya dapat menampung lobster untuk beberapa hari. Sebab mereka juga tidak memiliki pengetahuan bagaimana dapat menampung lobster agar tetap hidup lebih lama, atau dapat digemukkan terlebih dahulu. 

"Beberapa perusahaan telah berupaya menjalankan program penggemukan pada keramba di laut, tapi banyak hambatan dalam menjalankan ini terutama dengan kondisi cuaca. Di mana pada saat badai maka risiko rusaknya keramba bahkan hilangnya lobster sangat tinggi," paparnya. 

Untuk itu, LFI berupaya mengembangkan program penggemukan lobster air laut pada bak di darat, sehingga dapat menghilangkan resiko akibat cuaca meskipun banyak hal yang harus diperhatikan. 

Baca juga : Posisi BUMN Kian Penting Ciptakan Ekosistem Nikel

Pada kegiatan PkM ini juga, Mercu Buana melibatkan dua mahasiswa Program Studi Magister Teknik Industri (MTI), yakni Eli Ermawati dan Ades Yulia Apriani. Sebagai mahasiswa Prodi MTI yang baru saja melaksanakan sidang akhir, Eli mengatakan dirinya gembira dapat terlibat dalam kegiatan ini. 

“Kegiatan saya di industri manufaktur perakitan tangki, sangat senang dapat melihat bisnis budidaya lobster ini, di mana sumber daya alam kita memang sangat banyak, yang kalau dikelola dengan sistem manajemen yang bagus akan dapat memberikan hasil yang sangat baik” imbuh Eli Ermawati. 

Sekadar informasi, lobster merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Namun, produk lobster dunia termasuk Indonesia, sampai saat ini masih sangat tergantung dari pasokan alam. Baik benih maupun ukuran konsumsi. 

Data FAO (Food and Agriculture) yang merupakan badan dari PBB pada periode 2010-2017 menunjukan pertumbuhan produksi lobster dunia sebesar 2,3 persen per-tahun. Produksi lobster pada tahun 2017 mencapai 322.000 ton. Di mana 99,52 persen atau 319.000 ton bersumber dari perikanan tangkap dan sisanya dari budidaya. Artinya produksi Lobster masih mengandalkan produksi dari penangkapan di alam. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.